// - 24 - \\

2K 295 20
                                    

' - ulah - '

• • • •

"Souta mana?!"

"Yon sabar dulu."

"Gabisa, keterlaluan banget itu anak."

"Apa sih pi? Ngapain teriak-teriak kek gitu." Echi memandang Rion dengan aneh.

Ia baru saja menikmati gorengan buatan Key, tiba-tiba harus mendengarkan suara teriakan Rion, membuat dirinya jadi tidak mood untuk makan gorengan lagi.

"Souta mana?!" Rion berkata dengan nada tinggi nya.

Matanya memancarkan api amarah, dan disekelilingnya terpancar aura gelap yang mampu melahap siapapun yang ada disekitarnya. Membuat Echi bergidik ngeri.

"Souta dari tiga hari yang lalu ga pulang." Jawab Echi.

Mendengar jawaban dari Echi, Rion semakin mengeratkan kepalan tangannya. Wajah nya terlihat sangat marah.

"Yon ..." Caine mendekat, mengelus dengan lembut lengan Rion yang sudah mengeluarkan urat-urat nya.

Berusaha sangat keras agar Rion tak semakin meledakkan emosi nya, jangan sampai Rion jadi memarahi semua anak-anaknya.

"Tenangin diri dulu," Ujar Caine sembari terus mengelus lembut lengan Rion.

Rion terlihat memegang kepalanya yang tiba-tiba saja nyeri, sungguh! Rasanya otak Rion akan meledak saja setelah ini.

"Pak? Ada apa?" Key datang sembari membawa keranjang baju, seperti nya si sulung ini baru saja selesai mencuci baju.

'Wah pantes ditempat Laundry bau-bau aura suram, ternyata si bapak yang ngamuk.' Batin Key berujar sembari meringis ngilu.

"Souta, itu anak bikin masalah. Masalahnya lumayan gede sampe bawa polisi." Jelas Rion sembari melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu.

"Souta ada ngechat kamu ga Key? Siapa tau dia izin?" Tanya Caine.

"Terakhir kali dia izin, katanya mau main sama temen nya." Jelas Key.

"Kan! Udahlah Caine, gausah nahan aku lagi buat hajar itu anak. Dia udah kelewatan banget loh!" Teriak Rion menyahuti penjelasan dari Key.

"Sabar dulu ya Yon."

"Souta bilang ga Key dia main sama temen yang mana?" Caine kembali bertanya.

Key menggeleng sebagai balasan dari pertanyaan Caine. Rion yang melihat gelengan kepala dari Key, semakin merasa marah, ia ambil asbak yang ada di meja, kemudian melemparkannya hinggan mengenai vas bunga.

"Bangsat!" Teriaknya.

Mendengar keributan yang dilakukan Rion, mampu membuat ketiga orang yang mendengarnya bergidik ngilu. Dengan cepat Echi berdiri dibelakang Caine sembari memegang lengan Caine dengan erat.

Sedangkan Key sendiri? Ia juga mendekatkan dirinya ke Caine, merasa terancam dengan aura gelap Rion.

"Mi takut ih ..." Lirih Echi.

Key mengganguk menyetujui ucapan Echi. Jantung kedua gadis ini terasa amat berdebar, bukan karna jatuh cinta, melainkan karna ketakutan melihat Rion yang marah seperti orang kerasukan.

"Gapapa, biarin aja dulu Rion nya, jangan diajak ngobrol." Bisik Caine dengan lembut.

"Mending kalian keluar dulu aja, jangan di rumah. Rion lagi ngamuk, takutnya kalian kena pecahan kaca-kaca," Titah Caine.

Keduanya mengangguk, menuruti perintah Caine. Dengan segera mereka melangkahkan kakinya untuk pergi keluar dari rumah, tak lupa dengan Key yang menggotong keranjang baju nya.

• • • •

"Gue minta kalian cari Souta, dimana pun itu. Temuin dia, gue mau ngasih dia hukuman." Rion berujar dengan nada yang amat dingin.

Saat ini mereka sedang melakukan rapat, rapat ini diikuti oleh Rion, Caine, Gin, Riji, Mako, Mia, Istmo.

Rapat kali ini membahas tentang permasalahan yang dilakukan oleh si bokem Souta, yang mana mampu membuat Rion marah besar.

Sudah tau kesabaran Rion itu bagaikan tisu dibagi sepuluh, Souta pake acara bikin masalah lagi.

"Maap beh, tapi masalah nya apa? Kenapa si Souta jadi kek kriminal?" Riji mengangkat tangan nya, dan segera bersuara.

Jujur, mereka yang ada disini juga penasaran, masalah apa yang Souta buat hingga membuat Rion marah besar. Karna sedari tadi, Rion tidak menjelaskan masalah apa yang Souta perbuat.

"Lu semua tau kan kita punya masalah sama kelompok sampah SG. Dan anak ini, malah temenan sama ketua kelompok sampah ini, Madelta."

"Dia ikut balapan sama Madelta dan temen-temennya, yang kebanyakan emang anak SG. Sampe kemarin polisi patroli, dan nemuin mereka mau balapan, ditangkap mereka semua. Tapi si Madelta dan temen-temennya yang anak SG gatau kenapa bisa lolos."

"Si Souta jelas ditinggal sama Madelta, jadinya ketangkep dan didenda. Untung yang interogasi si Marcel, jadi dia ga sampe kena penjara." Jelas Rion dengan panjang lebar.

• • • •

Souta nih buat ulah, parah banget. Udah tau bapaknya itu darah tinggi, masih aja berani buat ulah.

Ges, apakah kalian semua sudah mulai bosan dengan book ku ini:'(

Dilihat-lihat makin merosot aja piwer nya. Bilang ya ges jika book ku ini memang membosankan, aku menerima segala bentuk kritik, motivasi dan yang lainnya kok.

Oh ya! Btw selamat datang di chap masalah.

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang