// - 18 - \\

2.3K 315 16
                                    

' - normal day - '

• • •

"Caine? Pada belum bangun?"

Dengan wajah bantalnya, Rion berjalan mendekat kearah dapur, disana sudah ada Caine yang sibuk dengan aktivitas nya di pagi hari.

"Belum, kecapekan kayaknya." Jawab nya.

Rion mengangguk, kemudian merebahkan tubuhnya dibawah meja panjang yang ada disana. Menjadikan boneka pinguin milik Mia yang tertinggal sebagai bantal.

Dengan perlahan matanya tertutup, kembali pergi ke alam mimpi.

"Rion, bisa minta tolong bangunin anak-anak?" Tak ada sahutan dari sang lawan bicara.

"Rion?" Panggil Caine lagi.

Ia berpikir bahwa Rion kembali naik ke atas, sehingga dirinya tak menoleh untuk memastikan apakah Rion ada disana atau tidak.

Ia lanjutkan aktivitas memasak nya, tanpa berpikir dimana Rion berada.

Beberapa menit setelah nya, terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah dapur, entah siapa yang datang. Caine tak menengok sedikitpun untuk melihat, ia hanya menunggu orang tersebut bertanya atau memanggil nya.

Langkah kaki yang datang terdengar bukan hanya satu orang, mungkin sekitar dua atau tiga orang.

"Mami, udah mateng beyum?" Dengan gaya bicara yang sangat khas, Caine tau itu siapa, tentu saja Garin yang ada dibelakangnya.

"Belum Garin, bentar lagi. Sabar yah." Ucap Caine.

Garin mengangguk sebagai jawaban, dia menoleh kebawah meja, melihat Rion tertidur disana.

Dengan pengelihatan yang sayup-sayup dan juga kesadaran yang tak lebih dari seperempat, dia pun ikut membaringkan tubuhnya disebelah Rion.

"Laperr mii." Itu suara Jaki, disebelahnya Krow ikut mengangguk menyahuti ucapan Jaki.

Caine terkekeh, lucu saja mendengar suara baru bangun Jaki yang merengek kelaparan.

"Tunggu dulu ya, bentar lagi. Kamu ke ruang tengah dulu aja, nanti ku panggil kalo sudah." Ujar Caine.

Jaki pun mengangguk, ia langkahkan kakinya menuju tiga anak tangga yang menjadi pembatas ruang tengah dan dapur.

Merebahkan tubuhnya dianak tangga kedua, dan mulai memejamkan matanya. Diikuti dengan Krow yang tidur didekat Garin, dengan menjadikan paha Garin sebagai bantal.

Mereka berempat sangat mirip Dugong yang terdampar.

• • • •

Hampir setengah jam Caine menyelesaikan kegiatan memasaknya. Bukan karena dirinya yang lambat dalam memasak, tapi ini karna porsi yang Caine buat tidak main-main banyaknya.

Mengingat begitu banyak kera-kera kelaparan yang perlu ia beri makan. Sehingga ia mau tak mau membuat porsi makan dengan banyak, jika tidak mau ada insiden tidak kebagian jatah makan.

Dengan nafas panjang nya, ia regangkan tubuhnya yang terasa kaku. Melakukan peregangan pada otot-otot nya yang kaku sehabis memasak, hingga lega.

Mencuci kedua tangan nya, dan bersiap memanggil kera-kera yang kelaparan.

Ia balikkan tubuhnya, berniat segera memanggil seluruh penghuni rumah ini (kecuali penghuni gaib). Namun pemandangan didepannya mampu membuat dirinya memijit pelipis.

Kalian semua pasti bisa menduga apa yang Caine liat.

Iya! Tepat sekali.

Para Dugong yang terdampar dilantai dapur hingga tangga pembatas ruang tengah dan dapur.

Bukan hanya empat, melainkan tujuh Dugong yang Caine liat.

Entah kapan mereka bertambah personil. Perasaan yang menyapa Caine hanya empat orang, kenapa bisa bertambah menjadi tujuh? Sudah mirip boygroup  koreyah yang terkenal saja.

Tiga personil tambahan yang join dalam circle per-dugongan tak lain dan tak bukan adalah 'tiga pilar kehidupan.'

Siapa lagi jika bukan Gin, Riji, dan Mako. Mereka kompak tidur dilantai dengan keduanya memeluk Riji. Sedangkan Riji sendiri, ia tidur dengan punggung Krow sebagai bantal.

Bayangkan saja bagaimana posisi mereka bertujuh

"Pffttt .... Dijual laku berapa ya mi." Ujar Key yang sudah siap dengan camera ponselnya.

• • • • •

Hai, segini dulu ya!

Terimakasih atas support nya.

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang