// - 32 - \\

1.7K 185 0
                                    

' - celaka - '

• • • •

POV ENON

Ruang tamu terasa amat hening dan sepi hari ini. Menyenangkan sekali berdiam di rumah tanpa mendengar ocehan-ocehan dari manusia-manusia anomali.

Sejujurnya agak merinding berada di rumah sendiri, namun juga menyenangkan dilain sisi.

Merinding karna takut jika tiba-tiba penghuni asli rumah ini datang, dan menyenangkan karna kita bisa merasakan serunya me time.

Membalikkan setiap halaman dari novel yang kubaca, dan sesekali memakan biskuit yang mami beli beberapa waktu yang lalu.

Ini menyenangkan, sungguh! Rasanya aku tak ingin mereka semua pulang dalam waktu dekat. Biarkan aku menikmati kesenangan ini semua.

Aku melanjutkan aktivitas ku yang membaca sembari memakan biskuit itu. Hingga pada saat alur novel mulai menyenangkan, tiba-tiba biskuit yang ada di toples habis tanpa sisa begitu saja.

Membuat ku berdecak dan mengomel kecil karna biskuit ini habis diwaktu yang sangat tidak tepat.

Dengan perasaan marah yang membuncah, aku bangkit dari dudukku. Dan kemudian tanpa sadar membanting buku novel itu ke sofa dengan sangat keras.

Sembari membawa toples kaca kosong, aku melangkahkan diriku untuk pergi menuju dapur. Mencari penyimpanan biskuit lainnya, siapa tau mami menyembunyikan sisa biskuit.

Kutaruh toples kaca itu di meja dapur, dan segera membuka laci atas untuk mencari persediaan biskuit.

Saat aku baru memulai pencarian. Tiba-tiba saja, suara benda terjatuh mengalihkan fokus ku untuk mencari biskuit. Aku menoleh, dan melihat sebuah bingkai foto yang jatuh tak berdaya didepan nakas.

Aku menatap bingkai itu dengan pandangan aneh, kudekati tempat dimana bingkai foto itu jatuh. Aku menunduk, mengambil bingkai foto yang jatuh itu.

Kubalik, dan kemudian kulihat foto Mia kecil yang papi pajang disini.

"Kok bisa jatuh dah." Gumam ku.

Ku arahkan tangan ku untuk menaruh kembali bingkai foto yang rusak itu di nakas. Dan kemudian berjongkok untuk membersihkan serpihan kaca.

Tepat saat aku mengambil salah satu kaca. Suara tembakan terdengar, diikuti dengan suara kaca yang pecah, dan suara rintihan Mia.

Aku segera berdiri, berlari menuju kamar utama dengan terburu-buru. Suara adik ku sangat terdengar jelas kesakitan, entah apa yang terjadi.

Dengan perasaan yang takut, aku mendorong dengan kasar pintu kamar utama. Kulihat Mia yang terjatuh dilantai, dengan darah yang mengalir sangat banyak dari kaki nya.

Ini penembakan!

"MIA!" Teriak ku dengan panik.

Kudekati Mia, ingin segera menggendong tubuh Mia untuk segera pergi ke rumah sakit. Namun ku urungkan niat ku saat Mia berujar dengan lirih.

"Orang .... Kak .... Nembak .... Pantai ....." Lirihnya dengan terbata-bata.

Aku mengerti maksud anak ini, ku ambil pistol yang papi pajang di kamar. Dan berlari menuju balkon.

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang