// - 21 - \\

2.4K 296 24
                                    

' - masih masalah kucing - '

• • • • •

"Rion? Kamu beneran ngizinin mereka berdua buat melihara kucing?"

Sang pemilik nama terlihat menggaruk rambutnya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Ya gimana lagi Caine. Si Key, kalo udah ngasih senjata begituan, gabisa nolak aku." Jelas Rion

Caine yang mendengar itu tertawa dengan pelan, merasa lucu melihat kelakuan ayah dan anak sulung nya.

Ternyata memang betul kata orang, anak pertama perempuan pasti tak beda jauh dari ayahnya. Lihatlah Rion dan Key, mereka berdua mirip satu sama lain. Tapi entah kenapa kedua nya enggan dibilang mirip?

"Pfttt .... Tapi, kamu kan takut kucing. Gapapa?"

Mendengar perkataan Caine, membuat Rion mengangkat salah satu alisnya. Merasa bahwa perkataan Caine ini terdengar meremehkan di telinga Rion.

"Mana ada aku takut kucing!" Bantah Rion.

Caine segera mengalihkan perhatian nya dari Rion, dari tingkahnya, Rion tau jika Caine sedang menahan tawa.

Bagaimana Caine tidak menahan tawanya, jika Rion berkata seperti itu dengan nada yang amat sangat pd.

Otak Caine tiba-tiba memutar banyak kejadian lucu antara Rion dan kucing, membuat nya tak mampu untuk menatap Rion. Sehingga membuat nya harus membalikkan badannya.

"Gausah diinget Caine, udah lama itu." Melihat badan Caine yang naik turun, membuat Rion merasa kesal. Ia memajukan bibirnya beberapa centi, ia ngambek dengan Caine!

"Ehem, iya maaf ya." Caine pun melangkahkan kakinya pergi keluar dari ruang kerja Rion. Ia pun segera mengeluarkan tawa nya yang sudah ia tahan sedari tadi.

Meskipun Caine sudah keluar dari ruangannya, Rion masih dapat mendengar suara tawa Caine. Membuat nya semakin memajukan bibirnya, mirip dengan bebek saja.

• • • • •

"INI KUCING SIAPA WOY TENGKAR?!?!!" Itu teriakan Riji.

Dia baru saja mau pergi ke tempat pembuatan senjata, tetapi mengapa ia melihat sosok hewan berbulu tebal sedang bertengkar. Mana suaranya kenceng banget lagi, kan kaget ya.

 Mana suaranya kenceng banget lagi, kan kaget ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih, anjing sama bebek kenapa berantem. Kak Riji kenapa ga dipisah sih!" Mia berlari mendekati kedua kucing yang sedang bertengkar itu, menjauhkan satu sama lain.

"Lah? Itu kucing siapa anjir?" Tanya Riji.

"Kucing aku sama kak Souta." Jawab Mia dengan singkat.

Riji memandang Mia yang sedang meninabobokan kucing nya dengan pandangan aneh, kok bisa mereka pelihara kucing di rumah ini?

"Udah ijin si babeh?" Tanya Riji sekali lagi.

"Udah."

Raut wajah kebingungan semakin kentara terlihat. Masa iya sih anomali ungu itu mengizinkan si bontot pelihara kucing, bukan nya dia yang paling takut sama kucing ya?

"Beneran kamu? Masa iya babeh ngasih ijin."

Mia hanya mengangkat kedua bahunya, terlihat tidak tertarik dengan pertanyaan Riji.

"Rion udah ngizinin kok ji." Itu suara Caine.

Dengan setelan jas rapih nya ia berjalan berdampingan bersama Key, sepertinya mereka akan pergi ke tempat pembuatan senjata.

"Kok bisa itu orang ngebolehin?"

"Key yang bujuk tadi, gatau deh gimana cara dia bujuk." Jawab Caine.

Dengan wajahnya yang melongo, ia mengalihkan perhatian nya kepada Key. Sedangkan yang ditatap, menunjukkan ekspresi bangga nya.

"Saya punya kartu AS si bapak." Ucap nya dengan singkat.

• • • •

"Soutaaa ini kucing nya jauhin!!" Teriakan Rion terdengar di setiap penjuru rumah.

Ia baru saja keluar dari ruang kerjanya, ingin mengambil makanan karna perutnya keroncongan.

Tapi saat di ruang tengah, tiba-tiba saja kaki nya diselimuti dengan makhluk berbulu. Membuat nya kalang kabut berusaha menghindar, bahkan ia sampai naik keatas meja agar tidak dipeluk mahkluk itu.

"Kenapaa sih papii." Souta terlihat berlari mendekati ruang tengah dengan tergesa-gesa.

Souta sangat terkejut mendengar teriakan dari Rion, membuat nya mau tidak mau mendekati tempat dimana Rion berada.

"Jauhin kucing kamu dari papi!" Perintah nya.

Souta yang mendengar itu segera menahan tawanya, ia pun melangkahkan kakinya mendekati tempat berdiri Rion, dan mengambil kucing nya.

"Papi nih aneh, padahal cuma kucing." Ucapnya setelah mengangkat kucing itu ke gendongan nya.

"Pala kau cuma kucing." Balas Rion.

Setelah dirasa aman, Rion pun turun dari meja, dan segera pergi menuju ruang makan untuk mengambil makanan.

'Kerjain ga sih?' Batin Souta.

Ia pun mengikuti Rion dari belakang, berusaha tidak membuat suara apapun agar Rion tak sadar.

Saat sudah sampai di meja makan, ia pun menepuk pundak Rion. Dan saat Rion berbalik, dirinya segera menyodorkan kucing kedepan wajah milik Rion.

"SOUTAAAA!!!!" Teriak Rion.

• • • •

Dua chap lagi, setelah itu welcome ke chap permasalahan.

Makasih atas support nya.

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang