Part 16

2.7K 382 48
                                    

Mark tersenyum sendu seraya menutup matanya, disana ia melihat Haechan tengah menangis seraya menggelengkan kepalanya. "MARK HYUNG HIKS .. PERGI DARISANA, JANGAN HANYA DIAM DAN PASRAH BRENGSEK" teriakan Haechan membuat Mark tersenyum sendu.

Bunyi pelatuk mulai ditarik, Jungwoo yang berada dekat dengannya pun hanya bergumam pelan. "Kalau sampai aku mati disini aku akan menjadi setan paling jahat yang akan memburu mereka nanti" kata-kata yang semacam sumpah ini membuat beberapa dari mereka malah tertawa.

Haechan pada akhirnya berhasil melepaskan diri dari Sangmin, ia berlari sekencang mungkin ke arah member NCT. Sekalipun ia mengkhawatirkan mereka semua, namun mata Haechan terkunci pada member Dream yang sama sekali tidak menutup mata mereka dan menatap Haechan dengan pandangan lembut.

"Jangan menatap ku seperti itu hiks- jika terjadi sesuatu pada kalian maka ini semua salahku" batin Haechan.

DOR/DOR/DOR/DOR/DOR/DOR/DOR/DOR/DOR/DOR

Bunyi tembakan beruntun yang tidak terhitung jumlahnya membuat kaki Haechan tiba-tiba lemas. Bruk, ia terjatuh terduduk di tanah seraya menatap setiap member dengan pandangan takut. Namun setelah beberapa saat dapat ia lihat setiap dari mereka baik-baik saja.

Bruk/bruk/bruk/Bruk/bruk/bruk/Bruk/bruk/bruk

Haechan melihat satu persatu orang bawahan Sangmin yang malah terjatuh, mata Haechan lalu mencari di sekitar dan ia menemukan hyungnya berdiri tidak jauh dari sana dengan posisi siap dengan senjatanya.

"Hyung" bisik Haechan lega, dan dapat Haechan lihat dari balik masker hyungnya lelaki itu juga tersenyum lembut pada Haechan.

"Haechan" panggil Jeno seraya membawa Haechan ke tempat yang lebih aman.

"Jeno" bisik Haechan lega sembari memegang lengan Jeno.

"Tidak apa sayang, semua akan baik-baik saja" ujar Jeno dan Haechan pun mengangguk.

"Ya semua akan baik-baik saja, hyung ku sudah datang" ujar Haechan.

"Hyung?" Tanya Jaehyun dengan nada bingung.

Bruk

Seseorang mendarat di depan member NCT dengan posisi membelakangi, member Ilichil entah kenapa merasa cukup akrab dengan punggung pria yang tidak terlalu tinggi di depan mereka ini. Seperti seorang pahlawan yang datang tepat saat dibutuhkan, Haechan tersenyum menatap punggung kakaknya yang tampak luar biasa untuknya.

"Jaga jarak, dan jangan menggangguku" suara itu merdu namun begitu mendominasi membuat Hendery tanpa sadar mundur perlahan dan menjauh.

Selepas itu mulai banyak orang berdatangan, dapat Haechan lihat target Donghyuck adalah Sangmin. Meski khawatir namun Haechan tahu, Donghyuck akan baik-baik saja.

Johnny entah bagaimana melangkah tanpa sadar saat melihat sosok yang tadi ada di depannya kini tengah beradu dengan sosok Sangmin disana. "Jangan kemana-mana hyung, kau hanya akan menghambat hyungku" ujar Haechan memperingatkan.

"Siapa dia Donghyuck?" Tanya Johnny, "kenapa dia malah membuatku mengkhawatirkannya" lanjut Johnny lagi seraya masih menatap fokus pada sosok Donghyuck disana.

Haechan tidak berkata apapun, namun matanya melirik pada member dream baru setelahnya menatap pada Donghyuck. "Dia hyungku, kakak kandungku" jawab Haechan pada akhirnya.

"Kami tidak pernah tahu kalau kau punya kakak" jawab Taeil dan Haechan hanya tersenyum.

"Setelah ini kalian akan tahu" jawab Haechan.

*

Donghyuck masi terus menyerang Sangmin tanpa henti, membuat Sangmin semakin terdesak. Ini yang tidak pernah Sangmin sukai dari Donghyuck, kelihaian pria ini berkelahi lebih baik darinya. Apalagi Donghyuck juga cukup gesit menghindari peluru yang ia arahkan pada pria itu.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang