Part 48

1.6K 223 22
                                    

Jaemin mengelus sayang kepala Haechan , rasanya sakit sekali melihat orang yang kau cintai tampak rapuh dan lemah seperti ini. "Jangan seperti ini Haechan, kau membuatku benar-benar terluka" bisik Jaemin pelan.

Jika malam itu tidak ada Renjun dan Yoojin entah bagaimana dengan nasib Haechan. Bukannya Jaemin tidak percaya dengan member Ilichil, namun dikondisi seperti itu bagaimana ia bisa percaya.

"Hyung...hiks.. Donghyuck Hyung" rintih Haechan pelan, membuat air mata Jaemin luruh begitu saja melihat kekasih hatinya begitu rapuh.

Bahkan dalam kondisi tidak sadarnya pun Haechan masih memanggil  nama Donghyuck. Tidak ada yang bisa Jaemin perbuat saat ini untuk meredakan kesedihan Haechan, ia hanya bisa selalu mendampingi Haechan.

Cklek

Kamar Haechan terbuka dan sosok Renjun masuk ke dalam kamar. "bagaimana keadaannya?" Tanya Renjun namun Jaemin hanya menggelengkan kepalanya.

"Sudah dua hari Haechan dalam kondisi koma, kalau seperti ini terus aku takut kondisinya makin memburuk" ujar Renjun pelan.

"Lalu apa yang kita bisa lakukan sekarang Renjun, dokter bilang tidak ada yang salah dengannya hanya saja psikisnya yang tidak baik" jawab Jaemin yang membuat Renjun hanya bisa menggigit bibirnya dalam.

"Kau benar " jawab  Renjun putus asa seraya menatap pada Haechan, "lalu kita harus bagaimana?" Tanya Renjun pada akhirnya.

"Aku tidak tahu! Aku benar-benar tidak tahu" jawab Jaemin.

*

Yejin menutup pintu kamar Haechan, ia sudah mendengar semua percakapan Jaemin dan Renjun. Dan jika Yejin diberi pertanyaan yang sama, ia pun juga tidak tahu bagaimana membuat Haechan sadar.

"Donghyuck, lihat bagaimana rapuhnya Haechan tanpamu" bisik Yejin sembari menatap kearah atas. Dalam benak Yejin ada senyum Donghyuck yang masih bisa dilihatnya.

"Nyonya, barang-barang tuan Donghyuck saya tidak berani membongkarnya" ujar seorang pelayan yang membuat Yejin tersentak.

"Barang-barang Donghyuck?" Tanya Yejin.

Pelayan itu mengangguk, "benar, barang-barang yang dibawa tuan Hyunbin saat kembali" ujar pelayan tersebut.

Yejin merenung sejenak sebelum akhirnya ia berjalan ke arah kamar Donghyuck, "tinggalkan aku, biar aku yang memeriksa barang-barang Donghyuck" ujar Yejin.

Pelayan itu mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan Yejin yang menatap tas besar milik Donghyuck. Perlahan Yejin duduk di ranjang sembari membuka tas tersebut.

Tangan Yejin bergetar saat ia mengambil satu baju Donghyuck, dengan penuh kerinduan Yejin memeluk baju tersebut seolah yang tengah di dekatnya adalah Donghyuck.

"Donghyuck"

"Imo"

Yejin tiba-tiba tersentak kala ia seperti mendengar suara Donghyuck. "Donghyuck, kau dimana?" Tanya Yejin lalu menatap kesana kemari dan yang ia dapati hanya kamar kosong Donghyuck.

Yejin seolah disadarkan oleh keadaan kalau keponakannya sudah tidak ada bersamanya lagi. Yejin buru-buru menghapus air matanya sebelum ia mengambil barang-barang Donghyuck yang lainnya.

Namun mata Yejin menatap satu buah map besar dan bergegas mengambilnya, "laporan kesehatan Donghyuck" bisik Yejin pelan dan lalu membukanya dengan tidak sabar.

Mata Yejin terbelak lebar menatap laporan kesehatan Donghyuck, "ini...."

*****

Yuta tidak berencana kembali ke Jepang, namun karena kondisi psikis member Ilichil sedang buruk maka perusahaan memberikan mereka libur seminggu.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang