Part 12

2.6K 373 44
                                    

Ting
Tong

Ting
Tong

"AISSSHH" decak Haechan kesal karena berulang kali mendengar bunyi bel, ia pun langsung bangkit dari posisi tidurnya. Dan bergegas berjalan keluar menuju pintu depan.

Cklek

Namun saat di buka Haechan tidak menemukan siapapun disana, ia hanya melihat sebuah kotak yang tergeletak di depan pintu. Menurut pengalamannya ia memang tidak seharusnya mengambil barang-barang yang diletakkan seperti ini. Namun rasa penasaran Haechan begitu besar jadinya ia pun mengambil kotak itu dan membukanya.

"AAAKKKKHH"

Haechan berteriak dengan sangat keras melihat apa yang ada di dalam kotak itu, potongan kaca dengan darah yang mengalir dimana-mana. Kaki Haechan melangkah mundur perlahan sebelum akhirnya terjatuh, itu benar-benar mengerikan.

"Haechan" panggil Jaemin yang datang lebih dulu seraya mendekap kepala Haechan.

"Jaemin... Jaemin.... Jaemin" panggil Haechan seraya memeluk Jaemin dengan erat.

Jaemin juga melihat isi dari kotak yang tadi dibawa Haechan sudah berhamburan di lantai. Ia pun langsung menggendong Haechan dan membawanya masuk, "bersihkan yang ada di depan" perintah Jaemin pada Jisung yang juga datang bersama dengan Jeno dan Renjun.

Renjun juga langsung berlari ke dapur dan mengambil air untuk Haechan, sementara Jeno menuju pintu depan untuk melihat ada apa disana. Jisung meringis ngeri melihat apa yang ada disana, sedangkan Jeno nampak marah.

"Orang gila mana yang melakukan hal seperti ini" ujar Jeno dengan nada geram, ia pun bergegas memungut pecahan kaca itu dengan tangannya.

"Jangan pakai tangan, pakai ini" perintah Renjun yang membawa alat kebersihan dan menyerahkannya pada Jeno.

"Haechan hyung bagaimana?" Tanya Jisung.

"Jaemin sedang menenangkannya, dia masih terlihat shock sekali" jelas Renjun yang membuat Jisung mengangguk paham, "Jeno, Hati-hati" ujar Renjun saat Jeno hampir terluka.

Jisung berjalan keluar dan memperhatikan sekitar, "aku akan turun dan bertanya pada petugas keamanan" ucap Jisung.

"Tunggu aku, akan pergi bersamamu" ujar Jeno.

"Segera kembali, kita masih harus ke perusahaan nanti" ujar Renjun mengingatkan dan keduanya lalu mengangguk, selepas menyerahkan alat kebersihan pada Renjun.

"Eoh"

Melihat keduanya telah pergi, Renjun kembali masuk ke dalam dorm namun entah kenapa ia tidak kunjung menutup pintu dan kembali menengok keluar. Renjun jelas merasa ada yang melihatnya, namun kenapa saat ia melihat keluar ia tidak dapat menemukan siapapun.

"Apa hanya perasaan ku?" Batin Renjun sebelum benar-benar masuk ke dalam dorm.

*****

Donghyuck memijat kepalanya yang terasa pening, jelas-jelas ia baru bangun tidur tapi entah kenapa badannya terasa lelah. Donghyuck menutup matanya sejenak seraya menghirup nafas dalam-dalam, semalam ia bermimpi sangat panjang. Saking panjangnya Donghyuck tidak menyangka ia akan terbangun di pagi hari.

"Sudah bangun?" Pertanyaan dengan nada lembut itu membuat Donghyuck membuka matanya dan tersenyum.

"Eoh Taeil hyung" jawab Donghyuck seraya melihat sekitar, Donghyuck akhirnya sadar kalau ini bukan kamarnya.

"Apa aku mengigau dan jalan kemari?" Tanya Donghyuck yang membuat Taeil tersenyum geli.

"Kalau mengigau sekalipun yang akan kau masuki adalah kamar Mark, bukan kamar hyung" jawab Taeil dengan senyum lembut di wajahnya.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang