Part 23

2.3K 279 17
                                    

Donghyuck tidak bisa tidur sejak ia berbaring, saat melihat pada Haechan anak itu malah sudah pulas sejak tadi. "Aaaa, aku benar-benar tidak bisa tidur" ujar Donghyuck frustasi. Ini semua karena pikirannya masih terbayang pengakuan Taeil yang begitu tiba-tiba, dan Donghyuck juga belum memberikan jawaban atas permintaan pria itu.

Ia memutuskan untuk keluar dari kamar daripada ia mengganggu Haechan. Tujuan Donghyuck adalah dapur, mungkin dengan minum minuman yang hangat nantinya ia bisa tidur.

Bruk

Donghyuck menabrak seseorang tepat saat ia akan masuk ke dalam dapur, untung saja Donghyuck cepat tanggal jadinya ia tidak sampai terjatuh. Namun orang yang menabraknya tampaknya tidak sigap, Bruk.

Bunyi jatuhnya cukup keras hingga membuat Donghyuck meringis ngeri. "AAAKKHHH SAKIT" jerit orang itu yang membuat Donghyuck merasa bersalah. Ia bergegas untuk memeriksa orang yang ia tabrak, tapi sebelumnya Donghyuck segera menyalakan lampu karena ruang dapur begitu gelap.

"KIM JUNGWOO" panggil Donghyuck heran.

Jungwoo hampir memarahi orang yang menabraknya, namun saat ia tahu kalau itu adalah Donghyuck maka Jungwoo urungkan niatnya tersebut.

"Donghyuck" panggil Jungwoo dengan nada senang, ia bahkan langsung berdiri di dekat Donghyuck.

"Untuk apa kau disini?" Tanya Donghyuck sembari masuk ke dalam dapur.

"Hanya mengambil beberapa tempat makan yang tadi kami gunakan untuk membawa makanan" jelas Jungwoo seraya mengikuti langkah Donghyuck dari belakang.

Donghyuck sebenarnya tidak perlu jawaban apapun, apa yang diperbuat Jungwoo disini itu juga bukan urusannya. Jadi ia hanya sibuk mencari susu atau coklat untuk dibuat minuman hangat, namun entah dimana member dream menyembunyikannya ia tidak bisa menemukannya sama sekali.

"Kau cari apa?" Tanya Jungwoo tepat di telinga Donghyuck.

Donghyuck cukup terkejut karena pria itu masih disana, dengan cepat Donghyuck berbalik dan hampir kepala belakangnya membentur lemari. Namun itu tidak terjadi karena tangan Jungwoo dengan sigap melindungi kepalanya.

"Uuughh" ringis Jungwoo pelan.

Donghyuck dengan cepat menyingkir dan melihat tangan Jungwoo, "bodoh apa yang kau lakukan" ujar Donghyuck marah.

"Kepala mu bisa terluka" jawab Jungwoo seraya menunjuk pada pegangan lemari yang tampak menonjol, dan memang benar jika sampai kepalanya yang terkena tadi entah bagaimana jadinya.

"Kemarikan tangan mu, biar ku obati" ujar Donghyuck dan Jungwok menurut, namun Donghyuck sadar ia juga tidak tahu dimana kotak obat disimpan.

"Tidak ada kotak obat disini" ujar Donghyuck dan Jungwoo pun mengangguk.

"Tidak apa akan ku obati di dorm" jawab Jungwoo seraya bersiap untuk pergi.

Donghyuck tampak menimbang sesuatu sebelum akhirnya ia berkata, "aku ikut, akan ku obati kau disana" ujar Donghyuck yang membuat Jungwoo mengangguk dan tersenyum.

******

Jeno melihat Donghyuck yang keluar dengan Jungwoo, tadinya ia berniat menyusul Jungwoo di dapur dan bertanya apa lelaki itu sudah menemukan apa yang dicarinya. Namun ia malah menemukan Jungwoo dan Donghyuck sedang berbicara.

"Sepertinya aku harus membantu hyungdeul untuk lebih dekat dengan Donghyuck, dengan begitu pendekatan ku dengan Haechan juga tidak akan terhalang" batin Jeno seraya berjalan ke kamar Haechan.

Namun ia keduluan Jaemin yang sudah ada di depan kamar Haechan, "aku ingin tidur dengan Haechan" ujar Jaemin.

"Aku juga" jawab Jeno yang tidak mau mengalah.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang