Haechan meremat kuat sprei ranjangnya, kepalanya mendongak saat merasakan bagian bawah tubuhnya tengah di masuki. "Eunghh...Ren....Ssssakiittt" Bisik Haechan susah payah,
"Rileks sayang" ujar Renjun yang memang masih berusaha untuk dapat memasukkan miliknya, "ini...terlalu sempit" tambah Renjun, demi mengalihkan perhatian Haechan dari rasa sakitnya tangan Renjun bekerja dengan aktif.
Satu tangan di dada Haechan, satu tangan lagi membelai pinggang Haechan dengan sensual. "Ren...uhhh.. darimana kau engghh... mendapatkan kondom?" Tanya Haechan yang membuat Renjun tertegun, ada rasa bimbang dalam dirinya untuk menjawab pertanyaan Haechan.
"Haruskah ku bilang aku selalu membawanya kemana pun" batin Renjun.
"Kau-aaahhh-tidak mencuri milik Yuta hyung bukan?" Tanya Haechan sembari mendesah pelan saat dadanya di pelintir.
"Eumh satu..." Jawab Renjun yang akhirnya memilih untuk berbohong.
"AAAAKKKHH" Haechan berteriak keras kala merasakan milik Renjun telah benar-benar masuk semua. "Ini...aneh" bisik Haechan pelan, ia pun berusaha menghirup nafas dalam-dalam.
"Aku akan mulai bergerak" ujar Renjun.
"Aaahhh-aaahhh-Ren-aaahhh"
Desahan Haechan mulai terdengar di dalam ruang kamarnya, seiring waktu gerakan Renjun pun menjadi lebih cepat tanpa bisa Haechan duga. "Eungghhh-aahhhh- Renjuun...pelan... aaaahhhh" Haechan hampir tidak sanggup menerima hal ini.
Rasa sakit diawal tergantikan dengan rasa nikmat yang tidak bisa Haechan tebak, "aaahhh-Renjun- aaahhhh" Desahan Haechan semakin menggila tidak karuan, apalagi pada akhirnya ia mulai merasakan kalau dirinya akan keluar.
Kaki Haechan memeluk pinggang Renjun dengan erat, kedua tangannya juga langsung memeluk leher Renjun. Atas tarikan Haechan, Renjun pun membenamkan kepalanya di ceruk leher Haechan.
"Ren.....oohh...ak-akku......AAAAHHHHH" tubuh Haechan sedikit melengkung meski posisinya ada dalam dekapan Renjun. Renjun pun juga hampir sampai, jadi ia semakin menaikan tempo permainannya.
"Oohhh-oohhhh" desah Haechan pelan seraya mencoba mengatur nafasnya. Geraman pelan Renjun menandakan kalau pria itu juga sudah sampai, Bruk, tubuh Renjun berbaring diatas tubuh Haechan. Keduanya mengambil nafas dalam-dalam, "gomawo" bisik Renjun lirih sebelum bangkit dari atas tubuh Haechan.
Renjun dengan cepat mengambil tisu di samping ranjang dan mulai membersihkan tubuh Haechan, "uugghh" ringis Haechan seraya mengalihkan pandangannya dari Renjun bahkan ia masih sempat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Kenapa? Sakit?" Tanya Renjun khawatir dan Haechan menggelengkan kepalanya meski tanpa menatap pada Renjun.
"Lalu?"
"Malu" jawab Haechan seraya menutup wajahnya, Renjun sempat mematung sebelum tersenyum geli. Karena Haechan kini ia merasa malu juga, "emh, itu....tidak apa-apa...ah bukan.... maksud ku..." Kata-kata Renjun berantakan membuat Haechan terkekeh sebelum Renjun juga tertawa pelan.
Renjun ikut masuk dan memeluk Haechan dari belakang, "intinya aku senang, dan mau atau tidak kau pacarku mulai sekarang" ujar Renjun.
"HM" jawab Haechan singkat sembari mengangguk.
"Kau setuju?" Tanya Renjun seraya mengangkat kepalanya, dan mengintip pada wajah Haechan.
"Setelah begini memangnya aku harus jawab tidak?" Tanya Haechan balik, yang membuat Renjun tersenyum sumringah.
Cup
Cup
Cup
Cup"Aissh berhenti Renjun" ujar Haechan saat pipinya di cium begitu banyaknya oleh Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiins
FanficLee Donghyuck dan Lee Haechan adalah dua pemuda bersaudara yang kembar identik, wajah mirip, tinggi badan sama, tidak dapat dibedakan sama sekali jika salah satu tidak memperkenalkan diri mereka. namun dua bersaudara ini punya kehidupan berbeda dan...