Part 45

1.9K 266 33
                                    

Haechan berlari dengan kencang memasuki rumah Samchonnya tanpa memakai alas kaki dan baju hangat, kabar yang ia terima saat ia sadar membuat Haechan bersikap spontan seperti ini.

"SAMCHON - IMO" teriak Haechan keras saat melihat keberadaan keduanya. Haechan berhenti tepat di depan Hyunbin yang hanya bisa menatap sendu pada Haechan.

"Itu bohong bukan?" Tanya Haechan pelan, ia menatap pada Hyunbin dengan ekspresi berharap. Berharap apa yang diberitahukan padanya hanyalah kebohongan.

Yejin langsung memeluk Haechan dengan erat sembari mengusap sayang kepala Haechan. "Maaf" hanya satu kata yang diucapkan oleh Yejin namun air mata Haechan langsung lurus begitu saja.

"Dia tidak mungkin meninggalkan ku, dia sudah berjanji" ujar Haechan yang masih menolak untuk percaya. "ITU TIDAK MUNGKIN" teriak Haechan tiba-tiba.

Yejin mendekap Haechan dengan erat, "ini juga berat untuk imo" ujar Yejin pelan. "Imo juga tidak mau percaya dengan apa yang telah imo dengar" lanjut Yejin.

"Hiks... Donghyuck Hyung tidak boleh meninggalkan ku, dia sudah berjanji akan kembali....hiks...dia berjanji" ujar Haechan yang tampak lebih tenang seraya membalas pelukan Yejin dengan erat. 

"Lalu dimana jasadnya?" Tanya Haechan.

"Tidak ada" jawab Hyunbin yang membuat Haechan langsung menatap pada pamannya.

"Apa maksudnya dengan tidak ada?" Tanya Haechan.

"Mereka tidak dapat menemukan jasadnya " jawab Hyunbin.

"Kalau begitu Donghyuck Hyung belum mati" jawab Haechan, "aku tidak akan pernah percaya sebelum aku melihat jasadnya" lanjut Haechan.

Yejin menatap pada Hyunbin yang tidak bereaksi apapun. "paman akan pergi mencari tahu, bahkan paman sudah berniat berangkat malam ini juga ke Irak" jawab Hyunbin.

Haechan mendekati Hyunbin dan memegang tangannya, "paman, temukan Donghyuck hyung" pinta Haechan dan Hyunbin pun mengangguk.

Yejin memegang punggung Haechan, "tenang saja, aku akan menjaga Haechan disini" ujar Yejin dan Hyunbin pun mengangguk.

"Jaga dirimu dan anak kita juga" pesan Hyunbin seraya mengelus perut Yejin dan Yejin pun mengangguk.

****

Doyoung menatap jengah pada Jeno, Jaemin, Chenle dan Renjun serta Ji-Sung. "Mau sampai kapan kalian berada disini?" Tanya Doyoung dengan nada jengah.

"Kau tahu kami tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Haechan" jawab Renjun.

Doyoung memijat kepalanya yang terasa pusing, "dia pulang ke rumah pamannya" jawab Doyoung.

"Aku tahu" jawab Jaemin singkat sembari melipat kakinya dan menatap Doyoung dengan santai. "Tapi akan percuma menemuinya disana, meski aku bisa berbuat kasar untuk membawanya tapi Haechan tidak akan senang" lanjut Jaemin yang membuat Doyoung rasanya ingin menarik dengan kuat rambut pria itu.

"Kami ada jadwal sebentar lagi" ujar Mark mencoba memberikan member dream pengertian.

"Pergi saja, lagipula tidak ada yang layak untuk diambil di tempat ini" jawab Chenle santai, dan kali ini Doyoung benar-benar berniat menarik rambut Chenle sebelum aksinya di hentikan oleh Taeyong.

"Sudahlah kita pergi saja" jawab Taeyong.

Member Ilichil satu persatu pun mulai pergi sampai akhirnya Johnny yang terakhir. Ia berdiri diam cukup lama menatap pada Jaemin, dan hal itu pun disadari oleh Jaemin.

"Kenapa ada yang perlu kau katakan padaku Hyung?" Tanya Jaemin.

Johnny mendekati Jaemin lalu berkata, "membawa mereka pergi apa itu ide yang baik?" Tanya Johnny.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang