Duar
Donghyuck tersentak saat mendengar bunyi ledakan yang begitu besar di sisi timur. Kakinya langsung berlari ke arah suara tersebut, dan Donghyuck terkejut dengan pemandangan di depannya.
Duar
Bunyi ledakan lain terdengar di sisi barat, Donghyuck tidak punya waktu untuk diam. Ia harus segera mengevakuasi warga.
"Sersan Kim, bawa para warga ke tenda pengungsian sekarang juga" perintah Donghyuck pada bawahannya.
"Siap laksanakan kapten" jawab sang bawahan sebelum berlari menuju tentara yang lainnya sebelum dengan cepat mereka mengevakuasi warga.
Malam ini untungnya Donghyuck berada di pos penjagaan, jadi mereka dengan cepat bisa mengevakuasi lebih cepat.
"Bentuk satu tim agar dapat pergi bersamaku ke arah barat, lalu bentuk tim lain untuk pergi ke timur" perintah Donghyuck.
"Siap laksanakan kapten" teriak beberapa prajurit yang berada di dekatnya.
**
Donghyuck memberikan perintah melalu bahasa isyarat agar mereka menahan pergerakan. Tepat sesuai dugaan kalau ada sekelompok orang yang sengaja membuat kekacauan malam ini.
Mata Donghyuck mengawasi dengan cermat, puluhan orang di sana sepertinya merencanakan penyerangan kedua. "Kita kalah jumlah, sebaiknya kita mundur lebih dulu" perintah Donghyuck pelan pada prajurit disampingnya.
Pria muda disebelahnya mengangguk seraya memberitahu pada prajurit lainnya dengan bahasa isyarat kalau mereka harus mundur.
Krak
Namun entah siapa yang mengacau, mata Donghyuck sempat melihat siapa orang yang telah mengacaukan perintahnya.
Dor
Dor
DorTembakan beruntun datang ke arah Donghyuck dan pasukannya yang langsung saja membalas tembakan tersebut sembari bersembunyi. Donghyuck dan prajuritnya jelas terdesak, apalagi ketika kelompok teroris itu sudah bergerak semakin dekat ke arah mereka.
Donghyuck tahu mereka tidak bisa mundur, namun ia tidak bisa membiarkan setiap anggotanya mati disini secara sia-sia.
Tuk
"Jangan lakukan apapun kapten"
Tubuh Donghyuck hanya bisa berdiri kaku saat merasakan ada yang menekan kepalanya. "Kau" ujar Donghyuck dengan nada mendesis.
"Hahahhahaha"
Tawa mengerikan itu terdengar di telinga Donghyuck, "kenapa kau....".
"Lee Donghyuck kau pikir dapat menang dari ku begitu saja" sahut suara itu.
"Turunkan senjatamu" ujar pria di belakang Donghyuck, dan Donghyuck hanya bisa menuruti. Mata Donghyuck melirik tajam pada setiap anggotanya yang telah di lumpuhkan.
"Kalian bisa urus orang-orang itu, tapi Lee Donghyuck hanya aku seorang yang dapat menanganinya" ujar pria itu, "berjalan maju" perintah lelaki itu pada Donghyuck yang hanya bisa pasrah.
Dor
Dor
DorMata Donghyuck membulat mendengar suara tembakan sontak ia berbalik untuk melihat setiap anak buahnya yang telah tewas.
"KIM SEOK HO" teriak Donghyuck marah.
Namun pria yang pernah menjabat sebagai seorang jenderal ini tampak tidak merasa bersalah sama sekali. "Khawatirkan saja nyawamu sendiri kapten, kau pun tidak dapat melarikan diri" ujar pria itu.
Donghyuck tersenyum kecil, "kau tidak akan membiarkan ku mati, ku tebak kau pasti ingin menyiksa ku sampai kau merasa puas" ujar Donghyuck.
Kim Seok Ho tersenyum mendengar ucapan Donghyuck, "tentu saja kau benar kapten, aku akan menyiksa mu sampai kau menginginkan kematian mu, lalu akan aku kirimkan kepala mu pada paman mu yang sombong itu" ujar Seok Ho penuh dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiins
أدب الهواةLee Donghyuck dan Lee Haechan adalah dua pemuda bersaudara yang kembar identik, wajah mirip, tinggi badan sama, tidak dapat dibedakan sama sekali jika salah satu tidak memperkenalkan diri mereka. namun dua bersaudara ini punya kehidupan berbeda dan...