Part 42

1.2K 234 24
                                    

Dingin!

Haechan hanya mengusap lengannya yang terasa dingin saat ia memilih untuk berdiri diam di balkon. Jaemin yang baru saja mandi langsung menyusul Haechan ke balkon sembari membawa selimut.

Jaemin memasangkan selimut itu di punggung Haechan, lalu memeluk pinggang Haechan dari belakang. "Haechan, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?" Tanya Jaemin pelan.

Haechan memilih diam dan tidak menjawab apapun, "apa yang bisa membuat orang tuamu puas dan tidak akan mengusikku?" Tanya Haechan.

Jaemin menatap dalam pada Haechan setelah membalik badan Haechan agar menatapnya, karena jujur saja ia tidak mengira akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Tentang orang tua ku jangan kau pikirkan" jawab Jaemin.

"Uang? Apa itu tidak cukup?kau tahu bukan bahwa keluarga ku kaya Jaemin" Tanya Haechan dan nada lirih.

Jaemin memegang pipi Haechan, "jangan pikirkan apapun, orang tua ku terutama appa ku tidak akan mengusik kita" jawab Jaemin berusah meyakinkan Haechan.

Jaemin menempelkan keningnya di kening Haechan, "jangan pikirkan mereka, kau hanya harus memikirkan dirimu sendiri saja" bisik Jaemin yang membuat mata Haechan menatap tepat di mata Jaemin.

"Aku hanya tidak ingin kau, Jeno, Renjun, Jisung dan Chenle merasakan apa yang kurasakan" bisik Haechan pelan. "Aku yatim piatu sejak kecil Jaemin, jika bukan karena Donghyuck Hyung aku bahkan tidak tahu seperti apa hidupku" lanjut Haechan.

Jaemin tersenyum lembut seraya memeluk leher Haechan, "aku tahu, aku pun sama dengan mu Haechan. aku mungkin masih punya seorang appa, tapi kau juga tahu kalau pria itu tidak pernah menganggap kehadiran ku" Jaemin berkata pelan.

"Aku tidak butuh dia dalam hidupku, tapi kau tahu aku membutuhkan mu Haechan" lanjut Jaemin dengan penuh perasaan.

Haechan tidak tahu harus berbicara apa, ia berniat mengalihkan pandangannya dari Jaemin. Namun Jaemin mengarahkan wajahnya kembali menatapnya.

"Jangan pernah meninggalkan ku, bahkan aku juga tidak mengijinkan mu memikirkannya" ujar Jaemin dengan nada yang terdengar memohon.

Tatapan Haechan melunak, ia memang tidak bisa mengabaikan Jaemin. Tangan Haechan lalu memeluk Jaemin dengan erat, yang membuat Jaemin tersenyum dan langsung membalas pelukan Haechan.

"Aku mencintaimu Haechan" ujar Jaemin.

"Nado Jaemin-ah" jawab Haechan.

"Tentu saja aku tahu kau juga mencintaiku, siapa memang yang bisa lari dari pesona ku yang luar biasa" ujar Jaemin percaya diri yang membuat Haechan tampak ingin muntah setelah ia menjaga jarak dari Jaemin.

Huek

Jaemin tersenyum lembut sebelum ia meraih leher Haechan hingga kini tubuhnya dan tubuh Haechan jadi menempel. "Bahkan kau juga tidak akan bisa menolakku malam ini" ujar Jaemin, setelahnya ia langsung menggendong Haechan ala bridal style dan membawa Haechan masuk.

"JAEMIN" jerit Haechan keras

******

Mark menatap hasil pekerjaannya dengan wajah puas, ia berhasil memasang tempat tidur untuk Baek Ho. "Ini bagus" puji Mark pada dirinya sendiri.

Mark lalu menoleh dan melihat kearah harimau kecil yang tidur itu. Dengan hati-hati ia mengangkat harimau itu dan meletakkannya di tempat tidur yang telah di pasangnya.

Disana juga ada Jungwoo yang menatap dengan tatapan iri, "kenapa anak harimau itu hanya jinak dengan mu" ucap Jungwoo dengan nada jengkel.

"Tidak tahu " jawab Mark yang juga merasa bingung.

TwiinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang