Asha menarik nafasnya dalam-dalam. Saat ini ia masih belum diberitahu hasil pemeriksaannya beberapa waktu lalu.Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan duduk di meja kecil sudut kamarnya untuk menuliskan apa saja syarat yang ia ingin berikan pada Amara.
Berkali-kali Asha menulis dan mencoretnya. Melakukan revisi dan memikirkannya dengan sangat hati-hati.
Salah satu syarat yang sudah pasti ada di dalamnya adalah soal tempat tinggal dan uang bulanan.
Kesulitannya saat ini ada dalam dua hal utama itu.
Yang pertama Asha menuliskan bahwa is ingin agar Amara memberikannya sebuah rumah atau tempat tinggal permanen dengan tanah atas namanya dan sah di mata hukum.
Kedua, Asha ingin tetap diberikan uang bulanan seperti gaji dengan nominal tiga puluh juta setiap bulannya, selama masa kontrak itu masih berlangsung.
Karena, Asha berpikir pasti ia akan keluar dari pekerjaannya dan berada full dalam pengawasan Amara. Sehingga, Asha tidak akan bisa memberikan nafkah bulanan pada keluarganya. Ia tak ingin keluarganya terlantar selama Asha pergi dari sana.
Ketiga, Asha ingin tetap memberikan full asi miliknya pada bayi itu selama dua tahun. Demi kesehatan bayi itu sendiri.
Keempat, Asha tidak ingin ada pihak manapun yang tahu soal perjanjian mereka. Termasuk keluarga dari kedua belah pihak.
Syarat lainnya, ia tulis di atas kertas itu. Lalu Asha menempelkan meterai dan melakukan tanda tangan diatasnya sebagai tanda bukti sah.
Asha mengirimkan foto syarat dan perjanjian itu pada Amara.
Amara juga sudah mengirim syarat yang harus Asha patuhi.
Mereka berdua sama-sama sedang meninjau syarat yang diberikan oleh masing-masing.
Salah satu syarat yang membuat Asha sedikit tak nyaman adalah Amara meminta agar Asha tak menunjukan wajahnya pada suaminya. Sama sekali.
Bahkan, Asha tak di izinkan untuk mengobrol atau berbicara dengan Mavi. Kecuali, jika ada hal yang mendesak.
Asha juga tidak diperbolehkan mendesah saat berhubungan dengan Mavi.
Selama masa kontrak berlangsung, Asha harus tinggal dan berdiam disebuah rumah yang akan ia tempati sementara sampai nanti melahirkan.
Asha juga tidak diizinkan untuk melihat bayi itu setelah lahir, karena Amara akan langsung membawanya.
Semua kebutuhan vitamin dan pemeriksaan akan Amara sendiri yang mengontrolnya.
Asha harus melaporkan apapun pada Amara tentang hal yang berhubungan dengan kehamilannya, dan masih banyak lagi syarat yang diajukan Amara.
Asha mencoba untuk menimbang-nimbang kembali. Lalu satu pertanyaan muncul dibenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }
FanfictionAda banyak cara untuk mencari uang. Termasuk dengan meminjamkan rahim sendiri. Orang gila mana yang mau melakukannya demi uang? Asha, adalah satu-satunya. Merasakan beratnya menjadi tulang punggung keluarga semenjak kepergian sang ayah. Belum la...