CHAPTER 43

1.7K 221 18
                                    

Bayi itu menggeliat kecil dalam dekapan Amara, setelah tiga hari pemulihan Asha diperbolehkan pulang dan memutuskan untuk menemui Amara lebih dulu.

Amara hampir saja meneteskan air matanya, ia menyentuh hidung mancung Eshaal yang sangat mirip dengan Mavi.

Dadanya bergemuruh hebat.

Andai...

Andai saja bayi yang di dalam pelukannya saat ini adalah bayinya sendiri, apakah rasanya akan lebih bahagia?

"Perpaduan wajah kalian berdua, rasanya sangat adil." Ucap Amara dengan kekehan kecilnya.

Mavi dan Asha saling melempar pandang lalu tersenyum.

"Mba, setelah mba Amara pulang dari rumah sakit nanti, aku dan mas Mavi akan segera siapkan semuanya untuk foto keluarga kalian bertiga ya." Ucap Asha.

Amara menatap Asha dan mengangguk.

Dengan begitu, Amara memaksa Jessica untuk memulangkannya dan melakukan sisa perawatan di rumah saja.

Meski Jessica sempat menolak, tetapi ia tak punya pilihan. Karena, tidak ada yang pernah tahu kapan keinginan Amara akan berubah menjadi permintaan terakhirnya.

***

BGM: Raissa Anggraini - Losing Us 🎶

.

Rumah kediaman Amara tampak ramai kembali dengan beberapa orang yang melakukan persiapan untuk pemotretan.

Karena baru seminggu Asha kembali dari rumah sakit, ia masih harus terbatas dalam beraktifitas karena jahitannya yang cukup banyak saat melahirkan normal.

Eshaal yang bobotnya mencapai tiga koma delapan kilogram, dengan tinggi lima puluh dua centimeter membuat Asha harus berjuang keras melahirkannya.

Meski sudah bisa berjalan, tetapi Asha harus tetap berhati-hati dalam melangkah.

"Eshaal, hari ini ada pemotretan dengan mama Amara dan ayah ya sayang. Ibu boleh minta tolong ya, Eshaal tolong bantu ibu ya supaya kamu gak rewel dan tenang. Bisa ya, nak? Eshaal anak ibu yang tampan dan baik, tolong kerjasamanya hari ini ya sayang."

Asha mengelus pipi bayinya yang sedang ia susui lebih dulu agar nanti Eshaal bisa tenang setelah kenyang meminum Asinya.

Di lain kamar, Amara baru saja selesai dengan riasannya.

"Bisa kita mulai sekarang ya bu fotonya?" Tanya seorang dari kru foto.

Amara mengangguk.

Mavi mengetuk pintu kamar dan membukanya. Ia melihat Asha yang baru saja selesai menyusui putranya.

"Udah selesai menyusuinya, Sha? Mereka bilang fotonya udah mau di mulai," ucap Mavi berdiri di depan Asha.

"Udah mas, ini Eshaal juga udah kenyang kok."

Asha menyerahkan bayinya pada Mavi, membiarkan pria itu yang membawanya.

"Ayo jalannya pelan-pelan aja, sayang."

Mavi menunggu Asha untuk jalan lebih dulu mendahuluinya ke kamar Amara.

Suara ketukan pintu terdengar, Amara menolehkan pandangannya pada pintu masuk.

Ia melihat Asha yang berjalan dengan pelan masuk ke dalam kamarnya, disusul Mavi dan bayi mungil itu dalam gendongan nya.

Amara tersenyum kecil.

Asha menarik sudut bibirnya, ia cukup terkejut melihat hasil riasan Amara yang membuatnya menjadi seperti saat ia masih terlihat bugar dulu.

Amara memakai wig rambut yang modelnya persis seperti bentuk rambutnya dahulu.

The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang