Kali ini Asha bangun lebih dulu dari Mavi. Ia melakukan beberapa aktifitas. Seperti membuat sarapan untuk Mavi, karena ia pikir harus membayar hutangnya waktu itu saat Mavi membuatkannya sarapan.
Suara gemiricik air membuatnya merasa tenang, menyirami beberapa tanaman yang ia rawat, lalu melihatnya sudah berbunga membuatnya senang.
Sejujurnya, Asha sangat rindu jalan-jalan diluar seperti ke kafe untuk membaca buku dengan Tania dulu.
Oh, ia sangat merindukan sahabatnya. Mereka masih berkomunikasi meskipun memang tidak seintens dulu karena Tania semakin sibuk.
Asha menyirami bunga warna-warni yang terlihat cantik itu. Ia menyentuh kelopaknya perlahan lalu tersenyum.
Rasanya senang melihat hasil tangannya sendiri bisa mekar dengan cantik. Mereka tumbuh bersama dengannya di rumah itu.
Kegiatan Asha sehari-hari tak jauh dari membaca, merawat bunga, berkebun, olahraga, menonton film dan berputar terus seperti itu.
Bahkan, ia berhasil menamatkan seluruh series film yang dulu sering ia lewatkan karena terlalu sibuk bekerja.
Saking asiknya merawat bunga-bunga itu, Asha sampai tak menyadari kalau sejak tadi Mavi sudah berdiri dan menyadarkan tubuhnya di pinggiran lis kayu pintu.
Ia memperhatikan gerak gerik Asha, gadis itu sangat telaten menggunting daun-daun yang sudah tua.
Asha juga memetik tanaman tomat kecil yang sudah berwarna merah. Ia memanennya dan berhasil membawa semangkuk kecil.
Melihatnya tersenyum hanya karena merawat bunga-bunga itu membuat Mavi entah mengapa, tetapi ia merasa lebih tenang?
Rambutnya yang hitam panjang bergelombang membuatnya terlihat sangat anggun.
Mavi lebih suka saat melihat Asha membiarkan rambutnya terurai.
Asha telah selesai menyirami tanaman dan ia ingin masuk untuk mencuci tomat hasil panennya.
Ketika ia membalik badan, Asha sangat terkejut melihat kehadiran Mavi disana. Bahkan beberapa tomat kecil itu menjadi berhamburan di bawah karena Asha tak sengaja menjatuhkannya saat terkejut tadi.
"Maaf, saya bikin kamu kaget ya?" Tanya Mavi lalu membantu Asha mengambilnya.
"Sedikit," jawabnya.
Mavi tertawa, melihat wajah kaget Asha yang terlihat lucu baginya.
"Pak- maksud saya Mavi, saya tadi sudah buatkan sarapan"
"Sudah habis,"
"Apa?"
Asha menatap Mavi, apakah ia tak salah mendengarnya barusan?
"Sudah saya makan, sudah habis."
"O-oh..."
"Kamu yang masak?"
Asha mengangguk, lalu ia berdiri.
"Asha, kamu bisa panggil saya mas kalau kamu merasa kurang sopan buat panggil nama saya langsung."
Asha mengerjapkan matanya seperti boneka.
Mavi terkekeh, ia mengacak pelan puncak kepala Asha.
"Ini tomat hasil panen kamu?"
Lagi-lagi ia hanya bisa mengangguk.
"Sini saya bantu cucikan,"
Mavi mengambil mangkuk itu dari genggaman Asha dan membawanya ke dapur.
Sejujurnya, Asha tidak tahu harus merespon bagaimana. Lagi-lagi ini adalah pertama kali baginya memiliki interaksi harian dengan Mavi.
Asha melangkah masuk menuju dapur dan ia melihat Mavi benar-benar mencuci tomat itu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }
FanfictionAda banyak cara untuk mencari uang. Termasuk dengan meminjamkan rahim sendiri. Orang gila mana yang mau melakukannya demi uang? Asha, adalah satu-satunya. Merasakan beratnya menjadi tulang punggung keluarga semenjak kepergian sang ayah. Belum la...