Chapter 9

2.8K 189 18
                                    

Mavi bersandar pada kursi kulit di dalam ruang kerjanya. Ia melihat cincin yang ada di jari manis kirinya, sedangkan cincin pernikahannya dengan Amara berada di jari manis kanannya.

Mavi memperhatikan dua cincin itu. Hatinya berdenyut nyeri setiap kali teringat dengan ijab yang telah ia lakukan kemarin sore.

Ketika bibirnya menyebut nama gadis itu untuk pertama kali.

Ashalina Ayyara, menurut Mavi nama itu sangat indah. Tetapi, sangat disayangkan keindahannya tertutupi oleh takdir yang sangat menyakitkan.

Mavi menghela nafasnya berat. Malam ini Amara memintanya untuk mengunjungi gadis itu.

Ia membuka ponselnya dan mengirimkan pesan pada Asha.

Lalu Mavi melempar ponselnya diatas meja dan memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu Mavi melempar ponselnya diatas meja dan memejamkan matanya.

Ia mengendurkan ikatan simpul dasinya di leher.

"Amara, maafkan aku." Lirihnya.

***

Asha terbelalak saat membaca pesan masuk dari Mavi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asha terbelalak saat membaca pesan masuk dari Mavi.

Jantungnya mendadak berdebar sangat kencang. Ia melihat jam di ponselnya, waktu menunjukan pukul lima sore hari. Mavi akan datang mungkin sedikit lebih malam.

Amara bilang Mavi biasanya kalau tidak lembur akan pulang pukul sembilan atau sepuluh malam. Asha harus bersiap malam ini.

Tak lama setelahnya, Amara mengirimkan sebuah pesan pada Asha.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang