CHAPTER 25

2.9K 303 62
                                    

Selimut tebal itu menutupi hampir seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selimut tebal itu menutupi hampir seluruh tubuhnya. Meski begitu tak dapat menghilangkan rasa dingin dan takut yang ada di lubuk hatinya.

Berbagai pikiran negatif bermunculan di dalam kepalanya saat ini. Mengetahui saat ini ada makhluk mungil yang dititipkan tuhan padanya, membuat Asha berpikir beribu ribu kali lagi.

Apakah ia yakin akan memberikan bayi ini pada Amara? Bagaimana jika Amara tidak merawatnya dengan baik? Atau bagaimana jika anak ini akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan?

Tak sadar air matanya sudah mengalir membasahi bantal.

Ia melihat kembali hasil usg berwarna hitam putih itu. Memang belum terlihat jelas, tetapi Asha bersumpah bagaimanapun masa depan setelah anak ini lahir, ia akan merawatnya sebaik mungkin di dalam rahimnya.

Asha mengusap perutnya yang masih rata. Berusaha menyalurkan kekuatannya untuk si kecil.

Tak lama kemudian rasa mual itu muncul kembali, membuatnya harus berlari ke kamar mandi.

Hueek hueeek

Mavi berlari panik ketika mendengar suara muntahan Asha dari kamar.

"Sha!"

Mavi membuka pintu kamar namun ia tak melihat gadis itu. Lantas ia bergegas mengecek kamar mandi dan benar saja. Asha sedang berdiri di depan wastafel.

"Sha! Kamu gapapa??" Tanya Mavi sambil mengusap punggung Asha dan memijat leher belakangnya.

Asha hanya mengangguk kecil tak sanggup untuk bicara dulu.

Lagi-lagi ia muntah, entah sudah yang keberapa kalinya hingga otot perutnya terasa kram dan sakit.

Setelah dirasa mulai mereda, Mavi membantunya untuk ke tempat tidur. Ia menarik selimut menutupi tubuh hingga dada Asha.

"Udah enakan? Butuh sesuatu?"

"Aku butuh wewangian, mas. Mual banget."

Mavi menyalakan pelembab ruangan dengan aroma terapi yang menenangakan.

"Kamu suka wanginya gak? Mau diganti?"

"Udah, cukup ini aja. Makasih ya mas."

Mavi duduk di tepi tempat tidur, memperhatikan Asha yang terlihat lemas.

"Kenapa duduk aja? Sini tidur."

Asha menepuk tempat kosong disebelahnya.

"Saya mandi dulu ya, sha.",

Asha menggangguk.

Setelah keluar dari kamar mandi, Mavi melihat Asha sudah terlelap. Nafasnya terlihat beraturan.

Mavi berusaha naik ke ranjang dengan sangat pelan, tak ingin membuat Asha terganggu.

Mavi menyisiri rambut panjang Asha, ia mengusap kepala gadis itu.

The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang