Chapter 15

3.9K 217 26
                                    

Setelah pelepasan pertama mereka, Asha dan Mavi terus melakukannya. Sudah tak terhitung berapa kali Mavi ereksi.

Mavi sampai keheranan, obat jenis apa yang diberikan Amara pada gadis ini hingga ia merasa stamina Asha sepertinya melebihi miliknya.

Asha terus merengek meminta Mavi memasukan miliknya.

"Lagi..."

"Asha..sudah ya? Kamu belum istirahat sejak tadi."

"Satu kali lagi..."

Mavi mengusap wajahnya, gadis itu memasang ekspresi wajah yang membuatnya tak tega untuk berkata tidak.

Efek obat itu membuat Asha terus merasakan sensasi panas, tubuhnya sudah berkeringat.

Sama hal nya dengan Mavi, pria itu juga sudah kuyup dengan keringatnya. Kegiatan mereka ternyata sangat menguras banyak tenaga.

Entah sudah berapa kali mereka melakukannya dan mencoba untuk berbagai jenis posisi, hingga Kain sprei satin berwana hijau emerald itu sudah basah dan tak berbentuk.

"Aghh!"

Asha memeluk leher Mavi untuk berpegangan saat ia harus bergerak naik dan turun diatas pangkuannya.

Mavi duduk di tepi ranjang dan memangku Asha. Entah mereka sebut apa posisi seperti ini tetapi Asha cukup menyukainya.

Shampoo rambut milik Asha menyeruak ke dalam indera penciuman Mavi karena rambut gadis itu hampir menutupi wajahnya.

Mavi melihat ekspresi wajah Asha yang terlihat sangat menikmatinya, gadis itu bahkan sampai memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mavi melihat ekspresi wajah Asha yang terlihat sangat menikmatinya, gadis itu bahkan sampai memejamkan matanya.

Sepertinya Asha juga sudah mencapai batasannya atau memang efek obat itu mulai mereda. Gerakannya mulai melemah diatas Mavi.

"Haa...haaa...s-stop dulu, Asha."

"Nggh...Kenapa?"

Asha memandang Mavi. Ia melihat peluh keringat Mavi di wajahnya.

"Saya saja yang bergerak,"

Detik selanjutnya tiba-tiba saja Mavi mengehentakkan jagoannya, membuat Asha melotot dan memeluk leher Mavi untuk berpegangan.

Hentakkan keras itu membuat Asha kewalahan. Milik Mavi masuk sangat-sangat dalam.

"Haaa...haaa...ahng!"

Asha merasa seperti ada ribuan kembang api di sekitarnya.

"Ha-harder! Lebih keras lagi Mavi...ngghhh...enak sekali! Ugh!"

Mavi akhirnya mengubah posisi mereka. Ia menidurkan Asha di tepi ranjang sedangkan ia berdiri.

Mavi memegang kedua kaki Asha agar tak menggantung selama ia menghentakkan pinggulnya.

Asha benar-benar merasa terkoyak dibawah sana. Mavi mengeraskan rahangnya, ia sangat fokus untuk mengejar klimaksnya hingga tanpa sadar sejak tadi Mavi menggigit bibirnya sendiri.

The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang