Chapter 19

3.2K 229 29
                                    

Asha melihat jam di ponselnya menunjukan pukul dua belas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asha melihat jam di ponselnya menunjukan pukul dua belas malam. Meskipun ia teringat dengan pesan Mavi untuk jangan menunggunya karena ia akan pulang larut.

Namun nyatanya, pria itu tak kunjung datang. Asha sudah berkali-kali menguap karena mengantuk. Tak ada pesan yang dikirimkan untuknya. Bahkan hingga keesokan harinya, Mavi masih belum datang.

Tidak, Asha sangat yakin bahwa dirinya tidak kecewa karena pria itu tak mengunjunginya. Ia hanya berusaha berpikir secara realita, jika Mavi tak berkunjung juga tak akan jadi masalah bukan? Lagipula, ia bukanlah siapa-siapa.

Siapa sangka, jika keesokannya bukan Mavi yang datang melainkan Amara.

Wanita itu datang dengan wajah dinginnya dan Asha sudah terbiasa dengan itu.

"Asha, kamu melanggar kontrak kita." Ucap Amara tanpa aba-aba.

"Melanggar bagaimana mba?"

Asha tahu pasti Amara akan membahas soal topeng itu. Namun, ia juga sedikit penasaran bagaimana Amara bisa tahu?

"Kenapa kamu melepas topeng hitam itu?"

Sesuai dugaan Asha.

"Maaf, tapi bagaimana mba bisa tahu?"

"Itu bukan urusan kamu, yang jelas kamu udah melanggar kontrak kita,"

"Mba, saya hanya mengikut perintah pak Mavi."

Amara mengerutkan keningnya.

"Kenapa kamu jadi menyalahkan Mavi?"

"Saat itu pak Mavi melarang saya untuk pakai topeng hitam itu lagi mba, saat saya merasakan efek samping vitamin yang mba Amara kasih."

Amara bergeming. Jadi, Mavi yang meminta gadis itu agar tak memakai topengnya lagi?

"Lalu, kamu menurut saja?"

"Sa-saya gak bisa melawan pak Mavi mba."

Asha kemudian teringat soal ucapan Amara waktu itu.

"Mba Amara pernah bilang bukan? Kalau terjadi sesuatu diluar dari kuasa kita berdua maka akan dianggap sebagai kecelakaan, kan? Jadi, saya pikir hal ini termasuk dalam kejadian tak terduga itu."

Amara tahu, sebenarnya ia juga masih mengingatnya. Namun, ia hanya ingin mendengar dari mulut Asha saja.

"Asha, saya cuma minta satu hal sama kamu."

"Iya mba?"

"Jangan pernah kamu jatuh cinta dengan Mavi."

Asha terhenyak mendengar ucapan Amara.

"Saya gak akan tinggal diam kalau kamu mau merebut Mavi dari saya. Paham?"

Asha mengangguk.

"Bagus, malam ini Mavi akan kesini lagi sampai weekend minggu ini. Kamu pastikan minum lagi vitamin itu."

The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang