Pantulan sinar matahari sore menyilaukan mata, dengan semburat warna oranye menyapu langit yang memberikan pemandangan seperti di dalam sebuah lukisan.
"Ibuu! Ibuuu! Lihat! Lihat!"
Anak laki-laki itu menarik-narik jemarinya untuk menyuruh Asha menatap langit.
"Iya sayang, ibu lihat. Cantik sekali ya langitnya?"
"Foto! Foto bu! Kirim ke Ayah!"
Asha tersenyum.
"Ibu hitung ya, satu...dua...tigaa!"
Eshaal berpose manis dengan dua jarinya.
Asha merasa gemas melihat hasil fotonya.
Putranya sudah pandai berpose di depan kamera rupanya.
Mereka berjalan pulang setelah beberapa jam melakukan piknik kecil berdua di tepi danau karena Mavi baru akan kembali bekerja dari luar kota hari ini.
"Bu, ibu!"
"Iya, nak?"
"Kapan ayah pulang? Eshaal rindu!"
Asha menggendongnya dan mendekapnya.
"Hari ini ayah pulang sayang, sabar ya? Nanti di rumah kita bertemu dengan ayah."
"Asiikk! Terima kasih ibu!!"
Sepanjang perjalanan Eshaal sudah terlelap diatas pangkuannya. Asha mengusap lembut wajah putranya, terkadang sikapnya mirip dengan Mavi dan dirinya.
Rambutnya yang lebat dan lurus sangat mirip dengan Mavi.
Ah, Asha jadi ikut merindukan suaminya.
Mobil hitam itu sudah memasuki halaman rumah kediaman mereka saat ini.
Setelah kepergian Amara, Mavi dan Asha benar-benar memulai kembali kehidupan mereka dari awal.
Banyak yang berubah, kedua orangtua Amara tak lagi membenci Asha dan Mavi. Sebab, mereka sudah menerima dan mengerti bahwa jalan takdir untuk Amara memang demikian adanya.
Kelahiran dan keceriaan Eshaal juga ikut mencairkan suasana, oma dan opa Eshaal memanggil mereka.
Asha dan Mavi juga selalu mengenalkan anak mereka pada sosok Amara.
"Heungg"
Eshaal menggeliat kecil dan matanya perlahan terbuka.
"Lho? Kok bangun sayang? Baru ibu mau angkat Eshaal ke kamar."
Eshaal tersenyum cerah.
"Bu, barusan Eshaal mimpi."
"Mimpi apa, sayang? Boleh ibu tahu?"
"Eshal mimpi bertemu mama Amara,"
Asha tersenyum.
"Ohya? Seperti apa mimpinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Three Rings With Broken Vows { COMPLETE }
FanfictionAda banyak cara untuk mencari uang. Termasuk dengan meminjamkan rahim sendiri. Orang gila mana yang mau melakukannya demi uang? Asha, adalah satu-satunya. Merasakan beratnya menjadi tulang punggung keluarga semenjak kepergian sang ayah. Belum la...