💫 - Satu

4.2K 179 30
                                    

"Pada suatu hari, di kekaisaran Neverland. Hiduplah seorang kaisar yang berwibawa dan tegas." ucap Sabina membacakan dongeng berjudul The Legends of Neverland untuk keponakannya ini.

Mary, sang keponakan yang baru berusia 4 tahun, tampak mendengarkan dan memperhatikan wajah cantik tantenya. Mary yang malam ini kebetulan tengah berkunjung ke rumah neneknya, meminta tantenya untuk menemaninya tidur sekaligus membacakannya dongeng.

Sabina yang memang bekerja sebagai Intelijen dinegaranya, membuat wanita itu jarang ada di rumah dan membuat pertemuan ia dengan keponakan tidak begitu intens. Sehingga, saat keduanya bertemu, Mary menjadi manja padanya.

"Kaisar merasa terpukul karena dikhianati oleh kerabat terdekatnya." Sabina masih terus melanjutkan membaca buku dongeng tersebut.

"Kasihan kaisar." lirih Mary dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah.

Sabina tersenyum dan mengusap kepala Mary, berharap agar keponakannya ini lekas tidur. Ia pun kembali melanjutkan bacaannya dan diselingi dengan beberapa pertanyaan dari Mary, kala anak itu tidak mengetahui sesuatu.

"Hingga akhirnya, sang legenda Neverland itu pun hidup bahagia bersama pujaan hatinya. Tamat." ucap Sabina menutup buku dongeng tersebut.

Mary tersenyum lebar lalu bertepuk tangan, "Sang legenda itu seperti aunty." Sabina menaikkan sebelah alisnya, "Iya. Dia kuat, suka menolong orang, dan baik hati."

Sabina tersenyum mendengar penuturan keponakannya itu.

"Saat besar nanti, aku ingin sepertinya dan seperti aunty."

Lagi-lagi Sabina tersenyum bangga, merasa tersanjung karena keponakannya ini menjadikannya sebagai role model atau pun impiannya saat besar nanti.

"Tentu. Kamu akan sepertinya saat besar nanti dan lebih hebat lagi melebihi aku."

Mary tersenyum, "Tapi aunty, kenapa di dunia ini harus ada orang jahat? Bahkan di dalam buku dongeng sekali pun."

Sabina tampak berpikir, ia menimbang-nimbang jawaban yang bisa diterima keponakannya ini. Salah-salah kasih jawaban, bisa berbahaya, "Kenapa ya? Emmm.. karena Tuhan menciptakan sesuatu itu berpasangan. Contohnya ada laki-laki dan perempuan, ada kanan dan kiri, ada atas dan bawah, begitu pun ada orang jahat dan orang baik. Tapi terkadang, ada orang baik yang bermula karena sesuatu yang buruk menimpanya, sehingga dia menjadi orang jahat."

"Kenapa dia tidak mencoba bertahan menjadi orang baik walaupun sesuatu yang berburuk menimpanya?"

Sabina menggaruk dahinya yang tidak gatal. Beginilah jika berhadapan dengan anak kecil, karena rasa keingintahuan mereka begitu tinggi, "Mary, terkadang pemikiran orang dewasa itu susah dimengerti. Saat kamu dewasa nanti, kamu akan tahu kenapa sebagian orang tidak mempertahankan sifat baiknya ketika sesuatu yang buruk itu menimpa mereka. Sekarang tidur karena sudah malam." ucapnya menarik selimut keponakannya itu.

"Tapi besok kamu jadi mengajakku ke taman bermain kan? Kamu sudah berjanji."

Sabina tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Mary tersenyum girang lalu memperbaiki posisi tidurnya agar nyaman, "Selamat malam aunty." ucapnya sambil memejamkan matanya.

"Selamat malam." jawab Sabina mencium kening keponakannya itu.

Sabina menguap, mulai merasakan kantuk yang amat sangat. Ia meregangkan sedikit tubuhnya dan memilih tidur di samping keponakannya itu. Begitu Sabina terlelap, buku dongeng yang ada ditangannya pun merosot jatuh ke lantai.

Bunyi buku yang terjatuh, memenuhi kamar bernuansa Princess itu. Buku itu sempat terbuka dan secara teratur mulai menutup perhalamannya, meninggalkan kesan senyap di kamar tersebut.

The Legend of NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang