💫 - Tiga Puluh Enam

653 51 17
                                    

Sabina mencabut tombak yang menancap di perut Maverick. Wanita itu menangis dengan tangan yang gemetar menutupi luka yang didapat oleh kuda tersebut. Brian dan yang lain tertunduk lesu sambil mengusap bahu Sabina bermaksud menenangkan.

"Maverick bangun... Hiks."

Sabina menyandarkan kepalanya di tubuh Maverick, bahunya bergetar hebat karena isakannya yang terdengar memilukan. Tiba-tiba, kuda hitam itu kejang-kejang dan membuat mereka seketika panik.

"Apa yang terjadi?!"

"Ada apa dengannya?!"

"Tidak! Maverick!"

Setelah mengalami kejang, terdengar suara Maverick yang meringkik dengan begitu pelan. Perlahan namun pasti kuda itu bergerak dan kedua matanya pun terbuka, menatap ke arah Sabina. Wajah penuh kelegaan pun terpancar dari mereka.

"Dia masih hidup."

"Maverick," pekik Sabina memeluk kepala kuda itu dengan erat.

"Seharusnya kau sudah mati, ini pasti efek dari air keabadian yang dulu kau minum."

"Aku senang kau kembali." Sabina melepaskan pelukannya, lalu mengeluarkan perlengkapan dari tasnya untuk mengobati luka kuda itu.

Dengan dibantu yang lain, Maverick pun berhasil diobati dan kuda itu sudah mampu kembali berdiri dengan gagah. Sabina mengusap-usap tubuh Maverick, membersihkan dari debu yang menempel di tubuh gagahnya.

Tak lama terdengar langkah kaki yang begitu banyak. Mereka saling menatap satu sama lain dan menoleh ke arah pintu.

"Kita harus keluar dari sini."

"Maverick kau kuat berlari?" Tanya Sabina dan kuda itu meringkik menjawab pertanyaan Sabina.

"Ayo."

Mereka pun berlari keluar dari ruangan tersebut. Dan begitu mereka keluar, terlihat puluhan makhluk aneh yang mengejar mereka di belakang. Sepertinya itu salah satu anak buah ciptaan sang penguasa kegelapan, Daragh.

"Kita ke jembatan Gabála. Dari sana kita bisa keluar dari tempat ini."

"Lewat sini!"

Mereka berbelok ke arah kiri dan berlari sekuat tenaga. Dari arah kanan, kiri, depan, dan belakang, bahkan makhluk-makhluk itu juga bermunculan dari atas. Makhluk itu merayap bagaikan hewan Kadal yang berbentuk seperti manusia.

Mereka terkepung dan makhluk itu menggeram dengan menunjukkan gigi-giginya yang runcing. Mereka bersiap mengeluarkan senjata, bahkan Maverick juga sudah siap dengan keempat kakinya yang kuat.

Saat mereka hendak menyerang, tiba-tiba terlihat cahaya kemerahan dari arah depan. Para makhluk aneh itu tampak ketakutan dan bergegas pergi dari sana. Mereka sedikit kebingungan dan menatap cahaya itu dengan seksama.

"Apa itu salah satu ciptaan Daragh yang baru?"

Sabina memejamkan matanya dan berusaha fokus memanggil dewi Cliodhna di saat yang tidak tepat seperti ini. Alisnya menukik tajam dan setelahnya ia membuka mata dengan ekspresi terkejut.

"Dewi Cliodhna bilang itu cahaya api iblis kuno bernama Fomoire. Kita harus pergi dari sini, karena musuh ini di luar jangkauan kita!"

"Lari!"

Mereka pun berlari menjauhi cahaya kemerahan itu, yang perlahan-lahan mulai membentuk sosok iblis kuno, Fomoire.

"Cepat!"

"Aku baru mendengar nama tersebut!" Teriak Edward di sela-sela lari mereka.

"Iblis itu sudah ada jauh sebelum dewi Cliodhna lahir. Dia peliharaan ayah dewi Rhiannon yang disembunyikan selama ribuan tahun. Iblis itu jugalah yang turut andil dalam peperangan ribuan tahun lalu!"

The Legend of NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang