"Kalian tidak akan berhasil ke sana," ucap monster Leirr dengan ekspresi ketakutan. "Di sana berbahaya. Abu, debu, kelaparan, kehausan, dan ada ribuan monster mengerikan lainnya."
"Apa aku terlihat peduli dengan ucapanmu?" Tanya Sabina dengan ekspresi datarnya yang membuat monster Leirr beringsut takut. "Tunjukkan jalannya."
Monster Leirr mengangguk patuh. "Ikuti aku."
"Ayo," ucap Sabina pada yang lain.
Mereka pun berlari mengikuti monster Leirr tersebut.
"Sabina. Kau yakin dengan ini?"
"Sebenarnya makhluk apa itu? Kenapa tadi kau memanggilnya dengan sebutan monster Leirr?"
"Dewi Cliodhna tidak mengatakan apa pun padaku, dia hanya memberikan ingatan singkat soal monster Leirr. Dulu monster itu adalah bangsa dari kekaisaran Fairyland, karena dia telah menipu pengikut Daragh. Dia pun disiksa dengan siksaan yang tidak bisa dibayangkan betapa mengerikannya siksaan itu. Hingga dia menjadi monster seperti itu."
Mereka tercengang mendengar ucapan Sabina, lalu menatap ke arah monster Leirr yang dengan gesitnya berjalan di bebatuan tersebut. Mereka terus berjalan di kegelapan malam tanpa beristirahat, mencoba menghindari para Monster lain yang sewaktu-waktu bisa saja bermunculan.
Setelah berjalan cukup jauh, monster Leirr tiba-tiba menghentikan langkahnya dan terlihat mengamati sekitarnya, ia langsung bersembunyi di balik bebatuan sekitar mereka.
"Bersembunyi," ucap monster Leirr sambil menyuruh mereka mendekat. "Ada sekumpulan monster Milbél."
Mereka bersembunyi dan mengintip ke arah kumpulan Milbél. Monster yang sempat menyerang mereka saat berada di tambang Loch.
Tiba-tiba salah satu dari kumpulan Milbél menghentikan langkahnya sejajar dengan bebatuan yang digunakan Sabina dan yang lain untuk sembunyi. Monster itu terlihat mengendus-endus hidungnya.
"Ada apa? Apa yang kau cium?"
"Daging manusia," ucapnya yang lantas membuat mereka menoleh ke sana kemari.
"Mereka berada di dekat kita."
Sabina dan yang lain tengah bersembunyi, berusaha sebisa mungkin untuk tidak bersuara agar tidak ketahuan.
"Kita cari mereka. Cepat!"
Para Milbél itu berlari mencari keberadaan manusia, yang dimaksud oleh mereka adalah Sabina dan yang lain.
"Lewat sini. Ikuti aku," ucap monster Leirr mencari akses jalan lain.
Dengan sembunyi-sembunyi Sabina dan yang lain pun pergi mengikuti monster Leirr. Tapi baru saja di pertengahan jalan, salah satu dari monster Milbél mengetahui pergerakan mereka yang melarikan diri ke arah hutan.
"Itu mereka!"
Sabina dan yang lain menoleh ke belakang mendengar teriakan tersebut.
"Tangkap mereka!"
Para Milbél itu pun mengejar Sabina dan yang lain.
"Aku lapar!"
"Ya!"
"Mereka daging segar!"
"Aku ingin memakan kaki mereka!"
"Mereka benar-benar kelihatan lezat!"
Para Milbél itu bersorak masih dengan mengejar Sabina dan yang lain. Air liur mereka sudah menetes membayangkan mereka berhasil menyantap Sabina dan yang lainnya.
Sabina menghentikan larinya dan berbalik menantang para Milbél itu. Ia mengeluarkan pedangnya dan langsung menebas kepala salah satu dari monster tersebut. Keadaan pun menjadi hening saat para Milbél itu melihat kepala salah satu dari mereka terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Neverland
FantasiaDunia ini tidak ada ujungnya, dia adalah permulaan, juga merupakan akhir.