Terbangun dari pingsannya, Sabina lagi-lagi berada di rumah nenek Matilda. Kejadian yang ia alami semuanya bukan mimpi, Sabina benar-benar berada di dunia Neverland. Entah bagaimana ceritanya ia bisa berada di dunia ini.
Belum selesai permasalahan kenapa ia bisa ada di sini, Sabina sudah dibuat pusing dengan makhluk aneh yang muncul saat ia pingsan tadi. Siapa sebenarnya makhluk aneh itu? Dan apa arti dari ucapannya itu? Ia benar-benar tidak paham.
"Akhirnya kamu sadar, nak."
Sabina menoleh begitu mendengar suara sang nenek. Terlihat Matilda dan Grace yang menghampiri Sabina dengan tatapan khawatir. Begitu Matilda duduk di pinggir kasur, Sabina langsung memeluk tubuh nenek dan menangis dengan begitu pilu.
Matilda membalas pelukan Sabina dan mengusap tubuh wanita itu. Membiarkan Sabina menumpahkan seluruh perasaannya. Grace bahkan ikut menangis dan turut mengusap tangan Sabina. Sebenarnya, saat menemukan Sabina di pinggir sungai, Matilda merasakan ada yang berbeda dengan wanita dipelukannya ini.
Di mana Sabina mengenakan pakaian yang bukan dari penduduk asli Neverland. Dan saat mengganti pakaian Sabina karena pakaiannya basah, ia menemukan simbol mahkota bertahtakan kristal di bahu kanannya. Sepertinya Sabina terjebak di kekaisaran Neverland ini.
Sabina melepas pelukannya dan menghapus air matanya, "N-nek.. sebenarnya aku--."
Matilda mengangguk, "Aku sudah tahu."
Sabina menatap Matilda dengan ekspresi penuh tanya.
"Kamu bukan berasal dari dunia ini kan?"
Mata Sabina terbelalak karena terkejut, lidahnya kelu karena shock.
"Saat kamu pingsan di pinggir sungai, kamu mengenakan pakaian yang berbeda dengan penduduk asli Neverland. Aku yang menggantikan pakaian ini, karena pakaianmu basah."
Sabina menunduk, menatap pakaian yang ia kenakan.
"Dan juga, di bahu kananmu terdapat simbol mahkota. Entah maksudnya apa?"
Sabina menatap Matilda dengan kernyitan heran, sebelum akhirnya membuka sedikit pakaian yang dikenakannya dan dengan susah payah menatap simbol tersebut. Grace yang paham sesuatu, berlari kecil mengambil cermin yang ada di atas meja, lalu memberikannya pada Sabina.
Sabina tersenyum pada Grace, "Terima kasih." ucapnya sambil mengusap kepala anak itu.
Grace mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum malu-malu. Sabina pun mengarahkan cermin tersebut ke arah bahu kanannya, dan benar saja, di sana terlihat simbol mahkota yang terdapat kristal. Ia mengusap simbol tersebut dengan pikiran yang begitu rumit. Seingatnya, ia tidak pernah memiliki tanda lahir atau apa pun itu bahu kanannya.
Sabina menghela napas lalu menatap sang nenek, "Aku memang bukan berasal dari sini, nek. Negaraku bernama Éire, di mana perkembangan jaman modern berada. Aku tidak tahu kenapa bisa sampai di sini. Sebelumnya aku berada di rumah, membacakan buku dongeng tentang Kekaisaran Neverland pada keponakanku. Lalu kami tertidur dan saat terbangun, aku sudah berada di sini."
Matilda terdiam, mendengarkan dengan seksama dan menatap Sabina begitu dalam.
"Dan saat nenek berkata di sini adalah Kekaisaran Neverland, entah kenapa dadaku langsung sesak dan kepalaku juga sakit. Aku kembali bermimpi, mimpi yang sangat aneh." ucap Sabina menatap lurus ke depan, mencoba menerawang kembali mimpinya, "Aku berada di tempat yang cukup gelap, tidak ada apa pun di sana. Sampai akhirnya aku bertemu makhluk aneh. Makhluk itu sangat tinggi, bentuknya hampir menyerupai Mermaid tapi terdapat sayap yang unik dipunggungnya. Wajahnya sangat cantik, mata kanannya tertutup oleh kristal yang sangat indah, dan di atas kepalanya terdapat mahkota. Ah.. dan juga dia mengatakan sesuatu yang sangat panjang dengan bahasa yang tidak aku mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Neverland
FantasyDunia ini tidak ada ujungnya, dia adalah permulaan, juga merupakan akhir.