💫 - Dua Puluh Lima

781 64 20
                                    

Brian, James, dan rombongan kekaisaran Wonderland terus memacu kuda mereka dengan kecepatan tinggi di hutan tersebut. Untuk sekarang mereka tidak bisa berhenti karena di belakang sana sudah pasti anak buah Daragh masih mengejar mereka.

"Apa mereka ingin merasuki kita seperti waktu itu?" Tanya Kenneth yang duduk di belakang Brian dengan sedikit berteriak.

"Mereka mencari Sabina."

"Kenapa mereka mencari Sabina?"

"Pengikut Daragh yang merasuki mu waktu lalu tentu saja memberitahu pimpinan mereka. Mereka tahu Sabina bersama dewi Cliodhna, tujuan mereka sekarang membunuh Sabina karena menjadi penghalang untuk adikku. Jika Sabina mati, mereka akan mudah membunuh adikku."

"Tapi Sabina tidak mungkin mati begitu saja."

"Benar. Tapi orang jahat selalu melakukan berbagai macam cara untuk mencapai tujuan mereka."

"KAISAR... PUTRA MAHKOTA... MEREKA DI BELAKANG KITA." Teriak salah satu pengawal kekaisaran Wonderland.

James, Brian, dan Kenneth menoleh ke belakang. Dan benar saja, lima anak buah Daragh mengejar di belakang mereka.

"Lewat sini! Ikuti aku!" Pekik James lalu membelokkan kudanya ke jalan lain.

Brian dan yang lainnya pun mengikuti James. James memimpin perjalanan mereka dan pria itu teringat dengan pesan Sabina di malam sebelum keberangkatan mereka.

"Jika dalam perjalanan kalian mengalami keadaan terdesak. Sentuh dadamu, James. Ucapkan dalam hati kalau kamu berada di pihak dewi Cliodhna, atas nama Sabina kamu meminta bantuan pada dewi Cliodhna. Karena Cliodhna pernah membantumu saat kamu mengantar pulang nenek Matilda. Tapi ingat, itu terbatas karena bagaimanapun dewi Cliodhna membutuhkan tubuhku untuk mengeluarkan kekuatannya."

James tampak menarik napas panjang. Ia menyentuh dadanya dan berucap dalam hati. Dewi Cliodhna, aku James Brandon. Aku berada dipihakmu. Atas nama Sabina de Valera, wanita yang engkau gunakan tubuhnya untuk melenyapkan Daragh, aku mohon bantuanmu untuk menolong kami.

Tepat setelah James mengucapkan itu, hembusan angin yang begitu lembut menerpa lehernya, membuat James tanpa sadar tersenyum lembut.

"JAMES... DI DEPAN ADA JURANG."

"KITA BISA MELOMPATINYA."

"KAU GILA?!"

"PERCAYA PADAKU PUTRA MAHKOTA." James berteriak lalu mengusap kepala kuda peliharaannya itu. "Ayo Blaze. Tunjukkan kekuatanmu."

Dan dalam hitungan ketiga James menyentak kekangan kudanya dengan kencang lalu kuda hitam itu pun melompat dengan penuh kekuatan diikuti oleh yang lain. James terlihat menahan napasnya, apa lagi melihat jurang yang begitu dalam di bawah sana.

James mendarat dengan sempurna, disusul oleh Brian dan para pengawal kekaisaran Wonderland. Napas Mereka terengah-engah dan jantung mereka pun berdegup kencang karena baru saja berhasil melewati kematian.

Mereka menoleh ke arah anak buah Daragh yang menghentikan kudanya, mereka saling bertatapan sebelum akhirnya kelima anak buah Daragh berbalik pergi.

"Apa kita sudah aman?" Tanya Kenneth dengan tubuh yang masih bergetar hebat.

"Belum. Kita harus sampai di penginapan sebelum malam."

"Kenapa mereka tidak ikut melompat? Jarak antara tebingnya tidak begitu jauh," ucap salah satu pengawal dengan heran.

"Jaraknya jauh. Penglihatan kita yang dibuat seolah-olah jarak tebing itu dekat," jawab James sambil menatap mereka satu persatu.

"Kenapa bisa seperti itu?"

The Legend of NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang