James membaringkan tubuh Brian di atas tanah, dengan akar pohon yang menjadi bantalan kepalanya. Ia tampak frustasi melihat tubuh Brian yang semakin berkeringat dingin, bahkan bola matanya sampai berubah warna.
"Tubuhnya dingin sekali, James," ucap Kenneth mengusap dahi dan leher Brian.
"Apa putra mahkota akan mati?" Tanya salah satu pengawal dengan ekspresi panik yang tidak bisa disembunyikan.
"Sepertinya racunnya mulai menyebar," ucap James mengecek suhu tubuh Brian. Ia pun menoleh pada para pengawal Wonderland. "Kalian tahu tanaman Chondrus?"
"Chondrus?"
"Ya. Itu tanaman rumput. Itu mungkin membantu memperlambat racunnya."
"Ya. Kami tahu."
"Carikan. Cepat!"
Mereka pun mulai berpencar mencari keberadaan tanaman tersebut. Di saat mereka sibuk mencari tanaman, samar-samar pandangan Brian berubah menjadi cahaya putih yang menyilaukan.
Dari cahaya putih itu muncullah sosok tinggi dengan pakaian bangsawan. Wajahnya sangat cantik, terdapat kristal yang menutupi mata kanannya, dan juga sebuah mahkota di atas kepalanya. Hanya satu yang ada dipikiran Brian saat ini.
Dewi Cliodhna.
"Brian." Suaranya terdengar begitu lembut. "Tháinig mé chun cabhrú leat. Éist le mo ghuth, téigh ar ais go Neverland."
Setelah menyampaikan pesan singkat itu, cahaya putih itu pun menghilang. Napas Brian tampak terengah, suaranya tercekat, rasanya begitu berat memberitahu James bahwa dewi Cliodhna meminta mereka untuk kembali ke Neverland.
"Ini tanamannya," ucap salah satu pengawal sambil memberikan tanaman rumput herbal tersebut.
James menerimanya lalu mengunyah tanaman tersebut. Ia merobek sedikit pakaian Brian di bahu dan terlihatlah luka tusukan akibat pedang anak buah Daragh. Luka itu tidak begitu lebar tapi mampu memberikan efek sampai sebesar ini.
Area bahu Brian tampak membiru dengan urat-urat hitam yang mulai terlihat. James meletakkan tanaman yang sudah ia kunyah pada luka tersebut. Brian tersentak dengan tubuh gemetar saat tanaman itu berhasil menyentuh lukanya.
Saat James ingin menjauhkan tangannya, Brian menggenggam tangan pengawal pribadinya itu. "N-Ne-ver-land," ucap Brian dengan susah payah sambil menahan rasa sakit dibahunya.
"Dia takkan bertahan," lirih salah satu pengawal dengan perasaan takut dan khawatir.
Seakan paham dengan apa yang Brian ucapkan, James menoleh pada Kenneth. "Kaisar... Sepertinya kita harus berpisah di sini, aku harus membawa pulang putra mahkota ke Neverland."
"Aku ikut. Biar aku temani kalian kembali ke Neverland."
"Jangan. Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus berpisah di sini, kaisar bisa membawa kuda milik putra mahkota."
"Tapi pasti akan ada para anak buah Daragh di belakangmu nanti," ucap Kenneth begitu khawatir.
"Jangan khawatir. Aku penunggang kuda yang cepat."
"Jalan yang akan kalian lalui pasti sangat berbahaya."
"Aku bisa. Aku tidak takut pada mereka, aku percaya dewi Cliodhna bersamaku," ucap James meyakinkan kaisar Wonderland itu.
Kenneth menghela napas. Ia meremas bahu James lalu mengangguk. "Baiklah kalau begitu."
James tersenyum lalu menggendong tubuh Brian dengan dibantu oleh para pengawal Wonderland. Mereka memposisikan tubuh Brian di atas kuda dan di susul James yang naik ke atas kuda, duduk di belakang tubuh Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Neverland
FantasyDunia ini tidak ada ujungnya, dia adalah permulaan, juga merupakan akhir.