Dan disinilah mereka sekarang, duduk melingkar untuk membahas persoalan tentang pemanggilan arwah Daragh. Namun suasana di ruangan itu terlihat tegang, karena saat ini tubuh Sabina sedang diambil alih oleh dewi Cliodhna.
Cliodhna duduk dengan begitu tegap, kedua kakinya merapat, dan kedua tangannya saling bertaut di atas paha, benar-benar menunjukkan jika ia adalah seorang dewi. Kedua mata silver nya membuat Brian dan yang lain menjadi gagal fokus, sebisa mungkin menghindari bertatapan dengannya.
Aura yang dikeluarkan oleh dewi Cliodhna pun tidak biasa. Auranya begitu kuat, hingga rasanya menekan mereka untuk terus menunduk hormat. Disekitar tubuhnya pun seakan-akan terpancar cahaya yang begitu indah.
Jika biasanya dewi Cliodhna saat muncul tidak full control dan masih di handle oleh Sabina, terbukti dengan mata kanannya saja yang berubah merah. Kini sang legenda Neverland itu benar-benar mengambil alih tubuh Sabina, karena kedua matanya yang berubah warna.
Mereka bertemu dewi Cliodhna dalam wujud Sabina saja sudah seperti ini, bagaimana jika mereka bertemu langsung dengan sang legenda Neverland itu? Mungkin mereka hanya bisa mematung, atau lebih parah mereka akan pingsan.
"Aku tahu apa yang kau lihat, karena itu juga ada di dalam pikiranku. Apa yang akan terjadi jika kau gagal? Kekaisaran Neverland akan kembali hancur untuk yang kedua kalinya. Dan Daragh akan kembali menguasai dunia ini," ucap Niamh menatap ke arah Cliodhna. "Bisa kau bayangkan jika dia benar-benar menguasai dunia ini? Dia akan hidup di istana penguasa kegelapan, dia akan menjadi raja, menakutkan bagai fajar, berbahaya bagai lautan, lebih kuat dari dasar bumi, semua akan tunduk padanya dan berputus asa."
"Tá pas faighte agam sa tástáil sin. Agus is dóigh leat go gcaillfidh mé arís an dara huair?" (Aku pernah melewati ujian itu. Dan kau berpikir aku akan kembali kalah untuk yang kedua kalinya?)
"Aku tahu. Tapi sekarang kekuatan Daragh semakin besar dengan para pengikutnya yang bertambah banyak."
"An chéad lucht leanúna Daragh, ba ghnách leo a bheith i mo mhuintir! Faoi thiomáint ag fórsaí dorcha, céasadh, agus scriosta! Foirm saoil uafásach!" Desis Cliodhna dengan penuh penekanan, kedua mata silver nya samar-samar berubah menjadi merah, pertanda sang legenda Neverland itu menahan amarahnya. (Para pengikut Daragh pertama kali, mereka dulunya adalah bangsaku! Dikuasai oleh kekuatan gelap, disiksa, dan dihancurkan! Bentuk kehidupan yang mengerikan!)
Niamh terlihat menghela napas. "Aku percaya kau mampu mengatasinya. Tapi bagaimana dengan wanita yang kau gunakan tubuhnya ini? Kekuatanmu begitu besar, Cliodhna. Jika kau tidak bisa mengontrol kekuatanmu, wanita ini bisa mati. Salah satunya saat kau dengan cerobohnya menghancurkan tambang Loch. Kau mengucapkan kalimat kramat yang dilarang untuk diucapkan oleh leluhurmu.”
Secara perlahan emosi Cliodhna mereda, terlihat dari kedua matanya yang berubah kembali menjadi silver. Brian dan yang lain hanya bisa menatap keduanya dengan bingung, kalimat apa yang dimaksud oleh Niamh?
Mereka benar-benar tidak tahu-menahu soal kalimat tersebut. Dan juga hanya dengan sebuah kalimat, mampu membuat tambang loch yang begitu besar sampai hancur? Kekuatan para leluhur memang tidak bisa dianggap remeh.
"Salah satu sifat jelek kamu adalah lebih mementingkan orang lain dari pada dirimu sendiri. Demi menolong mereka." Niamh menunjuk ke arah Brian dan yang lain. "Kau sampai mempertaruhkan nyawa wanita yang begitu penting bagimu."
Mereka tersentak kaget dan menoleh ke arah Cliodhna dengan tatapan tidak percaya. Tidak menyangka sang legenda Neverland itu sampai melakukan hal itu. Ada perasaan aneh di hati mereka mengetahui fakta tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Neverland
FantasyDunia ini tidak ada ujungnya, dia adalah permulaan, juga merupakan akhir.