💫 - Tiga Puluh Tujuh

674 56 13
                                    

Mereka menghampiri tambang Loch yang sudah hancur. Debu dan asap hitam menjadi pemandangan yang harus mereka lihat. Bayangan Sabina yang tertimbun bebatuan di pegunungan Tara kembali terlintas di pikiran mereka.

Mereka takut Sabina akan mengalami hal yang sama saat di pegunungan tersebut. Walaupun mereka yakin Sabina akan tetap bertahan hidup, tapi kehancuran kali ini lebih parah dari yang sebelumnya.

Entah apa yang terjadi di dalam sana saat mereka berlari keluar, karena tambang Loch sebesar ini bisa hancur. Ini semua akibat ulah iblis kuno Fomoire atau akibat kekuatan dewi Cliodhna? Yang pasti membutuhkan kekuatan yang besar untuk menghancurkan tambang Loch.

Maverick terlihat menyingkirkan reruntuhan Tambang Loch dengan susah payah. Mereka yang melihat itu, tentu saja dengan sigap membantu kuda hitam itu. Sebenarnya mereka juga turut kesusahan, karena mereka menyingkirkan reruntuhan ini menggunakan tangan kosong.

Setelah beberapa lama menyingkirkan reruntuhan itu, mereka berteriak saat melihat tubuh Sabina yang hampir tertimbun batu. Jika saja pedang milik dewi Cliodhna tidak menancap di bebatuan sebagai penyangga.

Mereka buru-buru menyingkirkan bebatuan itu hingga tubuh Sabina benar-benar bisa di evakuasi. Mereka memeriksa kondisi Sabina dan ternyata wanita itu masih hidup walaupun denyut jantungnya kian melemah.

Tubuh Sabina luka-luka, yang paling parah adalah kedua kakinya karena kakinya sempat tertimpa reruntuhan tambang Loch. Maverick meringkik dan merendahkan tubuhnya, seolah meminta mereka untuk meletakkan tubuh Sabina di atas punggungnya.

"Tapi, bagaimana cara mencabut pedangnya? Tentu kau tahu, Maverick. Pedang itu hanya bisa diangkat oleh Sabina."

Maverick menatap pedang itu yang masih menancap di bebatuan. Ia pun menghampirinya dan mencabut pedang itu menggunakan mulutnya. Mereka yang melihat itu tentu saja tercengang, sepertinya pedang itu hanya bisa diangkat oleh orang-orang yang berhubungan dengan Dewi Cliodhna.

Setelahnya Maverick kembali merendahkan tubuhnya dan Brian pun mengangkat tubuh Sabina lalu meletakkan tubuh wanita itu di atas punggung Maverick, seperti sedang mengangkat karung beras. Diikatkannya tubuh Sabina pada punggung Maverick agar tidak jatuh.

Mereka pun pergi dari sana dengan Maverick yang memimpin jalan. Setelah berlari cukup lama, Brian dan yang lain menghentikan laju lari mereka saat melihat Maverick hendak membawa mereka memasuki hutan Érenn.

"Maverick. Kau yakin membawa kita ke hutan Érenn?"

Maverick menghentikan langkah kakinya dan menatap ke arah mereka.

"Di dalam hutan Érenn terdapat kekuatan yang mengerikan. Siapapun yang masuk ke dalam sana, tidak akan bisa kembali keluar."

"Ya. Ditambah hari semakin gelap, kita bisa mencari jalan lain."

Maverick tidak mempedulikan mereka, kuda itu tetap berlari memasuki hutan Érenn. Mau tidak mau, Brian dan yang lainnya pun akhirnya turut memasuki hutan tersebut. Mereka berusaha yakin jika Maverick tidak akan menyakiti Sabina.

Hal pertama yang mereka rasakan saat memasuki hutan itu adalah hawa yang cukup mengerikan. Suara-suara dari binatang yang hidup di hutan itu seolah mengiringi perjalanan mereka. Tapi Maverick tidak terusik sama sekali, seperti kuda itu sudah sering keluar masuk hutan tersebut.

Saat mereka dipertengahan hutan, Maverick menghentikan laju kakinya dan membuat mereka pun turut berhenti. Tiba-tiba puluhan anak panah mengarah pada mereka dan mengepung Brian serta yang lain.

Mereka panik dan bersiap mengeluarkan persenjataan mereka, sebelum akhirnya sosok tinggi menjulang muncul diantara mereka. Sosok itu seperti manusia namun berbentuk hologram dengan mengenakan pakaian jaman dulu.

The Legend of NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang