CC: 31

2.9K 421 194
                                    

Happy Reading

"Akhirnya kalian resmi juga jadi adik-kakak. Selamat ya!" ujar Aluna dengan senyumannya yang lebar dan mengulurkan tangannya.

Rain dan Sunny menyambut jabatan tangan Aluna dan mengucapkan terima kasih.

"Lo sama siapa ke sini, Lun?" tanya Rain.

"Sama bokap dan nyokap gue." Aluna mengarahkan pandangannya ke seorang pria dan wanita yang tengah berbicara dengan Fernandoz dan Delia.

Kernyitan halus terlihat di dahi Rain. "Bukannya, mereka—"

"Cerai? Belum resmi, mereka lagi drama sekarang," ujar Aluna dengan kekehan kecil.

"Kalau gitu, lo gabung sama yang lain, aja. Gue terpaksa harus bicara sama beberapa tamu," ujar Rain dengan memutar bola matanya dengan jengah dan akhirnya tertawa bersama Aluna.

Aluna akhirnya meninggalkan Rain.

Rain menatap jam di ponselnya. Lalu, masuk ke dalam room chat dia dan Arnesh. Sudah dari satu jam yang lalu, Rain menghubungi Arnesh, tapi laki-laki itu tidak juga membaca dan membalas pesannya.

Seseorang menyentuh bahu Rain. Seketika, senyuman Rain mengembang.

"Kak Ar—"

Rain diam beberapa detik, ketika orang yang menyentuh bahunya, ternyata bukan laki-laki yang dia tunggu kehadirannya. Melainkan, yang tidak pernah dia harapkan kehadirannya.

"Kok, lo lagi, sih?" sungut Rain dan membuat dia melipatkan tangannya di depan dada.

Allan—Laki-laki itu tersenyum lebar kepadanya, dia memperlihatkan kamera canon yang tengah menggantung di lehernya.

"Aku malam ini, dapat job untuk mengabadikan momen bahagia. Aku nggak nyangka, ternyata mereka orangtua kamu!"

Rain mendengus. "Lo ada di mana-mana!"

"Nah, itu mungkin namanya jodoh! Dan juga, aku ini 'kan lebih tua daripada kamu. Jadi, panggil aku Kakak, Abang, atau Mas juga boleh. Hitung-hitung belajar dari sekarang!"

"Belajar apaan?"

"Belajar jadi istri yang baik buat calon suamimu ini!"

Rain memandang Allan dengan tatapan seolah jijik. Rain bergidik dan langsung meninggalkan Allan yang hanya tersenyum melihat ekspresi Rain.

Sementara itu, Sunny juga tengah gelisah menunggu kehadiran seseorang yang tengah dia tunggu.

"Minum, Sun!" Liberty mengulurkan segelas minuman kepada Sunny.

Sunny menerima minuman dari Liberty yang menggunakan setelan jas rapi dan membuat laki-laki itu terlihat beribawa, dan tidak bisa dipungkiri bahwa ketampanan Liberty bertambah. Namun, kegelisahan Rain mengalihkan perhatian Sunny.

"Lo kenapa, Rain?" tanya Sunny yang melihat Rain seolah berjalan dengan gelisah.

Rain hanya menggidikkan bahunya. "Gue ketemu orang aneh tadi."

"Mana?" tanya Sunny lagi.

Rain mengarahkan dagunya ke arah Allan yang tengah mengambil beberapa momen di dalam mansion ini.

"Oh itu, Kak Allan," ujar Sunny dan Liberty secara bersama.

"Kalian kenal?" tanya Rain, kebingungan.

Liberty mengangguk. "Dia anaknya Astro Sasono Willard, itu pemilik Production House W. 'W' itu 'kan artinya Willard. PH dia terkenal banget, udah banyak film yang terkenal dan selalu booming."

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang