CC: 24

4K 537 165
                                    

Untuk yang belum follow, silakan follow terlebih dahulu. Karena pemberitahuan update sekarang, sepertinya hanya bisa dari wall wattpad. Dan pembaca yang tidak follow, tidak akan tahu informasi update.

Happy Reading

"Fokus dan rasakan, sudah nyaman atau belum!" teriak Rain di lapangan khusus latihan memanah.

Rain yang bertugas sebagai ketua klub, membantu pelatih untuk calon-calon peserta yang ingin mengikuti perlombaan memanah antar SMA, yang diadakan setiap tahunnya di THS. Beberapa peserta terlihat sudah lihai dalam menggunakan busur dan anak panah. Dari Champion Class 10, terlihat ada dua orang yang memilih klub ini yaitu Madhava dan Zuha. Mereka bahkan sudah bergabung selama kurang lebih dua bulan.

"Oke, istirahat 15 menit!" teriak pelatih dan diterima anggukan oleh Rain.

Rain memilih duduk di belakang sambil menerima minuman dari asistennya. Jika lupa, setiap anggota CC akan memiliki asisten pribadi, termasuk Champion Class 10. Namun, Rain sudah meminta asistennya pergi, karena dia merasa tidak nyaman dengan anak-anak lainnya. Berbeda dengan Alice yang tidak peduli, dan beberapa kali meminta asistennya untuk bolak-balik membawakan barang-barang Alice yang tertinggal.

Rain menghela napas panjang dan menoleh ke arah asistennya Alice yang terlihat kelelahan. Tampaknya, hari ini Alice sedang tidak peduli dengan orang di sekelilingnya, padahal dia biasanya tidak mau merepotkan asistennya.

"Kakak pergi aja! Alice masih istirahat!" ujar Rain berbicara dengan asistennya Alice.

Alice menoleh ke arah asistennya, dia baru menyadari wajah kelelahan orang yang telah melayaninya sedari tadi. "Iya Kak, makasih udah bantuin. Nggak usah balik lagi, saya bisa bawa barang-barang ini sendiri!"

Asistennya Alice telah pergi. Dan Alice berpindah posisi duduk di samping Rain.

"Lo lagi ada masalah, Ice?" tanya Rain.

Sepertinya tepat sasaran, hanya helaan napas panjang yang terdengar.

"Masalah apa, cerita aja! Kali aja, gue bisa bantu!"

Alice mengetukkan jari-jarinya di pegangan kursi lipat itu, dia terlihat berpikir apa yang harus dia ucapkan kepada Rain. Tentu Rain menyadari hal ini.

"Masalah Naufal?"

Alice tersenyum sinis. "Lo cenayang?"

Rain terkekeh. "Apalagi yang bisa buat lo galau kalau bukan dia, si Pak Ketua!"

Alice mengangguk-angguk, membenarkan apa yang diucapkan oleh Rain.

"Lo pasti pernah dengar, neneknya Naufal nggak setuju sama hubungan gue dan Naufal. Gue bingung, gimana supaya neneknya bisa setuju. Padahal, Om Bram dan Tante Bia—" Alice terdiam sesaat, bisa berbahaya dia menyebut nama ibu kandung Naufal yang belum diketahui oleh satu pun anggota Champion Class. "Maksud gue, almarhum Tante Amira, mereka setuju aja sama hubungan gue dan Naufal. Papa gue juga setuju! Gue harus apa ya, biar neneknya suka sama gue?"

Rain tidak langsung menjawab, dia menatap Alice beberapa detik dan bergumam cukup lama. "Gampang, lo diam aja! Nggak usah ditanggapin dan tetap pertahanin apa yang lo punya. Menurut gue, itu udah nunjukin kalau lo nggak takut dengan ancaman dia dan lo secara nggak langsung memperlihatkan, kalau Naufal hanya untuk lo!"

Alice menatap Rain, tidak berlangsung lama perempuan bermata tajam itu tersenyum smirk. "Lo ada benarnya juga, Rain. Thanks—"

"Awas!!!"

Ucapan Alice terpotong, saat seseorang berteriak dan menarik tangan Rain. Hingga Rain terjatuh dari tempat duduknya. Tidak mau berlama-lama dengan keterkejutannya, Rain dengan cepat sadar. Dia menoleh ke arah orang yang menarik tangannya. Madhava. Adik kelasnya itu juga melindungi kepala Rain dengan pergelangan tangannya.

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang