CC: 15- Adenium obesum

6.8K 810 262
                                    

Whishlist Chalista

Pantulan di kaca memperlihatkan dirinya yang tengah menggunakan dress putih polos hingga lutut dan lengan baju yang menutupi setengah lengannya. Dress itu juga memperlihatkan lekuk pinggangnya yang ramping. Terlihat Sunny juga menggunakan kalung dengan liontin yang memperlihatkan leher jenjangnya terlihat semakin indah. Rambutnya dia biarkan tergerai begitu saja, dengan sudah di curly  di bagian ujung. Lalu make-up tipis yang dipolesnya di wajahnya yang cantik.

Sunny tersenyum kecil dan mengambil foto dirinya di depan cermin. "Perfect!"

Setelah itu, Sunny keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah tas tangan kecil. Namun, belum sempat Sunny turun ke lantai bawah, dia bertemu Rain yang baru saja ke luar dari kamarnya. Sunny hendak mengabaikan Rain, tapi Rain langsung menghentikan langkah Sunny.

"Mau ke mana pagi-pagi begini?" Rain berpikir, dia harus menurunkan egonya, sebab baik dirinya maupun Sunny sama-sama memiliki ego yang cukup tinggi. Jadi, jika dirinya tidak bisa mengalah, maka Rain rasa dia dan Sunny tidak akan pernah menyelesaikan masalah mereka yang terjadi semalam.

"Bukannya lo udah tahu," ujar Sunny yang terkesan dingin.

Rain menghembuskan napas pelan mendengar respon Sunny. "Jadi juga pergi bareng Liberty?"

Sunny hanya bergumam tanpa menoleh ke arah Rain. perempuan itu langsung melangkah pergi tanpa berpamitan kepada Rain dan meninggalkan Rain begitu saja. Hal itu, membuat Rain menghela napas panjang dan tersenyum kecut.

"Sabar Rain, wajar kalau dia marah. Jadi, bersabarlah!" Rain berusaha meyakinkan dirinya, kalau hubungannya dengan Sunny akan kembali baik seperti semula.

Sementara itu, setelah Sunny keluar dari lift dan terlihat buru-buru setelah memeriksa ponselnya, suara lembut yang masuk ke telinganya, kembali menghentikan langkah Sunny.

"Mau ke mana ini?" 

Sunny menatap dan memberikan senyumannya kepada sang bunda yang terlihat baru saja datang, seperti biasa wanita itu selalu terlihat cantik dan anggun.

"Anak Bunda yang cantik ini mau ke mana pagi-pagi ini?" tanya Delia dengan senyumannya yang hangat.

Sunny membalas senyuman itu. "Sunny mau pergi bareng teman Bunda, namanya Liberty. Katanya, tadi udah de—"

"Selamat pagi, Tante!"

Delia yang tengah menghadap ke arah putrinya, menoleh ke arah belakang. Mata Delia sedikit menyipit menatap seorang remaja laki-laki yang hadir di tengah-tengah dirinya dan Sunny. Serta terlihat tidak begitu asing bagi Delia. Remaja laki-laki itu, menggunakan kemeja putih lengan panjang yang digulung sampai sikunya dan celana panjang berwarna krem.

"Kamu, yang namanya Liberty?" tanya Delia dengan ramah tentunya.

Liberty, laki-laki itu tersenyum. "Iya Tante, ini udah kedua kalinya kita ketemu Tante. Yang pertama, di acara Genius Community. Tante ingat nggak?"

Delia terlihat mencoba mengingat, lalu tidak lama dia tersenyum. "Ah iya kita pernah ketemu sebelum ini, tante lupa. Maklum, udah tua!" ujar Delia dengan tawaan kecil.

Liberty ikut tertawa. "Umur boleh tua, tapi Tante masih kelihatan 20 tahunan."

Delia tersipu malu. "Kamu bisa aja, makasih loh atas pujiannya!"

"Ini bukan pujian Tante, tapi ini kenyataannya. Orang-orang nggak akan sadar umur Tante Delia yang sebenarnya."

Delia terkekeh, kembali. "Sekali lagi, terima kasih. Em ... ini kalian mau pergi? Mau ke mana emangnya?"

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang