CC: 20

4.7K 574 339
                                    

Happy Reading

Senin pagi, seluruh murid Tree High School berkumpul di auditorium sejenak. Akan ada pengumuman, bahwa sebentar lagi akan diadakan perlombaan memanah antar sekolah. Ketua klub memanah adalah Rain Denadra Razeta, tapi nanti yang akan mengatur perlombaan akan ada panitianya tersendiri.

Setelah pengumuman itu, semua murid kembali ke kelasnya masing-masing. Termasuk para anggota Champion Class. Saat anggota Rain bersama yang lainnya memasuki ruang kelas. Melody berbelok arah untuk ke Private Room, di mana dia ingin mengambil barang-barangnya yang ketinggalan. Setelah keluar dari ruangan itu, tiba-tiba Morland sudah berada di depan pintu.

Melody memilih menghindar, tapi Morland kembali menghadangnya. Melody menghembuskan napasnya kasar, dia menatap Morland dengan tatapan datar.

"Kamu kenapa ngehindar dari aku?" tanya Morland.

Jika Morland telah mengubah cara bicaranya menjadi aku-kamu, maka Morland menandakan bahwa pembicaraan mereka kini sangatlah serius.

"Aku nggak ngehindar. Aku sekarang mau ke kelas CC 10!"

"Kamu menghindar, aku udah menghubungi kamu dari kemarin. Tapi, nggak dijawab sama sekali, katanya mau ke museum. Aku tanya kamu sama Itzel, dia bilang kamu nggak pulang ke rumah sama sekali. Itzel juga panik loh kamu nggak pulang! Kamu ke mana?"

Melody menghembuskan napas panjang. Bahunya sedikit menurun. "Aku kesal, sabtu itu kenapa kamu nggak ngehubungi aku? Kamu 'kan tahu aku pergi pemeriksaan!" Melody memang tidak berniat untuk membahas mengenai dia yang bertemu dengan mamanya Morland hari itu.

Morland berdehem, dari wajahnya dia mengetahui kesalahannya. "Maaf, aku—aku ada acara keluarga. Jadi... aku nggak bisa ngehubungi kamu. Dokterya bilang apa?"

Melody sedikit menangkap kebohongan yang dilakukan Morland. Dan Melody tidak ingin menyelidikinya juga. "Baik-baik aja, itu sakit biasa. Kemarin aku di rumah Mama setelah dari rumah sakit. Maaf!" Pada akhirnya, Melody juga tidak sepenuhnya jujur.

Sempat terjadi keheningan sesaat di antara mereka. Sampai akhirnya, Morland mengusap pelan rambut Melody dan juga meminta maaf. Terjadinya kecanggungan sejenak di antara mereka.

"Aku ke kelas 10 dulu. Kamu buruan masuk kelas!"

Melody melangkah terlebih dahulu, dengan perasaan yang campur aduk. Dia ingin bertanya mengenai perjodohan itu, tapi dia juga takut jika kemungkinan buruk Morland menerima perjodohannya. Melody tidak siap dengan akhir hubungan mereka.

"Dy!"

Langkah Melody terhenti, ketika Morland memanggil namanya. Entah mengapa, Melody takut menoleh ke belakang dan Morland mungkin memberitahunya mengenai fakta itu. Perlahan, Melody menoleh ke belakang dan tersenyum kecil. Dia menunggu Morland berbicara, tapi pada akhirnya Morland mengepalkan kedua tangannya. Seolah menyemangati Melody, hingga membuat Melody tertawa kecil.

Melody hanya berusaha untuk baik-baik saja, setelah dia melihat sendiri kehancuran sosoknya yang dimulai dari beberapa hari yang lalu.

*

Sementara itu, di Champion Class 10, tidak ada keributan. Yang terlihat hanya keheningan di antara mereka. Semua fokus dengan buku dan iPad masing-masing yang di dalamnya sudah ada ringkasan materi. Kelas ini hanya beranggotakan 10 orang. Jadi, ruang kelas ini memang begitu terasa kosong. Tidak ada interaksi apa pun di antara mereka.

 Tidak ada interaksi apa pun di antara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang