CC: 41

4.1K 529 125
                                    

Harap kepada teman-teman pembaca Champion Class 2, tidak memberikan spoiler yang ada di novel CC 1.

Aku suka kalian tuh berteori, tapi kalau teori dan komentarnya mengandung spoiler, harap disensor yaa. Terima kasih

Happy Reading

Kaca sebagai pembatas yang memperlihatkan seseorang tengah dibantu banyak alat medis untuk bertahan hidup. Laki-laki itu menatap dengan tatapan sendu dari matanya yang terlihat sayu, dia masih menggunakan seragam sekolahnya, serta pin berbentuk pohon dengan warna kuning keemasan. Seingatnya, dia belum lama ini mengenal Bulan, pertama kali berkenalan di pesta salah satu kolega orangtua mereka.

"Siapa..., ya?"

Dia menoleh, ketika pertanyaan itu mengalihkan atensinya.

"Jarrel?" Melody mendekati adik kelasnya itu.

Jarrel tersenyum kepada Melody. "Kak Melody!" sapanya.

Kerutan halus terlihat di dahi Melody. Selama ini, Melody tidak pernah melihat Bulan dekat dengan adik kelas mana pun atau mungkin memang dirinya yang kurang memperhatikan Bulan.

"Lo kenapa bisa ada di sini?" tanya Melody.

"Em... mau lihat kondisi Bulan sebelum balik ke rumah, Kak. Gimana sama kondisinya Bulan, Kak?"

"Bulan?" Melody merasa janggal dengan cara Jarrel memanggil Bulan, tanpa embel-embel "Kakak". Dan Melody melupakan pertanyaan Jarrel mengenai kondisi Bulan.

Jarrel berdeham. "Kak Bulan yang minta gue panggil dia dengan panggilan Bulan, Kak. Katanya, umurnya nggak jauh berbeda dari gue dan dia yang paling muda dari teman sekelasnya!"

Melody mengangguk-angguk kecil. "Oke, jadi kenapa lo ada di sini? Hubungan kalian sedekat itu? Seingat gue, Bulan nggak semudah itu dekat dengan cowok!"

Melody menangkap ekspresi gugupnya Jarrel, terlihat ketika Jarrel tidak ingin menatap matanya.

"Gue sering tanya tentang sekolah, kelas, dan—"

"Penyakit dia," potong Melody.

Kedua alis tebal Jarrel menyatu. "Iya, dia pernah cerita tentang penyakitnya."

Hening menyita di antara Jarrel dan Melody. Keduanya tampak berkelana dengan pikirannya masing-masing.

"Kalau begitu, gue balik dulu, Kak Melody! Semoga, Bulan bisa segera sadar dan pulih, Kak!"

Melody mengangguk. "Iya, makasih atas doanya!"

Jarrel mengangguk kaku, dia mulai berbalik arah. Begitupun Melody, dia menghela napas berat dan berbalik arah juga, ke arah yang saling berlawanan.

Namun, karena pikiran itu terus menganggu, salah satu dari mereka menghentikan langkahnya. Dia berbalik arah dan memilih arah yang sama, serta tidak berlawanan.

"Kak Melody!" panggilnya dengan pasti.

Melody menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang dan menatap adik kelasnya yang berjarak beberapa meter darinya.

"Gue tahu, siapa yang mau ngebunuh Bulan!"

*

"Lo tahu dari mana tempat ini?" tanya Liona.

"Dari Abang, lo!" jawab Rain dengan malas.

Liona mengangguk-angguk kecil.

Mereka kini tengah memasuki bangunan tua yang pembangunannya tampak terbengkalai. Liona pikir, mungkin ini dulunya seperti pusat perbelanjaan, tapi sudah ditinggalkan. Liona berjalan di belakang Rain. Hingga akhirnya, mereka melewati beberapa gang kecil di bangunan itu. Tepat di depan sebuah pintu toko yang tampak berkarat, Rain mengeluarkan seperti kartu dan dia memasukkan kartu untuk di scan ke bagian kotak berwarna merah. Pintu akhirnya terbuka otomatis.

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang