WARNING! Apa pun tindakan negatif dan buruk di part ini, tolong jangan ditiru!
Happy Reading
"Kata dokter, apa?"
Melody mengambil roti lapis tanpa tomat di kotak bekal yang sudah dia siapkan bersama Morland, sebelum menjawab pertanyaan Morland.
"Sabtu pemeriksaan lagi, kemarin aku konsul ke dokter umum. Harusnya sih lagsung ke spesialis geneokologi atau ke spesialis kandungan. Soalnya 'kan nyeri saat menstruasi!" jawab Melody dengan santai.
Morland mengangguk-angguk kecil sambil mengunyah kimbap buatan Melody. Karena ada acara, hari ini seluruh murid THS dipulangkan lebih awal. Jadi, Morland dan Melody memilih melakukan piknik di taman sekolah mereka. THS banyak pohon rindang, dan sekolah ini sangatlah luas. Jadi, anggota CC sering melakukan piknik. Bahkan, bukan anggota CC saja, murid THS di kelas lainnya juga, di hari sabtu banyak belajar bersama dengan melakukan piknik di sekolah. Tree High School memang cukup jauh dari pusat perkotaan, sehingga udara di sini jauh lebih segar dan nyaman.
"Mau gue temanin, nggak?" tanya Morland.
Melody menggeleng. "Entar orang mikir gue lagi hamil. Ini aja gue udah malas karena harus cek ke dokter kandungan. Gue takut orang salah paham! Harusnya sama orang tua, tapi ya gitu, you know!"
"Nggak apa apa, ngapain opini orang dipikirin. Gue khawatir aja. Atau mau ditemanin sama kak Kaziwa atau Xela aja? Mereka lagi di Indonesia."
Melody menggeleng dengan tegas dan menyuapi Morland mie Aceh buatan Melody, supaya laki-laki itu tidak berbicara lagi. Melody membuat mie Aceh, karena itu adalah salah satu makanan kesukaan Morland.
"Gue bisa sendiri. Gue nggak apa apa, nggak usah khawatir!"
"Nggak mau ditemanin sama Itzel aja?"
"Itzel lagi kumpul sama keluarganya, dia udah lama nggak ketemu orang tuanya. Jadi, gue nggak mau ganggu!"
"Tapi—"
"Papa minta gue buat balik ke rumah. Gue sebenarnya nggak mau tinggal di rumah Itzel lagi. Soalnya, gue di sana 'kan buat nemanin dia. Dan sekarang, orang tunya mau tinggal bareng dia lagi. Gue nggak mau ganggu. Rencananya sih, gue mau tinggal di asrama aja, tanpa sabtu dan minggu balik ke rumah. Tapi, nggak nyaman juga kalau gue sendirian. Jadi, mau cari apartemen aja, minimal sampai kelulusan, beberapa bulan lagi, kan?" Melody menatap mata Morland "Menurut lo, bagusnya gue balik ke rumah aja atau cari apartemen?"
Sebelum menjawab, Morland mengunyah makanannya sambil terus memikirkan jawaban yang tepat untuk Melody. Karena bagi Morland, ini pertanyaan yang cukup sulit, sebab jika salah menjawab saja, Morland bisa memberikan luka untuk Melody.
"Em... kalau rasanya balik ke sana itu nyakitin lo, nggak perlu. Gue bukan mau bikin lo semakin jauh dari keluarga. Tapi, gue nggak bisa ngelihat lo sedih terus. Dan seandainya, kalau lo emang mau menghadapinya, mungkin ini bisa jadi jalan yang terbaik, lo bisa kembali. Gue akan berusaha selalu ada bua lo!"
Melody terdiam beberapa saat. Sejujurnya, Melody merindukan keluarganya, tapi yang katanya keluarga, justru menjadi luka terdalam untuknya.
Morland yang menatap Melody tengah melamun, mulai mengusap pelan rambut Melody.
"Gue tahu, apa pun keputusan yang lo ambil, lo udah pasti udah pikirin baik-baik!" Morland tersenyum lebar, sehingga Melody juga ikut tersenyum. Lalu, Morland bertanya, "Kuliah nanti, udah tahu mau buat tujuan ke mana?"
Melody menggeleng. "Masih bingung, antara Juiliard atau RCM, tapi kadang juga pengin Harvard. Tapi, beberapa berkas persyaratan udah gue siapin sih! Lo sendiri? Mau coba Harvard atau emang ada yang mau dituju?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPION CLASS and the WINNER
Teen Fiction[SEQUEL CHAMPION CLASS] "Tree High School dan Champion Class bagaikan bunga mawar, terlihat indah, tapi juga menyakiti!" -Rain- *** Design Cover: (ig: ria_graphicc)