CC: 33

2.7K 436 279
                                    

Happy Reading

Day 2

Lagi. Kali ini, tidak air. Melainkan sisa makanan beberapa murid diberikan ke tempat wadahnya. Mati-matian Liona mencoba untuk tetap diam. Bahkan hari ini, dia kehilangan buku catatannya yang tampaknya sengaja di sembunyikan.

Jangan berharap, jika ada yang membelanya. Karena semua orang di sini, memperlakukan dirinya seperti sampah. Tampaknya tiga bulan di THS, akan terasa lebih lama bagi Liona.

Hanya Rain yang akan menerimanya, tapi gadis itu sedang di luar kota dan Liona mengabari Rain, bahwa semua berjalan dengan baik. Lagi pula, sesampai di Yogya, ponsel Rain sudah tidak aktif lagi.

Day 3

Sama seperti hari kedua, sisa-sisa makanan kembali ada di wadah makanannya. Kali ini, lebih banyak. Dan ada murid yang sengaja, menumpahkan sisa makanan itu tepat di atas roknya. Liona sudah hendak melayangkan pukulan kepada seorang laki-laki yang melakukan tindakan itu. Tapi, malah membuat dia terdorong dan kepalanya terbentur.

Rain pernah bilang, bahwa ketua osis di sekolah ini, tidak akan membiarkan perundungan. Tapi, tampaknya tidak berlaku untuknya. Tentu, mereka akan berpihak pada teman mereka.

Liona meringis memegangi kepalanya, semua orang hampir meninggalkannya. Hingga, seseorang berdiri tepat di hadapannya. Wajahnya tampak imut, tapi tatapannya datar. Rambutnya sepunggung, terlihat seperti anak polos, tapi sepertinya hanya kelihatan dari luar, pikir Liona.

"Ikut gue!" Liona tahu, bahwa itu salah satu anggota Champion Class dari pin yang digunakan. Dia adalah Bulan.

Sesampainya di kamar mandi. Bulan memberikan handuk kecil dan sebuah seragam olahraga kepada Liona. Tidak ada ekspresi apa pun. Bulan jarang berinteraksi, tidak ceria seperti dulu, terlalu penyendiri.

"Thanks," Liona melirik name tag, "Bulan!"

Bulan hanya bergumam. "Gue nggak berniat bantuin lo!"

What? Liona tidak mengerti, jadi ini apa? Sekarang Bulan tampak menyebalkan bagi Liona.

"Gue terpaksa. Rain yang minta buat gue awasin lo selama dia pergi. Tapi, dia nggak minta gue buat lapor apa-apa. Dan gue juga tahu, rumor tentang lo sepertinya nggak sepenuhnya salah. Korbannya Sunny, tapi anak-anak kelas lain nggak ada yang tahu. Anggap aja, selama di sini, itu adalah hukuman buat lo!" ujar Bulan dengan datar.

"Emang kalian siapa, sampai punya hak buat ngehukum gue?" tanya Liona menantang.

Tidak disangka, Bulan tersenyum sinis. "Kami? Bukan siapa-siapa. Tapi, walaupun gue nggak dekat dengan Sunny. Dia tetap teman gue, dan gue tahu rasanya jadi Sunny." Suara Bulan, perlahan-lahan mulai terdengar pelan, tapi penuh penekanan. "Gue benci orang-orang kayak lo!"

Bulan tidak menunggu jawaban dari Liona. Dia segera meninggalkan Liona di toilet sendirian. Liona mengepalkan kedua tangannya. Salah dia berharap, kalau ada yang akan menolongnya.

Day 4

Tidak kapok dengan kejadian tiga hari yang lalu, dia tetap menghabiskan makan siangnya. Hari ini Jum'at, dan ini adalah siksaan terakhirnya dalam minggu ini. Sabtu dan minggu tentu hari libur.

Dan kali ini, ulah para murid THS, membuat baju Liona kotor, karena tumpahan jus yang disengaja. Loker yang diberikan untuknya juga penuh surat ujaran kebencian dan sampah.

Day 5

Ini adalah hari keenam Liona bersekolah di sini, tapi hari kelima dia dirundung. Liona akan mengikuti pelajaran Biologi yang akan diadakan di labor. Ada tikus percobaan praktek, tapi bukannya melakukan praktek, salah seorang murid memasukkan tikus putih itu ke dalam baju Liona. Liona tidak takut, tapi dia merasa geli. Karena itu, dia berteriak dan berusaha mengeluarkan tikus dari bajunya, dan tidak ada yang membantu dirinya. Bahkan, saat tikus itu keluar dia malah menyenggol beberapa alat labor, yang membuat dia malah dimarahi oleh guru.

CHAMPION CLASS and the WINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang