26

9.7K 970 52
                                    

Tangan Aidan menari diatas deretan alat penyiksaannya, memilih alat apa yang paling cocok yaa

Pilihannya jatuh dipisau kecil, ahh sepertinya ia ingin melukis menggunakan pisau tersebut. "Baiklah waktunya melukis!" Aidan berjalan menghampiri salah satu dari ke lima mainannya dan

Jlebb!!

Srekk!!

"Arghhh!!! Ampunn!! Hentikannn!! "

"Ahahah!! Teruslah berteriak! Ahaha!! "

Aidan tertawa bahagia setelah menancapkan pisau tersebut dan terus menggores nya diwajah mainannya, darah terus bercucuran menutupi wajah pria tersebut.

"Tidakk!! Kumohon hentikan!!! "

Bruk!

"Arghh!! Ba-jingannn..ugh..!! "

Aidan menendang tepat dibagian masa depan pria tersebut dengan keras sehingga membuatnya semakin berteriak histeris.

Srekk!

"Uwahh ternyata kau memiliki perut yang indahh yaa.. Kheheh..!! " Aidan merobek pakaian pria tersebut dan menatap 6 kotak yang tak terlihat jelas diperut pria tersebut.

Jlebb!! Jlebb!

"Arghhhh!!! "

Srekk srett!!

Aidan dengan santainya menusuk dan merobek perut pria tersebut, ia hanya ingin mengambil otot perut pria tersebut.

"Arghh!! Henntikann!! K-kumohonn!! "

"Ehh? Kenapa berhenti aku kan masih belum puas!! Jadi diam dan biarkan aku mengambil otot perutmu! "

Kini Aidan telah berhasil memotong kulit perut pria tersebut, tampaklah isi perut pria tersebut dan Aidan dengan santainya memegang ususnya dan menarik keluar, semua yang melihat Aidan mengeluarkan seluruh isi perut bos mereka seketika mereka menjadi pucat mereka ingin sekali pingsan namun tidak bisa jadinya mereka hanya bisa memejamkan mata mereka dan mencoba menulikan pendengaran mereka.

Sedangkan pria yang menjadi korban siksaan Aidan sudah mati akibat tidak tahan dengan siksaan Aidan.

"Yahh.. Sudah mati! Baru juga segitu sudah mati! Dasar lemah! " Aidan membuang asal pisau yang ia gunakan tersbut.

Kini Aidan sudah memegang pisau berkarat, ia berjalan dan menghampiri salah satu mainan miliknya. "Baiklah selanjutnya adalah giliran mu~" pria yang ditunjukkan Aidan hanya bisa menangis, mau melawan juga percuma.

"Tidak kumo- arghhh!! "

Jlebb!! Jlebb!!

Aidan menusuk boleh mata pria tersebut dan mengeluarkannya dengan cara menariknya hingga terputus.

"Wahh matamu sangat indah hahaa!! "

"Am-mpunn!!.. Kumohon bunuhh akuu.. "

"Baiklah dengan senang hati khehe! "

Klikk!! Brukk!

Tubuh pria tersebut terbelah menjadi dua bagian hanya dengan jentikan jari Aidan.

Aidan mengambil jarum suntik yang sudah diisi oleh bakteri dan ia menyuntikkan nya ditubuh dari tiga mainannya yang tersisa.

"Arghhh!!! Hentikannn! Kumohooonn! "

"Ahahahha... Hahahha!! "

Aidan tertawa puas melihat mainannya berteriak kesakitan, ia menatap puas bakteri yang ia suntikan tersebut mulai memakan tubuh mainannya, perlahan kulitnya mulai membusuk bahkan kulitnya mulai berkelupas.

Tak sampai lima menit bakteri tersebut sudah berhasil membuat tubuhnya mati dengan sangat mengenaskan.

Kini tersisa dua orang yang masih belum mendapatkan gilirannya, Aidan tengah menatap keduanya sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan lagi? Hingga seringai dibibir Aidan kala ai mendapatkan ide baru.

Glek!!

Mereka bedua semakin gemetar ketakutan, sungguh mereka sangat sial.

"Baiklah siapa duluan yaa.. Eum bukannya kau ingin mencicip tubuhku yaa" pria yang sempat berpikiran mesum ke Aidan langsung menegang! Sungguh jika tau begini ia tidak akan berbicara seperti itu.

"Baiklah kau duluan saja hehe... "

"Tidak tuann! Kumohon ampunn! Saya akan memberitahu Anda siapa yang menyuruh kami asalkan tuan membebaskan kami tuan! "

"Itu benar tuan! Kumohon tuan ampunin kami!! Kami akan memberitahu siapa yang sudah menyewa kami tuann! "

"Eumm.. " Aidan berfikir menimbang permintaan para pembunuh tersebut, kedua pembunuh tersebut berharap bahwa tawaran mereka akan diterima, namun sayangnya semuanya sirna.

"Eumm.. Tidak perlu karena aku sudah tahu siapa yang menyuruh kalian untuk membunuh ku dan aku tidak akan membebaskan kalian sebelum kalian mati" ucap Aidan dengan wajah santainya.

"Tuan sa-"

Sringg!

Brukkk!

"Arghhh!!! Kakiku!! "

Jlebb! Jlebb!!

"Arghhh!! Ampuun!! "

"Ahahahh... Teruslah berteriak! Ahahah! "

Aidan terus menyiksa mereka dengan cara menebas kaki dan tangan mereka dan melemparkan belati berkarat ketubuh mereka.

Kei yang melihat aksi tuanya hanya bisa menggeleng kan kepalanya tanpa ada niatan untuk menghentikan aksi Aidan.

[Memang jika wanita sudah marah sangat menyeramkan!! Tuan Aidan sungguh sadis]

.
.
.
.




Tbc


Vote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang