20

11.2K 1.1K 12
                                    

Kini Aidan berserta seluruh anggota kerajaan tengah berada diruang yang diyakini oleh Aidan sebagai ruang harta.

Ruangan yang memiliki luas seperempat luasnya kerajaan tersebut dipenuhi oleh berbagai macam benda dan pusaka, baik itu emas, berlian, lukisan dan lain lain nya bahkan terdapat berbagai macam artefak sihir dan buku buku kuno lainnya yang tersimpan rapi diruangan tersebut.

Aidan berdecak kagum melihat harta yang berlimpah, apalagi menatap gunung yang terbuat dari tumpukan koin emas yang berkilau membuat Aidan ingin rasanya melompat dan meniduri ya.

Arthur yang memang dari awal selalu memperhatikan Aidan dibuat menahan gemas, bagaimana tidak. Ekpresi Aidan yang berubah ubah itu membuat wajahnya bertambah imut.

"Hei tutup mulutmu! Aku takut nanti air liur-mu menetes keluar" Arthur tertawa kecil, uhh ia sangat suka melihat wajah gumpalan daging yang sayangnya itu sangat imut apalagi perbedaan antara tinggi badan yang sangat jauh berbeda, Aidan hanya setinggi dada Arthur dan itu membuatnya terlihat pendek dan kecil.

Aidan mendengar perkataan Arthur barusan langsung tersadar, ia merutuki dirinya sendiri.
"Ahk!! Sialann itu memalukan!!! " batin Aidan.

"Ekhm... Apa maksudmu! Cih lagian aku tidak tertarik dengan harta mu" Aidan menaikan dagunya dan berlagak sombong untuk menyembunyikan rasa malunya.

"Em? Apa maksudmu Aidan... Aku bahkan tidak ada bilang kalau kau melamun melihat tumpukan emas itu hingga hampir meneteskan air liur mu, hmm... " Arthur mendekat kan wajahnya dengan menaik turunkan alisnya.

Ah sepertinya menggoda Aidan adalah hobi baru untuknya, liatlah wajah Aidan yang memerah lantaran merutuki dirinya sendiri yang sudah tertangkap basah oleh Arthur.

Raja dan Ratu yang melihat tingkah laku kedua manusia tersebut hanya menampilkan senyuman mereka, terutama melihat putra mereka yang menampilkan banyak ekpresi membuat mereka senang.

Putra mereka yang biasanya sangat dingin dan cuek, irit bicara kini tengah menjahili sosok pria manis yang tak lain ialah Aidan.

Tentu saja perubahan tersebut sangat disukai oleh sepasang suami istri tersebut, dengan kehadiran Aidan dan membuat putra mereka jadi pribadi yang ceria sama seperti Arthur kecil mereka dulu.

Ekhmm...

Arthur yang tengah menggoda Aidan, mengalihkan pandangannya dan menatap asal suara yang ternyata berasal dari Raja Theo.

Aidan juga sama, ia melihat Raja Theo sudah memegang satu kotak berukuran sedang dengan warna coklat tua dan dihiasi oleh beberapa permata yang indah disampul kotak tersebut.

"Arthur berhenti menggoda tuan Aidan, dan tuan kemarilah aku akan memberikan hadiah imbalan seperti yang anda inginkan" mendengar perintah tersebut Arthur kembali menegakkan posisinya dan Aidan juga berjalan kearah Raja Theo untuk mengambil hadiahnya.

Aidan segera membuka kotak tersebut saat sudah berada di genggaman nya, dapat ia lihat permata berwarna hijau yang indah dan sedikit mengeluarkan sihir alam, meskipun samar namun sebagai pemilik element alam tentu Aidan dapat merasakannya.

"Dan kami juga akan memberikan hadiah lainnya untuk anda tuan Aidan" Aidan yang tengah menatap permata Grentsi'el mengangkat kepalanya dan menatap ratu.

Hadiah lainnya? Perasaan Aidan tidak meminta hadiah lain selain permata yang kini sudah ia dapatkan.

Ratu tersenyum simpul, ia melihat raut wajah Aidan yang tengah menatap kearahnya dengan ekpresi bingungnya.

"Hadiah lainnya? Tapi aku hanya ingin permata ini saja dan tidak ada yang lainnya" ucap Aidan yang menatap ketiganya secara bergantian.

"Ini hadiah dari saya pribadi selaku orang tua, saya ingin memberikan sebuah gelar bangsawan kepada anda dan juga memberikan satu wilayah yang akan menjadi milikmu, bagaimana apa kamu mau? " raja Theo sangat berharap Aidan menerima tawarannya tersebut.

Aidan berpikir cukup lama, tawaran raja memang menggiurkan, mungkin jika itu orang lain tanpa berlama lama sudah langsung disanggupi, namun Aidan tidak. Aidan berfikir jika ia menjadi bangsawan bukannya ia sama saja seperti dulu yang selalu berkerja dan belajar, meskipun kebanyakan tiduran dan malas malasan.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Aidan menyatakan keputusannya. "Aku menolak! Jika hanya sebatas gelar saja mungkin aku terima, namun... Untuk sebuah wilayah aku menolak ya, aku hanya ingin bebas tanpa melakukan pekerjaan apapun dan menikmati hidup ku dengan tidur makan tidur dan bermain. Lagipula aku masih terlalu kecil untuk itu"




Tbc

Vote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang