41

7.4K 805 132
                                    

Wajah viscount Geraldine mendadak pucat bak mayat, bagaimana bisa rencananya ketahuan! Ia yakin semua bukti yang ada sudah ia simpan ditempat yang hanya ia ketahui namun kenapa bisa sampai ketahuan oleh Raja.

"PERAJURIT! TANGKAP DAN SERET PENGHIANAT TERSEBUT KEHADAPANKU! AKU AKAN MEMANGGILNYA DISINI DAN HARI INI JUGA!! "

"Baik yang mulia Raja"

Saat pedang para perajurit yang diperintahkan oleh sang Raja untuk menyeret viscount Geraldine, mereka semua terpental menjauh dari tempat viscount Geraldine digantung.

"Siapa yang mengizinkan kalian untuk menghukumnya! "

Semua atensi menatap asal suara tersebut, mereka mengerutkan dahi mereka, ah kenapa pangeran mereka melarang mereka untuk menghukum sang penghianat tersebut dan seolah melindunginya dengan cara tidak memperbolehkan mereka mendekati tempat viscount Geraldine berada.

"APA APAAN INI AIDAN KAU TID–"

"YANG MULIA CUKUP!... Anda harus tenang"

Raja Theo yang terlanjur emosi hanya memalingkan wajahnya enggan menatap wajah Aidan, ah andai saja jika sang ratu tak menghentikannya sudah pasti ia akan membentak Aidan, uh ia sungguh tidak ingin membentak Aidan namun emosinya yang menguasainya hingga ia hampir saja kelepasan.

Ratu menatap putranya, Arthur yang melihat kode dari sang ibu pun mengangguk, ia akan mencoba menanyakan alasannya kepada Aidan dengan pelan dan hati hati takut salah salah ia malah menyinggung kucing betina satu ini.

"Aidan tatap mataku"

Aidan tak menurut ucapan Arthur, ia malah memalingkan wajahnya kesegala arah menghindari kontak mata dengan Arthur.

Arthur dengan pelan memegang dagu Aidan dan mengarahkannya kearahnya, mata mereka saling bertubrukan, iris kuning keemasan tersebut menatap iris biru milik Aidan.

Arthur tersenyum lembut sembari mengelus pelan pipi Aidan, "kenapa kau melarang mereka untuk menghukum penjahat, hmm?, Qiel tahu kan kalau perbuatan jahat harus dihukum" Aidan tanpa sadar menikmati elusan lembut yang Arthur berikan, ia hanya mengangguk cepat dan itu membuat rambutnya ikut bergoyang, terlihat lucu sekali jika Aidan mode jinak.

"Aku tau, cuma.. Kita tidak boleh memenggal kepala nya" ucapan Aidan membuat Arthur bingung namun karena belum menemukan jawaban yang ingin ia dengar akhirnya ia menanyakan nya lagi, "kenapa tidak boleh, hmm"

Aidan terdiam sejenak dan keterdiaman Aidan semakin membuat mereka semua ingin tau sebenarnya apa yang pangeran mereka ingin lakukan.

Viscount Geraldine yang masih berada dimode terbalik tersebut tersenyum puas mendengar jawaban Aidan, ia berpikir bahwa ia pasti tidak akan dihukum mati dan ia akan bebas lalu ia akan melarikan diri dan pastinya akan melakukan balas dendam terhadap Aidan yang amat ia benci hingga ketulang tulangnya.

Namun tak lama Aidan yang tadinya terdiam kini kembali bersuara dan itu membuat siapa saja yang mendengar nya shock dan juga menganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar, bahkan viscount Geraldine yang tadinya masih bisa tersenyum kini terdiam kaku mendengar ucapan Aidan.

"Kita tidak boleh memenggal kepala nya karena itu terlalu muda untuk nya, tapi lebih bagus kalau kita menyiksa nya seperti mencabut satu persatu kuku nya lalu mensayat tubuhnya dan siram dengan air garam! Ah tidak tidak! Lebih baik kita cabut bulu matanya dan seluruh giginya lalu habis itu potong lidahnya! Eh tapi lebih seru kalau kita memotong tubuhnya kecil kecil dan dia dibiarkan untuk tetap sadar! Wahh itu pasti sangat menyenangkan! Apalagi mendengar teriakan nya, atau kita bisa menyuntikkan dirinya berbagai macam racun dan bakteri yang aku buat, pastinya ia akan merasa bangga karena telah Mencobai semua racun yang aku buat! Benar kan Arthur!" Damn! Apa apaan itu! Mereka semua menatap horor pangeran mereka, bagaimana bisa anak sekecil Aidan membahas tentang hukuman sadis tersebut dengan wajah yang tampak ceria dan berseri seri tersebut sedangkan mereka saja yang mendengar nya merinding, membayangkan itu semua... Uhh bulu kuduk mereka berdiri.

Neon sendiri yang memang berada dibelakang Aidan hanya berdiri tegak, pria tampan bertopeng tersebut hanya menampilkan raut datar namun dibalik topengnya wajah tampan tersebut sudah dipenuhi oleh bulir bulir keringat, membayangkan hukuman yang pangeran nya sebutkan.

Arthur terdiam kaku menatap wajah Aidan yang tampak tersenyum manis dan terus bersuara menyebutkan satu per satu hukuman gila lainnya.

Lain Arthur maka lain pula Darrel, Duke muda tersebut malas ikut tersenyum kearah Aidan yang memiliki ide gila tersebut.

"Ternyata pria kecilku sangat kejam, khkh... Kau semakin membuatku jatuh kedalam pesonamu, Aidan.... "











Tbc

Vote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang