65

2.1K 226 11
                                    

"Tuan keadaan tuan muda semakin memburuk, kutukan iblis mulai menyebar kembali jika tidak kembali dicegah maka itu akan membahayakan nyawa tuan muda" ucap seorang tabib tua yang bernama bernad, ia sudah menjadi tabib keluarga Ellington sejak masa kepemimpinan duke terdahulu yang menyelamatnya dari pembantaian keluarga nya hingga ia bersumpah setia untuk mengabdikan kesetiaanya kepada keluarga Ellington.

Killian tanpa menjawab langsung berdiri dari tempatnya berjalan keluar menuju kamar tempat putra nya berada, dapat dilihat wajah putra nya yang terlihat sangat pucat bahkan tubuhnya yang berisi kini mulai mengurus dan seluruh tubuhnya berisikan simbol kutukan iblis yang mulai menyebar disetiap bagian tubuhnya.

Dibawa nya kakinya melangkah kearah tempat sang putra, tangan besar nan kasar miliknya menggenggam tangan kurus milik putranya tak peduli seberapa lama nya ia menunggu mata yang tertutup tersebut terbuka dan bibir yang selalu memanggilnya dengan sebutan ayah.

"Bertahanlah, ayah mohon"

Suara yang terdengar lirih penuh permohonan, sosok yang selalu terlihat tegas dan ramah kepada siapapun itu kini terduduk dengan menggenggam tangan sang putra yang tengah tertidur. Tangis tanpa suara adalah tangisan yang paling menyakitkan, ia sudah melakukan apapun untuk kesembuhan putranya namun tidak ada satupun yang dapat mematahkan kutukan tersebut bahkan saintes yang memiliki kekuatan suci dari dewa saja tidak mampu mematahkan nya namun sebagai seorang ayah tentu ia tidak akan menyerah.

"Bangunlah Naren, ayah mohon bukankah kau menginginkan teman bermain? Kau tau kerajaan kita memiliki pangeran kecil yang seumuran denganmu ia baik dan sangat nakal sama seperti mu, kalian berdua sangat mirip. Jadi bangunlah Naren ayah mohon"

Mereka yang menyaksikan itu semua seakan mengikuti kesedihan dari kepala keluarga Ellington, bagaimana tidak mereka semua mengetahui seberapa keras nya tuan mereka mencoba menyelamatkan nyawa tuan muda mereka.

Suasana hening didalam ruangan tersebut tidak ada satupun yang berani membuka suara mereka hingga keheningan tersebut terpecah saat pintu kamar didobrak oleh seseorang dengan begitu kerasnya.

Brakk!

Pintu kokoh tersebut kini hancur menjadi beberapa bagian dan sang pelaku hanya menampilkan cengiran kuda.

"Ups, maaf hehe"

Plak

"Aduhh, kenapa anda memukul saya, ini sangat sakit"

"Sudah ku bilang jangan membuat rusuh ditempat orang lain, Neon!" ucap Aidan dengan memberikan pukulan kasih sayang nya kepada Neon.

Yah sang pelaku dari keributan tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Neon yang tanpa permisi langsung mendobrak pintu besar tersebut hingga hancur.

Duke Killian serta beberapa orang yang memang berada diruangan tempat tuan muda mereka dirawat terkejut melihat kedatangan keduanya, sebagian yang belum mengetahui tentang Aidan tentu menatap penasaran akan sosok didepan mereka apalagi dengan sosok tinggi yang mengenakan topeng bermotif naga emas tersebut yang baru saja menghancurkan pintu besar yang sudah dilapisin sihir pelindung dengan muda nya dihancurkan begitu saja.

"Pangeran Qiel, anda datang" duke Killian tak menyangkah nyangkah akan kedatangan Aidan yang begitu mendadak, ia bahkan tak mendapatkan surat balasan dari istana tentang kedatangan Aidan ke kediaman nya.

Mereka semua yang mendengar tuan mereka menyebut pria kecil tersebut dengan sebutan pangeran Qiel sontak membulatkan mata mereka, jadi sosok pria kecil dihadapan mereka adalah pangeran Qiel pangeran baru kerajaan Amoraxe yang dimana dijuluki sebagian pangeran jenius muda yang berhasil menyelamatkan nyawa putra mahkota Arthur dari ambang kematian akibat ulah racun Vristiodhet racun mematikan yang masih belum memiliki penawarnya.

Aidan menatap kearah duke Killian yang kini berjalan kearah nya, "yah maaf jika aku datang mendadak tanpa memberikan surat balasan"

Duke Killian mengangguk plan, ia tak menyalahkan kedatangan Aidan yang mendadak ia hanya sedikit terkejut dan senang Aidan yang memenuhi undangan nya, sebelum nya ia ragu untuk mengundang Aidan namun karena demi sang putra ia akhirnya mengirimkan surat kepada Aidan dan berharap Aidan membaca dan memenuhi keinginan isi suratnya.

"Tuann! kenapa anda selalu meninggalkan saya hosh.. hosh.. Anda sangat kejam"

Lagi dan lagi mereka dibuat shock dengan kedatangan saintes kerajaan suci, siapa yang tidak tau tentang sosok Eliana, saintes yang sangat sulit ditemuin bagi mereka para bangsawan yang ingin mengundang nya ataupun bertemu dengan nya bahkan dulu duke Killian harus mengirimkan surat sebanyak 5x untuk meminta bantuan kerajaan suci untuk penyembuhan putra nya.

"Siapa suruh tidur dikereta kuda, liatlah bahkan bekas liurmu belum hilang, ieuu" setelah mengatakan itu Neon langsung berlari kearah Aidan dan Eliana yang mendengar nya langsung dengan cepat mengelap wajahnya yang katanya terdapat bekas liur nya hingga matanya menatap tajam kearah Neon yang tertawa kearahnya.

"Sialan kau hybrid hitam! Kau membohongikuu!" Eliana yang merasa dibohongi tentu tak terima, nyatanya wajahnya bersih tanpa adanya bekas liur yang tertinggal dan jika itu beneran ada ia sungguh malu terlebih kepada Aidan bisa bisa ia dicap sebagian gadis yang jorok.

Neon tertawa keras bahkan air matanya sampai keluar setelah berhasil menjahili gadis berambut pink tersebut, ia menjulurkan lidahnya dan Eliana yang melihat nya tak tinggal diam ia maju mendekat kearah Neon dan ingin membalas pria tersebut namun sebelum itu terjadi Neon sudah lebih dulu menghilang menyatuh didalam bayangan Aidan.

"Hybrid sialan tunggu pembalasanku nanti!"

Aidan menghela nafas melihat kelakuan keduanya, semenjak kejadian Aidan yang dihadang bandit hutan ia memanggil Neon untuk menemani dan mengjaga nya namun siapa sangka Neon justru dengan usilnya mengerjai Eliana hingga gadis tersebut terus emosi sepanjang perjalanan menuju kediaman Ellington.

"Maafkan kelakuan mereka yang membuat keributan dan langsung saja aku disini untuk memenuhi keinginan mu dan itu tidak gratis"

Aidan tetaplah Aidan moto nya adalah menolong jika itu menguntungkan baginya.

Duke Killian terdiam, tentu ia mengetahui maksud dari Aidan, ia menatap kearah putranya kemudian tanpa keraguan langsung mengiyakan kemauan Aidan.

"Baik saya paham, saya akan memberikan apapun kepada anda asalkan anda berhasil menyelamatkan nyawa putra saya" entah kenapa duke Killian sangat yakin jika Aidan dapat menyelamatkan nyawa putra nya dan ia juga akan memberikan apapun kepada Aidan jika putra nya selamat, ia tidak peduli dengan seluruh harta benda atau jabatan serta gelar bangsawan nya karena yang ia inginkan adalah senyuman putra satu satunya.

Mendengar itu Aidan bersmirk, ah inilah yang sangat ia sukai, "baiklah aku akan menyelamatkan nyawa putra mu"  Aidan berjalan mendekat kearah ranjang Naren, dapat ia lihat tubuh yang menghitam akibat kutukan iblis yang sudah menyebar jika menurut penglihatan golden eyes milik Aidan masih ada setidaknya setitik harapan dan satu titik itulah yang membuat Aidan semakin merasa tertantang untuk melawan kekuatan iblis yang bersarang ditubuh Naren.

Aidan mengeluarkan permata hijau yang kini bersinar terang memancarkan sinar hijau yang hangat, permata Grentsi'el, permata yang Aidan minta saat menyelamatkan nyawa Arthur.

"Baiklah sudah saatnya kau bekerja"

Aidan membiarkan permata hijau tersebut melayang diatas tubuh Naren dan seketika permata tersebut meledak dengan mengeluarkan pancaran hijau yang sangat menyilaukan mata dan tanpa disadari Aidan diam diam menyeringai

"Kena kau"

Tbc

Vote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang