Duke Ellington yang baru saja menyelesaikan kegiatan rapat istana dan ingin kembali ke kediaman miliknya tak sengaja menubruk tubuh Aidan saat melewati persimpangan koridor, tubuh besar yang bertubrukan dengan tubuh kecil Aidan yang dimana sikecil yang menabrak dan ia pula juga yang terjatuh.
Melihat bahwa sosok yang baru saja ia tabrak Duke Ellington segera mengulurkan tangannya, "maafkan saya pangeran, apa anda baik baik saja"
"Yah aku baik baik saja, Duke Killian Viondrick Ellington"
Killian Viondrick Ellington penguasa wilayah utara kerajaan Amoraxe yang dimana wilayah tersebut memiliki sumber daya yang melimpah, diberkati dengan tanah yang subur dan juga terdapat tambang batu mana yang dimana dapat mengisi kebutuhan penggunaan element yang memiliki mana sihir yang terbatas, wilayah kekuasaan Ellington juga menjadi pilar kedua bagi kerajaan Amoraxe yang berperan sebagai penyokong pangan dan keuangan bagi kerajaan Amoraxe. Sosok yang dikenal sangat ramah kepada siapapun namun juga sosok yang sangat manipulatif di perkumpulan para bangsawan.
Dapat Duke Killian lihat wajah pangeran kecil Amoraxe tersebut yang terdapat banyak noda merah yang ia yakinin noda darah, entah darah apa ia sendiri tak tau namun yang pasti pangeran kecil tersebut habis membunuh atau melakukan kenalan yang membuat wajahnya dipenuhi noda darah. "Anda dari mana pangeran, kenapa wajah anda dipenuhi noda darah" ucap Duke Killian sembari membersihkan noda darah diwajah Aidan menggunakan sapu tangan yang selalu ia bawa.
Sedangkan yang ditanya hanya cengengesan menggaruk pipinya,"hehe... Hanya sedikit bermain "
Duke Killian yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya, ternyata benar dugaannya pasti habis bermain namun ia tak tau permainan apa yang menghasilkan banyak noda darah. Dengan telaten Duke Killian membersihkan noda darah yang berada diwajah Aidan dan kini wajah cantik yang tertutup oleh noda darah mulai terlihat bersih.
"Nah sudah bersih, lain kali jika anda ingin bermain jangan sampai mengotori tubuh anda pangeran karena itu tidak baik, anda paham"
Aidan hanya mengangguk mendengar nasehat Duke Killian, "baiklah namun aku tak bisa janji hehe" Duke Killian menggeleng pelan, sepertinya pangeran baru mereka adalah tipe anak yang nakal namun siapa yang peduli melihat tingkahnya mengingat kan dirinya dengan sosok yang ia sayangin.
"Melihat kelakuan anda jadi mengingatkan saya dengan sosok yang saya sayangin, sifat kalian sangat mirip. Sama sama nakal namun sangat ceria"
Aidan yang tengah berjalan beriringan dengan Duke Killian menatap sosok disampingnya dengan penasaran, "benarkah? Siapa dia? Apa dia kekasih anda? " berbagai macam pertanyaan Aidan lontarkan dan Duke Killian hanya tersenyum kemudian berhenti tepat didepan taman istana, menatap hamparan mawar yang tengah bermekaran, "dia adalah Putra saya namanya Naren xionzi Ellington putra kesayangan saya dan juga dunia saya yang dititipkan oleh mendiang istri saya, sosok yang sangat periang dan juga nakal, bagi saya Naren adalah segalanya dan saya sangat menyayangi nya"
Aidan yang mendengar cerita sosok Naren putra Duke Killian tersebut menjadi penasaran, pasalnya ia tak pernah melihat Duke Killian membawa putra nya disaat pelantikannya dan juga pesta dansa yang diadakan oleh Raja.
"Apakah kami semirip itu? "
"Yah sifat kalian mirip, bahkan saya selalu melihat sosok putra saya jika melihat anda"
"Lalu dimana dia sekarang? Apa aku bisa bertemu dengannya? "
Mendengar itu Duke Killian hanya tersenyum hambar dan menatap kosong kearah langit, "Dia tengah tertidur, tidur yang sangat lama" ucap lirih Duke Killian, Aidan Mengernyitkan dahinya mencoba memahami perkataan Duke Killian.
"Maksud anda putra anda tengah koma? " ucap Aidan yang diangguki Duke Killian.
"Bagaimana bisa? Apa ada cerita dibalik itu semua"
"Baiklah akan saya ceritakan"
Keduanya duduk kursi taman yang sudah tersedia teh dan beberapa makanan pendamping yang sempat Aidan minta dari pelayan istana, cerita tanpa ditemanin cemilan itu tidak menyenangkan.
"Lima tahun yang lalu wilayah Ellington yang damai tepatnya dikediaman saya dan tepat dihari ulang tahun putra saya Naren yang ke 10 tahun yang seharusnya dipenuhi suka cita berubah menjadi malapetaka. Kediaman Ellington yang diserang oleh para penyihir hitam membuat kekacauan dikediaman Ellington dan bahkan hampir membantai seluruh penghuni wilayah utara. Saya, putra mahkota, Duke Dexterville, serta para penetua lainnya sudah semaksimal mungkin melawan balik para parasit tersebut. Melawan dan melindungi adalah sesuatu yang sangat fatal didalam pertempuran karena kita harus membagi konsetrasi dan itu membuat saya lengah sehingga salah satu kelompok penyihir hitam tersebut melemparkan kutukan iblis kearah saya namun.. "
"Namun? "
Duke Killian menatap teduh wajah Aidan, mengingat tragedi tersebut membuat dada nya sesak. Kenangan kelam yang selalu menghantui dirinya.
" Kutukan yang seharusnya mengenai saya justru terkena kearah putra saya yang mencoba menolong saya disaat saya lengah"
Terlihat jelas kerutan amarah diwajah Duke Killian, urat urat yang terlihat jelas dan juga deruh nafas yang memburu. Mengingat kejadian tersebut sungguh membuat ia ingin sekali menghancurkan mereka semua.
Aidan sendiri hanya mengangguk, melihat respon dari wajah Duke Killian terlihat jelas jika ia sangat menyimpan dendam.
"Lalu bagaimana dengan nasib para penyihir hitam tersebut dan bagaimana keadaan putra anda. Bukankah ia terkena kutukan iblis lalu bagaimana bisa ia masih bisa bertahan"
Duke Killian menghela nafas berat, "putra saya bisa bertahan dari kutukan iblis itu semua berkat pertolongan dari saintest Eliana yang membuat kutukan iblis melemah sehingga nyawa putra saya tetap bisa tertolong meskipun ia harus tertidur untuk waktu yang lama dan untuk para penyihir hitam tersebut berhasil lolos namun saya tetap terus berusaha melacak keberadaan mereka dan mencari dalangnya lalu akan saya hancurkan mereka semua rata dengan tanah"
Aidan hanya mengangguk mendengar ucapan Duke Killian ia juga setuju karena darah harus dibalas dengan darah. Keduanya saling diam sembari menikmati seduhan teh yang tersaji.
[Tuan apa anda tidak ada niatan untuk membantu putra Duke Ellington dari kutukan iblis? ]
"Tidak"
Singkat, padat, tidak.
Sesuai dugaan kei tuan nya pasti akan bilang tidak.
[Jika saya memberikan imbalan apa anda mau?]
"Tergantung imbalan yang kau tawarkan, ah yah kau mempunyai hutang kepadaku kei! Aku berhasil menyelesaikan misi tempo lalu namun kau belum memberikan ku hadiah misi"
[Ah padahal saya sudah berharap anda lupa]
Sedangkan Aidan yang mendengar nya menampilkan raut datarnya menatap ular putih yang melingkar dilengan nya.
[Hehe.. Bercanda tuan, baiklah apa anda ingin membuka hadiah anda sekarang tuan]
"Tidak nanti saja"
Kei hanya mengangguk, ular putih tersebut merayap mendekati sepotong cake coklat yang tersaji dan kemudian memakannya, Aidan hanya menatap biasa namun lain hal nya dengan Duke Killian yang menatap intes sosok kei yang sedari tadi bersama Aidan.
"Apa ular putih tersebut hewan spirit anda pangeran"
Mendengar ucapan Duke Killian, Aidan yang tadinya tengah meminum teh nya seketika tersedak, Aidan menarik ekor kei sedang kan si empun yang merasakan tertarik dibagian ekornya meronta kesakitan.
"Maksud anda cacing putih ini? Oh dia bukan spirit saya. Dia hanya beban yang tak sengaja saya temukan"
Lalu dengan ringannya Aidan menghempaskan ular putih tersebut begitu saja, sedangkan kei menatap sengit tuan nya yang baru saja menyebutnya sebagai beban dan menyamakannya dengan seekor cacing!
Ingin sekali ia melilit tuan nya tersebut dan menghancurkan tulang tulangnya, enak saja ia dibilang beban secara kan jika tanpa dirinya Aidan tak akan bisa menjadi seperti sekarang! Memang majikan tak tau diuntung batin kei. Jika bukan karena perintah khusus ia tak akan mau melayani Aidan.Tbc
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
adventure || Aidan [BL]
Fantasía[Belum direvisi,malas] Typo bertebaran~ . . Tentang Aidan yang harus mengungkap rahasia hidupnya dan mencari kebenaran tentang takdirnya, membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya. Sebagai reinkarnasi dewa kehidupan mampukah Aidan me...