Pagi pagi buta Aidan sudah terbangun akibat ulah Arthur yang mendobrak pintu kamarnya dan diikuti oleh para pelayan yang membawa berbagai macam barang.
Arthur dengan tanpa perasaan mengguncang brutal tubuh Aidan hingga Aidan yang masih menikmati waktu tidurnya reflek langsung terbangun mendapatkan guncang tersebut.
"Apa yang kau lakukan Arthur! Kau ingin matii! " Aidan menatap nyalang sosok yang mengganggu waktu tidurnya yang berharga, sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah santai tanpa rasa takut sedikit pun.
"Apa liat liat! Lebih baik kau harus segera bersiap, kalian semua bantu pangeran Qiel bersiap" Arthur tidak peduli Aidan yang menatap tajam dirinya, ia tidak takut karena Aidan kalau marah tak ada seramnya, baginya Aidan adalah gumpalan daging yang lucu dan menggemaskan.
Para pelayan tersebut menyeret tubuh pangeran kecil mereka, mereka semua melakukan tugas mereka dengan sangat penuh semangat apalagi mereka dipilih khusus untuk membantu persiapan pangeran yang sangat disukai oleh Raja dan Ratu.
"Nah pangeran anda berendam lah di air hangat, kami akan mulai membantu anda membersihkan diri" Aidan menurut apa kata pelayan tersebut, mereka mulai membasuh dan menyikat lembut tubuh Aidan, memijat seluruh pergelangan tangan hingga kaki, memasangkan masker yang terbuat dari tanaman herbal dan juga ada yang menyuapi nya dengan beberapa buah sebagai pengganjal perut.
Aidan tak bisa untuk menolak, ini seperti pelayanan VVIP dan Aidan sangat menikmatinya, yah setidaknya waktu tidurnya yang sempat terganggu kini terbayar dengan pelayan yang ia dapat sekarang.
Arthur yang masih berada dikamar Aidan menatap nyalang bocah kecil yang berada diatas kasur Aidan. Iris ruby tersebut bertubrukan dengan Iris kuning keemasan milik Arthur dan mereka saling melakukan kontak mata.
Jika diilustrasikan terdapat laser yang keluar dari kedua bola mata mereka yang saling berlawanan. "Hei bocah ingusan apa yang kau lakukan dikamar Aidan! " Arthur masih menyimpan dendam dengan kairus, karena kehadiran kairus membuat perhatian Aidan berali kepada bocah tersebut dan Arthur tidak suka itu. Arthur cemburu!
Kairus mengeringai, dengan angkuhnya kairus mengangkat dahinya "tentu saja tidur dengan Aidan, ah bahkan ia selalu memelukku sepanjang kami tidur, aromanya sungguh manis" Arthur mengepalkan tangannya, wajahnya memerah menahan amarahnya, membayangkan Aidan tidur dan berpelukan dengan orang lain membuat nya tidak bisa mengontrol amarahnya.
"Dan kau mau tahu lagi, Aidan juga selalu menciumku, bibirnya sangat lembut saat ia mengecup ku, kau pasti iri kan karena tak bisa merasakannya, yahh mau bagaimana lagi hanya aku yang bisa merasakan itu semua" kairus semakin menuangkan bensin diatas kobaran api, ia sengaja mengatakan itu semua agar Arthur paham jika Aidan adalah miliknya.
Arthur yang sedang menahan gejolak emosinya seketika mereda dan Arthur bersmirk, "oh yah lalu apa kau bisa memuaskan Aidan dari pada aku? Secara tubuhku lebih besar darimu yang hanya bocah ingusan yang bermimpi untuk mendapatkan milikku, ku tebak pasti itumu masih kecil, ckck.. Bagaimana benda kecil itu akan memuaskan Aidan, pastinya Aidan akan lebih memilih bersamaku karena aku dapat memuaskan nya dan aku juga dapat memberikan kehidupan yang layak untuknya, kau bocah ingusan bisa apa" skakmat! Kairus seketika langsung terdiam, sialan ia merutuki dirinya sendiri. Andai ia bisa kembali ke ukuran bentuk normalnya sudah pasti ia akan memenggal kepala Arthur.
Kini giliran Arthur yang tersenyum puas menatap lawan nya terdiam, "kau tetaplah seorang bocah, andai kau tak dibawa oleh Aidan mka sudah pasti aku akn membuangmu kedalam hutan" Arthur menepuk kepala kairus, ia berjalan menuju Aidan yang baru selesai dengan acara mandinya.
Kairus sendiri mengepalkan tangannya dan Iris ruby tersebut menatap tajam punggung lebar Arthur. "Awas saja kau Arthur! Aku akan membalasmu! "
Tbc
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
adventure || Aidan [BL]
Fantasi[Belum direvisi,malas] Typo bertebaran~ . . Tentang Aidan yang harus mengungkap rahasia hidupnya dan mencari kebenaran tentang takdirnya, membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya. Sebagai reinkarnasi dewa kehidupan mampukah Aidan me...