"Apa kau sudah selesai Aidan"
"Yah sedikit lagi"
Aidan menatap pantulan dirinya, kini ia mengenakan pakaian berwarna putih dengan ornamen emas disetiap sisi pakaiannya.
Pakaian Aidan
Tap..
Tap..
Tap..
"Arthur ayo aku sudah siap" ucap Aidan dengan sedikit merapikan pakaian yang ia kenakan
Arthur mematung ditempat ia berdiri, ah Aidan mau memakai pakaian apapun akan tetap sempurna dan jika dilihat secara lebih dekat lagi wajah Aidan yang cantik kini semakin cantik dan juga harum manis tubuh Aidan semakin membuatnya ingin selalu menempel pada Aidan.
Aidan yang merasa tak mendapatkan sahutan pun menatap Arthur dan Aidan dapat melihat Arthur yang tengah melamun menatap dirinya.
Aidan mendengus kesal, ia berjalan mendekati Arthur dan
Plaak!
"Aduh duhh.. Duhh.. Aidan apa yang kau lakukan! Kenapa kau menampar pipiku! " Arthur tak menyangkah bahwa ia akan mendapatkan serangan dari Aidan, karena warna kulit Arthur yang putih tersebut membuat tanda telapak tangan Aidan terlihat jelas dipipi Arthur.
"Cih, siapa suruh melamun! Sudahlah ayo kita pergi sekarang atau mereka akan kelamaan menunggu! " Aidan langsung saja menyeret Arthur menuju aula pesta.
Yah karena kehebohan siang tadi yang sedikit menghambat acara yang seharusnya berjalan lancar tersebut hancur akibat ulah Aidan sendiri tentunya dan itu sebabnya raja memutuskan untuk mengadakan jamuan pesta dansa sekaligus sebagai acara debut Aidan sebagai pangeran baru kerajaan.
Kini keduanya telah berdiri di depan pintu masuk pesta dansa berada, pintu besar tersebut terbuka dengan suara lantang perajurit menyebutkan sang bintang acara.
"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA MEMASUKI RUANGAN"
"YANG MULIA PANGERAN MEMASUKI RUANGAN"
kini semua mata terfokus kepada mereka berdua, tinggi badan Arthur dan Aidan yang jauh membuat siapa saja menatap gemas kearah mereka, ada juga yang memuji kecantikan yang Aidan miliki dan tentunya ada juga yang menggunjing Aidan namun dengan suara yang pelan dan hampir tak terdengar, namun Aidan tetap dapat mendengar nya. Aidan hanya berdecak menatap para bangsawan yang penuh akan topeng tersebut.
"SALAM HORMAT KEPADA KEDUA MATAHARI MUDA KERAJAAN AMORAXE. SEMOGA CAHAYA DEWA MENYINARI JALAN ANDA"
Arthur dan Aidan hanya mengangguk kecil menanggapi salam para bangsawan tersebut, melihat sang bintang acara sudah memasuki ruangan Raja Theo akhirnya mulai mengumumkan sepata dia patah kata dan memulai acara pesta dansa tersebut.
"Dengan ini aku nyatakan pesta dansa telah dimulai, silahkan nikmati jamuan pesta yang ada" tak lama musik pesta mulai terdengar, banyak para bangsawan muda yang ingin mengajak Aidan berdansa.
"Salam kepada bintang jenius kerajaan Amoraxe, izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah Duke muda kerajaan Driston. Bastian Orion Valerions. Suatu kehormatan bagi saya jika anda menerima ajakan dansa saya, maukah anda berdansa dengan saya yang mulia pangeran" sebelum Aidan menjawab pertanyaan dari penerus muda Duke Valerions tersebut sudah ada dua pedang yang bertengger dileher nya.
Satu pedang berwarna hitam dengan ornamen naga dan satunya berwarna putih dengan ornamen matahari. Semua orang yang berada disana menahan nafas mereka melihat dua tokoh besar tersebut yang menghunus pedang mereka kearah Duke muda Valerions.
Dua tokoh besar tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Duke muda kerajaan Amoraxe yang dikenal sebagai tirani kerajaan Amoraxe Darrelion Malvinas de Dexterville dan putra mahkota Arthur Oliandro de Amoraxe.
" coba ulangi lagi perkataan mu.. " Duke muda Valerions tersebut menelan ludahnya mendengar suara penuh intimidasi Darrel, ia tak berani bergerak karena kanan dan kirinya terdapat pedang yang tajam dan dapat menebas lehernya kapan saja.
"S-saya.. T-tidakk.. Me..mengatakan a-apapun T-tuann... S-saya h-hanya salah.. Kata ma-maafkan saya yang mulia Duke yang mulia putra mahkota.. S-saya tidak akan mengganggu pangeran Qiel s-saya berjanji" Bastian tak menyangkah jika niatnya yang ingin berdekatan dengan Aidan justru hampir membawa maut baginya, Darrel dan Arthur dengan kompak nya menarik kembali pedang mereka dan menatap tajam Bastian.
Dengan tubuh gemetaran dibawah intimidasi dua monster kerajaan Amoraxe tersebut Bastian akhirnya berhasil menjauh, sebenarnya ia agak kecewa tak bisa berdansa dan memeluk tubuh Aidan namun ia masih sayang nyawanya.
"Lanjutkan pesta kalian"
Mereka semua yang tadinya menonton adegan tersebut mulai bubar dan melanjutkan pesta mereka, Darrel dan Arthur mendekati Aidan yang tengah berdiri di depan meja yang berisi beragama macam makanan manis.
Aidan Berdansala denganku/Aidan maukah kau berdansa denganku
"Uhukk! Uhuk! "
Darrel dan Arthur saling tatap, mereka berdua sedang memperebutkan siapa yang akan berdansa dengan Aidan, sedangkan Aidan yang tadinya masih meminum jus langsung tersedak dan itu menyakitkan.
"Aku yang akan berdansa dengan Aidan"
"Heh! Duke muda Dexterville itu tak mungkin terjadi karena Aidan akan berdansa denganku"
"Tidak Aidan akan berdansa dengan ku"
"Itu tidak akan mungkin terjadi karena Aidan akan memilihku sebagai pasangan dansa pertamanya"
Mereka berdua terus berdebat memperebutkan Aidan menghasilkan suara yang sedikit ribut dan itu kembali memancing para bangsawan untuk melihat kelakuan mereka.
Aidan yang merasa telinga nya memanas pun akhirnya kelepasan dan membentak mereka yang dimana berhasil membuat mereka berdua diam dan menundukkan kepala mereka merasa bersalah telah membuat Aidan marah.
"DIAMM!! "
Tbc
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
adventure || Aidan [BL]
Fantasy[Bantu promosikan cerita] . . Tentang Aidan yang harus mengungkap rahasia hidupnya dan mencari kebenaran tentang takdirnya, membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya. Sebagai reinkarnasi dewa kehidupan mampukah Aidan membalaskan dend...