Nine. Ice Cream

19.8K 1K 1
                                    

Thankyou for 100 vote!:3

Sudah 2 minggu sejak aku dan michael berpacaran. Mama,papa, dan Jonat setuju. Menurut papa, michael laki-laki yang baik. Papa bilang michael adalah tipe laki-laki yang sangat menghormati dan menjaga wanitanya. Michael juga semakin keliatan lebih perhatian ke aku.

"Dar, gak makan?" Michael tiba-tiba membuatku mengabaikan pekerjaan yang sedang kulakukan.

"Nanti aja, masih ngerjain ini. Lagian tadi pagi juga sarapannya lumayan banyak"

"Perlu aku bantu?"

"Gak usah, kamu makan aja sana"

"Oke, aku ke kantin dulu ya"

Tiba-tiba aku mematung waktu  michael mencium pipi kiriku. Astaga, apa dia gila? Ini di kelas, beruntung aja lagi sepi. Bayangan michael udah hilang, aku sempat melihatnya tersenyum lebar sambil keluar kelas.

Istirahat masih tersisa 15 menit, aku memutuskan untuk ke kantin menyusul jean dan theo.

"Dar, kok senyam senyum sendiri sih daritadi? Makan tuh nasi uduknya, kasian dia cuman lo senyumin doang daritadi" ucap theo.

Lamunanku terbuyar. Sedaritadi hanya ada bayang Michael dipikiranku. Apalagi kejadian tadi. Bener, aku nggak akan pernah melupakannya.

"Hah? Oh, gapapa kok. Lagi latian senyum aja"

"Gajelas lo. Pasti mikirin yayang lo kan?"

"Masa gua harus mikirin cowo lain?" Pertanyaan theo ada-ada saja.

"Enak ya yang udah taken, lah gue? Jomblo expired"

"Yaelah jean, cewe cantik kaya lu pasti dapet cogan. Mungkin stock nya aja yang lagi abis. Atau mungkin kevin bisa jadi cowo lu?"

"Gak mungkin dar. Kevin tuh sangat sangat high class"

"Halah, high class darimana. Semua orang disekolah ini juga high class jean"

"Terus kalo kevin sama jean, cogan gue ilang dong?" Sambung theo dengan ekspresi sedih.

Menggelikan banget, pakai pelet apasih si mahluk halus itu sampai semua kaum hawa suka sama dia? Nggak hanya murid-murid, nenek-nenek setua apapun pasti suka. Tuhan, tolong sadarkan mereka.

**

Dari sejak kejadian istirahat tadi, aku jadi nggak fokus dengan pelajaran. Aku selalu melamunkan Michael. Ah aku seneng banget.

"Darra clarence"

Mataku langsung melihat ke mata pak dave.

"Coba jelaskan yang bapak jelaskan tadi"

Oh tidak.. Aku nggak memperhatikan satupun penjelasannya. Akhirnya aku maju ke depan dan berusaha menerangkan pelajaran yang dijelaskan pak dave tadi.

Hasilnya? Sangat buruk. Seorang Darra Clarence belom pernah ngelakuin kesalahan seperti ini sampai harus dipanggil ke ruang guru. Sial.

**

"Mengapa kamu melamun sepanjang penjelasan yang saya berikan tadi?"

"Maaf pak"

Aku menunduk, nggak berani menatap mata guru singa itu.

"Apa yang kamu lamunkan?"

Apa aku harus jujur?

"Seseorang pak"

"Michael?"

Aku mengangguk pelan.

"Bapak memang tidak melarangmu pacaran, itu urusanmu. Tapi kamu tidak boleh mengabaikan pelajaranmu. Tugas utama kamu adalah belajar, bukan berpacaran. Jadi jika sampai nilai mu menurun karena hubungan mu ini, bapak tidak segan-segan menyuruh kalian putus"

Putus? Hey! Nggak segampang itu kali. Aku emang salah. Seharusnya aku emang memperhatikan penjelasan pak dave tadi. Huft, gara-gara Michael sih.

"Saya mengerti pak, maafkan kesalahan saya pak"

"Baiklah, saya memaafkan kamu. Sekarang kamu boleh keluar"

"Terima kasih pak, selamat siang"

Aku kaget ketika Michael muncul didepan pintu kantor guru.

Dia menatap ku khawatir. "Kok mukanya kusut gitu? Pak dave ngomong apa sama kamu?"

Aku tersenyum, supaya Michael nggak perlu repot mengkhawatirkan ku.

"Aku memang salah, seharusnya aku nggak melamun tadi"

"Jika itu karena aku, maaf ya"

Hey, apa dia bisa membaca pikiranku?

Aku hanya diam sambil berjalan di koridor menuju parkiran.

"Aku traktir es krim ya, senyum dong biar cantik"

Aku tersenyum, dia selalu aja membuatku tersenyum. Sikap perhatiannya, sikap protective nya, sikap manisnya, semuanya membuatku tersenyum. Bahkan melihat wajah datarnya aja bisa membuatku tersenyum lebar.

Michael mengajakku ke taman di dekat rumahku. Es krim yang dijual disana emang enak banget. 

"Kamu mau rasa apa?" tanya Michael.

"cokelat"

Michael membeli rasa es krim yang sama denganku. Kami duduk di bangku taman sambil melihat anak-anak kecil bermain ditaman.

Tiba-tiba aku mendengar suara keributan, aku yakin michael juga mendengarnya. Karena penasaran, akhirnya kami memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. 

Aku melihat seseorang yang sangat ku kenali terjatuh ke tanah karena pukulan lawannya. 

Kevin?

Author's POV

Kevin?

Darra awalnya nggak peduli sama kevin, tapi seorang darra nggak mungkin biarin seseorang yang lagi digebukin gitu. Kedua sudut bibir kevin terluka, pipinya memar-memar, ah pokoknya kacau.

"Jangan pernah ganggu gue lagi" ucap cowo yang memukuli kevin.

Kevin cuma terduduk pasrah di tanah dengan keadaan kacau.
Banyak pertanyaan mulai muncul dikepala darra.

Siapa cowok tadi? Kok berantem sama kevin? Kok berantemnya di sini?

Darra segera menghampiri Kevin yang mau bangkit berdiri, mengulurkan tangannya untuk membantu kevin berdiri. Tapi kevin menepis tangannya dengan kasar "Gak usah sok baik"

"Masih untung ada yang mau nolongin lo" balas Michael. Kevin menatap keduanya dengan tatapan mengejek.

"Gue gak minta pertolongan lo" Kevin langsung pergi meninggalkan mereka.

"Tunggu!" Darra segera menghampiri Kevin yang terhenti.

"Biar gue obatin luka lu"

Kevin enggak mempedulikan omongan darra, dia langsung menaiki motornya dan mengebut.

"Lain kali kamu enggak usah nolongin bajingan kayak dia"

Darra mengangguk "Iya"

***

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang