FourtyEight. It's Over.

14.5K 615 26
                                    

Sorry barusan gua unpublish gara2 error-_- Sorry ya klo alurnya rada2 ga jelas.

----

"Dar! Kebuka!" Teriak kevin girang sambil memegang linggis yang digunakan buat membuka pintu itu.

"Yaampun, akhirnya kebuka. Yah tangan lu makin parah kev" ujar darra waktu melihat darah di tangan kevin nggak juga berhenti mengalir.

"Yang penting kita bisa keluar" balas kevin dengan senyuman.

Darra langsung memeluk kevin erat, "makasih ya"

"Sama-sama, ayo kita pergi" kevin langsung menggandeng tangan darra, tangan sebelahnya masih memegang linggis buat pertahanan diri.

"Eh, mau kabur?" Tanya seseorang penculik yang berbeda dengan penculik yang kemarin.

Kevin langsung melempar linggis itu sampai menancap di dada penculik itu. Dia tewas seketika.

Darra langsung mengeratkan genggaman tangannya. Dia takut.

"It's okay" ujar kevin menenangkan darra.

Akhirnya mereka berhasil keluar dari sana setelah kevin menghajar beberapa orang lagi. Kabar buruknya, mereka sekarang berada di hutan yang luas banget. Nggak ada pilihan lain selain berjalan sampe mereka menemukan kota.

**

"Kev, itu ada telpon umum!" Teriak darra waktu mereka berjalan kaki mendekati sebuah jalan raya.

Mereka langsung berjalan cepat menuju telepon umum itu. Kevin langsung menekan nomor jonat yang disebutkan oleh darra.

"Halo?"

"Halo bro"

"BRO! LO DIMANA? DARRA DIMANA? KITA BERDUA NYARIIN LO TAU NGGAK?"

"Santai dong, gue sama darra.. eh ini dimana gue nggak tau" balas kevin sambil melihat ke sekitarnya.

"Kalian berdua ngapain? Ini hari pernikahan lo, bodoh!"

"KITA DICULIK! SEKARANG LO KESINI"

"Hah? Diculik? Yaudah lo dimana? Kalian baik-baik aja kan?"

"Darra.. ah, kita di daerah puncak, jalan mawar biru" balas kevin ketika darra memberitahu alamatnya.

"Oke, kalian tunggu ya. Gue sama temen-temen otw. Ini gue bawa polisi juga"

"Oke"

Tiba-tiba seorang pria berlari mengejar mereka, "jangan lari! Sini lo!"

Kevin dan darra langsung berlari, ntah ke arah mana. Yang terpenting adalah menjauh dari pria itu.

Mereka terus berlari dan berlari tanpa tujuan. Mereka juga nggak sadar udah berapa lama berlari.

"Kev, gua capek. Kita istirahat dulu ya?" Ujar darra sambil mengatur napasnya.

Kevin memandangnya nggak tega. Keringatnya bercucuran, rambutnya berantakan, seluruh tubuhnya kotor.

"Tapi nanti mereka ngejar kita"

"Gua capek"

"Sini naik" kevin langsung berjongkok untuk menggendong darra.

"Nggak, lu juga capek kan?"

"Tapi ini lebih baik daripada di tangkep sama mereka dar"

Akhirnya darra digendong kevin. Tangannya melingkar di leher kevin. Mereka kembali meneruskan perjalanan mereka tanpa tujuan.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang