"Dar, lo ikut ga?"
Darra masih diam berpikir. Dia ingin sekali menjenguk kevin, tapi..
"Woi, bengong aja lo"
"Ha?"
James menyentil dahi darra, "lo kenapa sih? Ikut tinggal ikut, kagak ya kagak"
"Ah gua mau, tapi-"
"Ah dasar cewe, apa-apa dibikin ribet"
"JAMES! GABOLEH GITU YA! DARRA TUH LAGI GALAU TAU! JAHAT BANGET SIH JADI COWO" theo langsung menyubit lengan james dengan kencang, sangat sangat kencang. Sampe ada bekasnya biru.
"Ih sakit beb! Jangan marah kek"
Theo langsung mengelus bahu darra "dar, ikut aja yok. Kan lo jenguk dia sebagai temen aja. Kalo macem-macem ntar lo kena batunya"
Darra mengangguk lemah, akhirmya dia ikut jengukin kevin bersama theo dkk.
Sesampainya disana mereka langsung berjalan ke kamar kevin, darra berjalan paling belakang. Begitu sampai, mereka semua mengintip melalui kaca yang ada dipintu. Kevin masih terbaring nggak berdaya disana. Disebelahnya ada sam yang tertidur sambil duduk.
James mengetok pintu. Sam membuka kan pintu "eh ada kalian. Kok nggak bilang mau dateng?"
Jean tersenyum "iya kita lupa, kita cuma bisa inget kevin doang"
"Haha yaudah masuk aja sini"
Mereka berbincang. Satu persatu dari mereka memperhatikan darra yang terlihat layu.
Jason memakan apel yang ada dimeja. "Jadi kejadian gimana? Kok bisa kevin gini?"
"Waktu itu gue lagi sendirian jalan kaki mau pulang. Tiba-tiba ada preman mau ambil tas gue dan.... ya kalian taulah pasti. Tas gue sempet direbut mreka, terus kancing baju gue juga udah dicopot dua. Tiba-tiba kevin hajar mereka satu-satu. Pas kevin hadap ke gue,tiba-tiba dia ditusuk dari belakang"
Airmata sam menetes. Jean dan theo menenangkannya. Darra hanya memandang mereka tanpa bersuara. Apalagi yang bisa diperbuatnya?
"Jagain dia baik-baik ya sam" tiba-tiba darra bersuara.
"Iya pastilah, gue nggak mau calon SUAMI gue kenapa-kenapa hiks hiks"
Semuanya langsung melotot.
"SUAMI?"
Sam mengangguk. "Iya, kita kan dijodohin. Ya emang perjodohan sih, tapi menurut kita sih fine-fine aja. Kebetulan kevinnya juga lagi nggak punya pacar. Ya gitu deh"
Mereka langsung melirik darra dengan hati-hati. Darra menunduk, mukanya memanas.
James langsung mengubah topik pembicaraan. "Oh iya,kita nggak bisa lama-lama disini sam. Besok kan masih ujian, salam buat om tante deh ya"
Jean mengangguk. "Iya bener, eh lo anterin kita sampe kebawah dong, kita bingung banget tau cari lift nya"
"Oh yaudah, ayok deh"
Diam-diam theo mengambil handphone darra dan meletakkannya dibalik bantal sofa. Lalu mereka keluar dari kamar.
Waktu mereka baru mau turun ke lobby bawah, tiba-tiba darra berhenti. "Eh bentar, handphone gua ketinggalan kayaknya"
Sam tersenyum palsu. "Oh yaudah, mau gue ambilin?"
Darra menggeleng, dia sepertinya tau kalo ini ulah teman-temannya. Dia nggak mau melewatkan kesempatan. "Gua hafal kok sekarang"
Karena pintu lift ditutup, sam nggak kesampaian mengejar darra. Teman-teman darra juga sedikit menahannya.
Darra sampai didepan kamar kevin. Jantung berdegup kencang. Dia membuka pintu dan duduk disebelah ranjang kevin. Rambut kevin dielusnya pelan. Lalu dia mencium pipi kevin, "cepet sadar ya. Kalo lu sakit, nanti yang nyakitin gua siapa?" Matanya mulai berkaca-kaca. "Gua kangen sama tampang dingin lu, tampang sombong lu, kata-kata kasar lu. Gua kangen sama lu kev" tangisannya mulai pecah. Tangannya menggenggam tangan kevin. "Lu harus hidup. Biar lu bisa nyakitin gua. Lu seneng kan kalo bikin gua menderita? Makanya lu harus hidup biar lu hidup bahagia kev"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight
Teen Fictionwell,siapa yang tidak mengenal dia? Semua murid perempuan di sekolah,banyak guru kami atau siapapun yang berjenis kelamin perempuan sangat terpesona dengannya. Satu-satunya yang tidak tertarik dengannya hanyalah aku,dan tentu saja para murid laki-la...