TwentyNine. Coma.

13.1K 661 6
                                    

Papa darra mencium kening darra, "Goodluck ya kakak, jangan ceroboh ngerjain soalnya. Yang teliti"

Darra tersenyum. "Iya pa, selaw"

Dia langsung bergegas ke motor jonat dan pergi kesekolah bersama adiknya itu. Sesampainya disana, darra berjalan ke ruang ujiannya. Dia nggak seruangan sama kevin, karena nomor absen mereka berjaran cukup jauh.

Darra duduk didepan bangku yang ada didepan ruang ujiannya sambil menunggu bel masuk. Dia mengeluarkan bukunya dan mulai mengulang yang udah dipelajarinya. Tiba-tiba bahunya ditepuk seseorang.

"Hai dar, goodluck ya un nya"

"Hm, lo juga ya"

Darra kembali membaca bukunya tanpa mempedulikan michael lagi. Dia mulai mengulang materi yang dipelajarinya satu-satu. Tiba-tiba handphonenya bergetar. Dia langsung mengambilnya dari kantong baju dan melihat notification LINE, ada pesan dari kevin.

"Goodluck, don't forget to smile"

Darra langsung mencari sosok itu. Terlihat kevin sedang tersenyum tipis kepadanya. Begitu melihat kevin, dia langsung membuang muka.

Cih, yang benar aja.

Nggak lama kemudian ujian dimulai. Darra mengerjakan soal dengan lancar. Setelah selesai, darra menunggu bel tanda selesai. Sekitar 20 menit, bel pulang berbunyi. Darra mengumpulkan jawaban dan mengambil tasnya.

"Eh gila dar, gue nggak tau apa-apa sumpah. Soal biadab tuh. YaTuhan gimana nih kalo gue nggak lulus?

Darra tersenyum ke sahabatnya itu. "Jean, lu pasti lulus kok. Lu kan pinter, masa nggak lulus?"

"Ih tapi ini tuh bener-bener susah"

Darra terkekeh, "positive thinking aja jean. Eh gua duluan ya, babay"

Dia langsung melangkah melewati koridor.

"Dar"

Darra langsung menoleh, mencari sumber suara. Akhirnya dia menemukan samantha di lorong dekat perpustakaan yang sepi lalu langsung berjalan kearah samantha.

"Kenapa?"

Sam langsung menunjukan sebuah pesan. Pesan itu adalah pesan kevin buat darra tadi pagi.

"Ini apa?"

Darra mengendikan bahu. "Tadi pagi dia emang ngomong gitu, tapi cuman gua read aja"

"Jangan boong ya"

Darra langsung menaikan alisnya sebelah. "Lah ngapain gua boong? Nih liat sendiri kalo ga percaya" dia menyodorkan handphonenya ke sam.

"Hah. Sampe gue liat cowo gue Line lo lagi, lo bakal tau akibatnya"

"Yaelah, masalah gitu doang lu besar-besarin? Gua juga udah nggaada perasaan kok sama kevin. Childish banget ya lu, jagain kevin baik-baik deh ya"

Samantha langsung menarik kerah baju darra, "jangan macem-macem sama gue. Tau apa lo soal kevin? Kalo lo tau kevin nggak suka sikap childish, kenapa dia putusin lo? Aduh udah deh, jangan banyak gaya lo"

"Mungkin kalian berdua emang cocok, sama-sama busuk"

Satu tamparan keras menghampiri pipi darra. "Jaga mulut sampah lo, dasar rakyat jelata"

Darra tersenyum meledek ke sam yang telah berjalan meninggalkannya.

Masih ada ya ternyata orang kayak gitu. Ngerepotin hidup orang aja

**

Samantha's POV

Hmmm.. kayaknya nongkrong dicafe sama kevin enak nih. Gue langsung ambil handphone di tas lalu ngetik pesan.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang