ThirtyTwo. Graduation.

13K 663 9
                                    

Darra berjalan dikoridor waktu dia melihat kelasnya didatangi banyak sekali orang. Dia langsung mempercepat langkahnya dan melihat ke dalam sana. Ternyata ada Kevin. Dia langsung masuk kesana.

"Darra clarence, dimana dia? Kenapa belum dateng?" Bentaknya. Sam ada disebelahnya dan memasang senyum kemenangan.

"Gua disini. Ada apa?"

"Ikut ke meeting room sekarang juga" ucapnya datar tapi dingin.

Darra langsung mengikuti langkah kevin menuju ruang meeting. Hatinya nggak tenang, dia berulang kali berpikir 'apa yang gua lakuin?' Dia mencoba mengingat kalau dia nggak ngelakuin sesuatu yang buruk.

Sesampai disana, ada kepala sekolah, 2 guru, dan 2 orang tua. Darra langsung panik. Feelingnya mengatakan kalau dia udah ngelakuin sesuatu yang buruk, karena kevin dan samantha juga ikut masuk kesana.

"Selamat pagi darra, silahkan duduk"

Dengan gugup darra duduk disalah satu kursi yang kosong, berhadapan dengan kepala sekolah. Kedua orang tua disana menatapnya dengan benci.

"Ada apa bu?"

"Saya mendapat laporan bahwa kamu melakukan kekerasan terhadap Samantha, betul?"

DEG

Masalah baru. Lagi. Darra merasa hidupnya nggak akan bahagia lagi. Hampir setiap hari ada masalah baru yang dia hadapin.

"Darra, mengapa diam?"

"Saya memang melakukannya, tapi saya melakukannya karena dia telah menghina orang tua saya"

"Sayang sekali yang kamu katakan belum ada buktinya. Saya hanya punya bukti tindakan kamu terhadap samantha. Saya juga punya saksinya disini"

"Tapi saya tidak akan melakukannya jika samantha tidak menghina orang tua saya. Kali ini dia benar-benar keterlaluan"

"Jangan alasan ya kamu! Udah kelihatan disitu kalau samantha baik-baik aja. Kamu yang nampar dia duluan kan?"

"Saya berkata jujur bu! Saya tau, sejelas apapun kenyataan kalo saya tidak bersalah, ibu akan tetap menghukum saya kan? Sekarang saya berkata jujur. Samantha menghina orang tua saya, karena itu saya menamparnya. Saya tau saya salah, tapi tidak seharusnya ibu membela samantha hanya karena ingin mempertahankan jabatan!"

"DARRA! JAGA MULUT MU!" Salah satu guru langsung membentak darra.

Darra terdiam. Dia tau, sekeras apapun dia menyangkal tetap saja kepala sekolah itu akan berada di pihak orang tua samantha. Sekarang dia hanya bisa menyiapkan diri untuk menerima hukuman.

"Sekarang, kita dengar dari saksi. Bagaimana kevin?"

"Saya melihat semuanya, mulai dari samantha berbicara dengan biasa sampai darra menamparnya tanpa sebab"

Darra tersenyum heran, gimana bisa kevin lakuin hal sehina itu? Oh please, darra jadi sedikit ilfeel.

**

"OH MY GOSH. SKORSING 4 HARI?"

Darra mengangguk cuek. Dia nggak peduli lagi sama hukumannya, yang penting dia nggak di keluarin. Karena dengan cara apapun dia ngelawan, akhirnya keluarganya yang menjadi sasaran.

"Kok bisa sih? Gila ya, sumpah gue bener-bener udah muak liat muka tu cewe. Gue yakin dar, kevin bakal bela lo. Tapi posisinya udah beda sekarang. Dia nggak bisa apa-apa"

"Udahlah, bahas ini nggak bakal ada habisnya. Lo stay strong aja dar. Lo disini nggak lama lagi kok. Nggak usah dipikirin, cuman skorsing doang" sela Theo yang menghampiri darra dan jean.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang