[Chapter 5] Murder Incidents

908 147 29
                                    

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😻

.
»»»»»

Sudah pagi lagi. (Name) bangun pagi-pagi buat bantuin Kie di dapur. Dia gak begitu jago masak, jadi nawarin diri buat motong-motong bahan dan nyiapin alat makan.

Skill motong (Name) udah gausah diragukan lagi, dia bersertifikasi. Diajar langsung oleh ahlinya (Sukuna).

Mama Kamado tak mau membuatnya bekerja terlalu keras, apalagi karena lukanya belum sembuh betul. Tapi (Name) ngeles kalau duduk diam gak ngapa-ngapain malah bikin tubuhnya jadi sakit.

Yaudah deh dia dapat persetujuan dengan berat hati. Bahkan kemarin sore dia ikut Tanjirou -yang udah pulang- pergi nebang pohon buat dibikin jadi arang. Pemuda itu sampai menganga liat (Name) yang entah tenaga dari mana bisa menumbangkan pohon gede pake dua ayunan kapak aja.

Dan komentarnya mbak (Name) cuma:
“Alah biasa ini.”

Meanwhile batinnya: ‘Ini mah harusnya sekali ayun beres

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meanwhile batinnya: ‘Ini mah harusnya sekali ayun beres. Apa aku melemah ya😨😱’

Dia panik beneran sih. Dari awal sadar (dua hari yang lalu) (Name) merasa tubuhnya tak sebugar di dunianya dulu. Buset, settingan raga kesannya kek kena reset data pabrik ajh.

Fisiknya pun terlihat lebih pendek dari yang diingatnya. Untungnya dia sudah pernah khatam buku ‘1001 Cara Mengetahui Umur Orang Lain Tanpa Bertanya Langsung Dijamin Akurat’, nah menurut buku sakti itu, (Name) seumuran sama Tanjirou (13 tahun).

“Gaoaoa aku gaoaoa. Justru yang ini lebih nyaman soalnya terasa seperti tubuh sendiri.”
Ya iyalah mbak tubuh sendiri, masa pinjam punya orang.

Hari ini menjelang tahun baru, Tanjirou berangkat menjual arang lagi. Lumayan kemaren (Name) bantu dia bikin banyak arang, jadi sekalian aja dijual semua.

Sementara Kie ngasih wejangan ke putra sulungnya soal hawa dingin dan sebagainya, Mbak (Name) selonjoran di teras rumah seraya nyemil ubi rebus.

Sebelum beranjak pergi, Tanjirou mengirim lambaian singkat ke arah sang nona. Gadis itu balas melambai semangat dan membisikkan kata selamat jalan.

-Skip ke malam harinya-

(Name) nongkrong di engawa samping rumah dengan alasan nunggu kepulangan Tanjirou. Mama Kamado minta dia buat masuk aja karena kondisi sudah larut malam.

Pemilik surai pink ini kalau ada mau gak bisa diganggu gugat. Jadi dia nawar lagi, “Hanya sebentar, Kie-san. Aku akan masuk setelah mengantuk.”

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang