[Chapter 14] Rest & Rewards

806 148 22
                                    

Chapter yg ini masih selow, soalnya saya suka momen sederhana yang dibagikan di masa tenang🤗🤗

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😉


»»»»»

Perayaan kecil-kecilan mereka yang berkesan telah usai. Kali ini waktunya potong rambut ges.

‘Karena saya udah wareg, saatnya potong rambut😋☝️’
Iya mbak serah lu dah.

Menyampirkan kain putih polos di atas lapisan kimono sang rekan, (Name) mengawali kegiatan dengan senandung, “Siap, ‘kan? Siap ya~”

Tanjirou cuma ngangguk aja. Udah pasrah dia, cewe itu kalau udah ada mau gabisa digugat lagi.

Tadinya, gadis itu mengutarakan keinginan buat potong rambut. Soalnya punya dia udah mengalir sepanjang punggung, terlalu repot kalau harus dikuncir terus.

Tanjirou, dia punya niat yang sama. Karena itu, (Name) menawarkan (memaksakan) jasanya untuk memotong rambut sang rekan. Iyain aja udah, dari pada ribut, nanti pelatih mereka ikutan repot👺👊

Jemari lentik menyisir helaian burgundy milik pemuda beranting hanafuda. “Tanjirou. Asli, rambutmu sangat lembut!” ungkapnya blak-blakan.

Lawan bicaranya merona tipis, “A-ah, terima kasih, (Name)-chan. Aku yakin punyamu jauh lebih lembut.”

Tersadar akan ucapannya, Tanjirou buru-buru meralat, “Eh, maksudku bukan begitu! Ano-”

(Name) tergelak, setengah terhibur menyaksikan reaksi kacau partnernya. “Kau akan tahu sendiri nanti.” Tuturannya dihadiahi lirikan bertanya.

“Yah, kau akan membantu memotong rambutku juga, ‘kan?”

Tanjirou ber-oh ria, lantas mengangguk setuju. “Tentu saja,” jawabnya.

Sang nona terus menelusuri rambut gradien merah tua, sebelum memotongnya helai demi helai. Tidak dia sadari, afeksi sederhana itu menjalarkan sensasi hangat dalam hati mereka.

Di seberang ruangan, Urokodaki menyiapkan dua pakaian untuk dikenakan muridnya pada Seleksi Akhir. Dilipatnya kain bertekstur lembut itu dengan rapi, tak meninggalkan sekelumit kerutan pun. Sama dengan miliknya, pakaian ini berupa kimono jinbei berwarna biru langit dengan motif awan putih.

Ne, Tanjirou, (Name),” suaranya memecah keheningan yang damai.

(Name) memutar tubuh Tanjirou untuk menghadap Urokodaki, sementara dirinya tetap fokus pada sisi kepala sang tuan yang helaian merah tuanya belum terpotong. Memasang telinga baik-baik, dia siap nimbrung kalau diperlukan😌👌

 Memasang telinga baik-baik, dia siap nimbrung kalau diperlukan😌👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris merah tua menatap dengan penuh perhatian. “Ha’i?”

“Apa nabe-nya enak?” Urokodaki melempar tanya, suara tenangnya mengalir lembut.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang