[Chapter 32] Yajirushi Oni

522 81 118
                                    

Warning! Ini chapter terpanjang yg pernah saya tulis, jadi semoga ngga bosen, juga mohon bacanya pelan-pelan aja yah😌👌

Dan juga seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya👍

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»

Kini, sang luna tengah bertakhta di singgasananya yang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, sang luna tengah bertakhta di singgasananya yang tinggi. Meski demikian, pendarnya masih gagal menerangi dirgantara yang dilingkupi tabir gelap.

Keberadaan gumpalan awan tebal menambah suasana temaram. Menyusuri muka kediaman, gadis Kisatsutai memicingkan netra yang menyaingi keindahan permata ruby.

(Name) terus memacu tungkainya, lantas mengerem tepat di antara susunan pepohonan rimbun. Kepala bermahkota merah muda mendongak, sukses menangkap wujud iblis incaran.

Sosok itu nangkring di salah satu dahan pohon, tak jauh dari posisi (Name). Yajirushi Oni menjelma sebagai seorang pemuda bertubuh rata-rata dengan kulit pucat keabu-abuan.

Rambut hitamnya dipangkas pendek, sementara dua matanya tersembunyi di balik kelopak mata yang menutup rapat. Iblis Panah -Yahaba- mengenakan kimono hijau zaitun polos, obi cokelat, juga haori abu-abu gelap. Garis-garis hijau membentang dari bahu hingga pergelangan tangannya.

“Wah, banh. Ngapain nangkring di atas sana?” (Name) bertanya iseng.

“Kesian amat nongkrong sendirian, jones yak?” sambungnya, full ngece. Bibir merah mudanya mengukir seringai main-main.

Sosok Yajirushi Oni tersentak kecil. Iblis itu membalikkan tubuh, hingga sang nona dapat menyaksikan penampilan penuhnya.

Iblis Panah nampak mengenakan kalung akoya dari mutiara biru besar. Namun, bukan itu yang memicu keterkejutan anak gadisnya Bapak Una.

‘Buseeettt! Matanya di tangan euy!!’

Yaakk, rill cuy, no fek fek itu 👍✨

Lagi-lagi (Name) mengabaikan fakta kalau bapaknya sendiri bisa menumbuhkan mata dan mulut, di bagian tubuh mana pun 🙂

Senyuman liciknya luntur, auto salfok sama sepasang mata oranye pucat di telapak tangan belis lanang. Tiap-tiap iris dihiasi tanda panah merah yang menghadap ke atas, plus sklera hijau tua yang bersinar.

Tanpa basa-basi, pemilik helaian pink salmon menghunus katana, lantas menebas batang pohon spot angkringan si belis.

Srrrkkk... Brughh!

Debuman keras tercipta dari pohon yang membentur tanah. Imbasnya, sekumpulan debu beterbangan mengotori udara malam.

“Jangan membuat debu jadi bertebaran.” Pria oni buka suara, seraya menapaki tanah dengan anggun.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang